#Tentang Logan : Kisah Soyeon

298 38 0
                                    

Selamat membaca:)
.
.

"Maaf menunggu terlalu lama, tadi persediaan gula saya sempat habis. Jadi saya pergi ke minimarket terdekat sebentar"

"Iya gapapa Soyeon-ssi, kami ditemani oleh Miyeon tadi"

"Ah! Ya, Miyeon sangat senang bertemu dengan orang baru. Sebenarnya hal itu juga membuat saya was-was"

"Iya, sekarang marak juga penculikan anak kecil. Wajar kita harus selalu waspada"

"Betul sekali"

"Oh ya.. tadi saya sempat menanyakan pekerjaan anda kepada Miyeon. Katanya anda berjualan makanan apakah benar?"

"Hahaha iya.. saya berjualan makanan walaupun kadang saya harus mencari tambahan karena saya memiliki seorang bayi"

"Maaf bila menyinggung, mengenai suami anda?"

"Suami saya baru saja meninggal dunia 6 bulan lalu. Anda tau peristiwa kebakaran hebat yang menewaskan beberapa pemadam kebakaran itu kan? Suami saya bekerja sebagai pemadam kebakaran dulunya"

"Astaga.. maaf membuat anda harus mengingat kejadian sedih tersebut"

"Tidak apa.. hah... Waktu itu usia Sua masih berusia 4 bulan dan itu adalah momen terberat bagi saya. Sempat saya berpikir untuk mengakhiri hidup ini, tetapi melihat wajah anak - anak saya setiap malam membuat saya bertambah kuat karena ada 5 nyawa yang bergantung pada saya saat ini.

Dulu saat mengucap janji pernikahan, kami sepakat untuk bertahan dalam segala kondisi. Dari awal saya sudah mengetahui resiko menjadi istri dari seorang pemadam kebakaran. Oleh karena itu, kalau saya mengakhiri hidup ini rasa bersalah pada suami saya tak terelakkan"

"Rasa bersalah?"

"Ya, kalau saya melanjutkan untuk mengakhiri hidup saya maka sama saja dengan saya menelantarkan buah hati kami. Mereka masih belia dan belum mengetahui kekejaman dunia. Jika kami berdua pergi siapa yang akan menuntun mereka. Saya terlahir sebagai yatim piatu, sedangkan suami saya adalah anak tunggal yang tinggal memiliki ayah. Namun, ayah mertua saya meninggal 5 tahun silam. Tidak ada sanak keluarga terdekat yang bisa dimintai tolong bukan?"

"Anda sungguh kuat dan tegar selama ini"

"Ya! Kembali lagi saya mendapat segala kekuatan dari anak-anak saya"

Sejenak Selena dan Soyeon melihat ke halaman dimana ada Hina dan ke-empat anaknya sedang bermain. Kemudian Selena menoleh ke arah Soyeon, melihat pandangan matanya yang mengeluarkan berbagai emosi.

"Anda sangat mencintai suami anda?"

"Ya, saya tidak punya siapa-siapa di dunia ini dan dia hadir bagaikan angin segar dalam kehidupan saya. Saya tidak mau membuatnya kecewa"

"Seperti apa sosok suami anda?"

"Dia orang yang gigih, tidak mudah menyerah, selalu menolong sesama, dan ceria. Bertolak belakang dengan saya yang serius tetapi terkadang pasrah dengan keadaan. Kata orang akan lebih mudah jika kita memiliki pasangan dengan sifat yang tidak jauh berbeda, lantas bukankah pasangan ada untuk saling melengkapi?

Oh ya.. bagaimana dengan dirimu apakah sudah memiliki pasangan?"

"Saya? Belum atau mungkin tidak akan punya.... Entahlah, saya takut dan punya pengalaman buruk tentang cinta seperti itu"

"Setiap orang wajar punya pandangan dan rasa trauma masing-masing. Saya menghargai hal itu"

"Apakah Soyeon-ssi berpikiran untuk memulai suatu hubungan yang baru kembali?"

"Saya tidak bisa mengatakan dengan jelas ya atau tidak karena masa depan punya kisahnya sendiri. Untuk saat ini, saya belum ingin karena rasa cinta saya pada mendiang suami sangat besar. Akan tetapi, rasa cinta itu bisa datang dan pergi tanpa dicegah. Saya tidak menolak hati saya jika ada yang datang. Saya hanya kembali pada realita saja"

"Eomma tadi Yuqi jatuh dan lututnya berdarah" ucap Jisoo dengan tergesa dan raut khawatir yang tergambar jelas. Belum beranjak dari duduknya terdengar suara tangis bayi dari dalam rumah.

"Selena-ssi bisakah kamu membantu saya untuk menenangkan Sua?"

"Ah! Saya tidak punya pengalaman dengan bayi, tapi saya mungkin bisa membantu menangani Yuqi"

"Baiklah, kalau gitu saya ke dalam dulu.

Jisoo antarkan Selena Unnie ke halaman ya, jangan lupa beritahu letak kotak P3K milik kita ada dimana" perintah sang ibu dan diangguki cepat oleh Jisoo

"Ayo unnie"

Selena segera mengobati luka Yuqi. Ia bergabung di halaman bersama Hina yang terlihat sedang menenangkan Yuqi dan pasangan kakak-adik lainnya. Setelah mengobati mereka memutuskan untuk menyudahi acara bermainnya dan masuk ke dalam rumah.

"Apakah Yuqi sudah baik-baik saja?"

"Masih terasa perih eomma"

"Tahan ya nak, Yuqi kuat kan? Obatnya sedang berusaha menyembuhkan luka Yuqi seperti magic yang kalian lihat di tv"

"Iya eomma"

Anak-anak sudah merasa tenang, bahkan Sua terlihat anteng dipelukan sang ibu. Selena dan Hina menatap kagum akan Soyeon. Ia seorang ibu yang baik, dan bijak. Tak terasa hari berganti malam. Soyeon mengajak Selena dan Hina untuk makan malam bersama keluarga mereka dan dengan senang hati di-iya-kan oleh keduanya.

"Saya mengucapkan banyak terimakasih untuk hari ini Soyeon-ssi" ucap Selena sebelum pamit untuk pulang

"Ya, sama-sama saya harap informasi dari saya dapat membantu kamu menemukan sebuah ide untuk novel yang dibicarakan sebelumnya.

Saya juga berharap kamu dapat menemukan pasangan baik yang mengerti kamu di masa depan. Bagaimanapun manusia adalah mahkluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain bukan? Akan saya selalu doakan"

"Saya ucapkan terimakasih lagi, saya dan Hina pamit dulu. Saya akan berkunjung lagi kemari jika ada waktu dan berbincang lebih banyak lagi dengan anda! Kami pamit ya"

"Hati-hati unnie, aku tunggu kunjungan unnie selanjutnya ya hehe" ujar Miyeon

"Dadah unnie" teriak ketiga saudarinya

Di dalam mobil perbincangan keduanya berlanjut

"Gimana? Udah dapet inspirasi?"

"Ya, tentu saja"

"Sekarang kamu mulai percaya bahwa cinta yang tulus itu ada kan?"

"Hmm... Setidaknya aku berharap jika Soyeon-ssi menjalin hubungan kembali, ia dipertemukan dengan lelaki baik-baik"
.
.

To be continued

Please! Be my Daddy Where stories live. Discover now