24. Setelahnya

78 9 2
                                    

Cr pict : Alyce

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cr pict : Alyce
.
.
.
.
.
........................................................................

Seluruh rangkaian acara telah selesai, waktu juga sudah menunjukkan tengah malam. Semua hadirin telah bergegas untuk pergi termasuk sahabat Hana dan Dana, lalu bagaimana dengan dua sejoli yang sedang dimabuk asmara ini? Jelas mereka akan menikmati malam pertama mereka. Renandra sudah pulang sendirian, karena tidak mungkin ia mengajak pulang Adel sedangkan ada kakaknya yang sangat sangar disampingnya. Di sisi lain Amar benar-benar menghemat energinya dengan mengurangi pembicaraan dengan siapapun, Adel yang sudah faham betul dengan Amar pun memahami jika ada yang sedang tidak benar dengan sahabatnya ini

"Mar, balik sama gw ya? Kak Hanif bawa Mobil kok nanti nginep di apart gw aja" Tawar Adel kepada Amar

"Gausah deh, aku udah dijemput Fikri kok" Tolak Amar dengan nada rendah, iya Amar bukan tipe manusia yang menggunakan semua manusia yang ditemuinya sebagai Bahan melupakan emosi, justru Amar sebaliknya Amar lebih memilih berbicara dengan rendah dan sangat lembut kepada siapapun yang ada dihadapannya saat sedang marah

"Mar, gw bisa jelasin" Hanif tiba-tiba berlari setelah mengetahui keberadaan Amar dan adel

"Gausah kak, aku pulang dulu. Pamit ya del. Assalamualaikum" Ucap Amar sambil berjalan meninggalkan kakak beradik itu tanpa menoleh kebelakang sedikit pun

"Waalaikumussalam" Ucap Hanif dan adel bersamaan

"Jelasin apa bang?" Adel bingung namun mulai menangkap jika Amar marah karena perlakuan abangnya

"Oh bukan apa apa" Hanif menjawab tanpa melihat Adel dengan tatapannya yang fokus melihat Amar yang kian lama tak terlihat

"Bang, masalah Amar masalah Adel juga" Adel tersentak dan menarik lengan Hanif refleks

"Adel diem bentar bisa?" Hanif yang terkenal sangat penyabar kepada adiknya pun akhirnya meluapkan emosinya. Entah apa yang ada difikirannya sekarang, fikirannya terasa buntu tidak ada ide sama sekali

...
Amar kini telah menunggu disisi jalan sampai sebuah mobil yang ia yakini berisi adiknya menghampiri

"Mba, masuk" Ucap seorang laki-laki dengan setelan rapihnya dari dalam Mobil, seketika Amar merubah ekspresinya karena tidak ingin Fikri tau lagi masalah yang sedang ia alami

"Uwahhh ganteng banget adek Mba" Amar refleks mengacak-acak rambut adiknya setelah masuk dan duduk di kursi depan penumpang

"Astaghfirullah, tau gini pake peci tadi aku dari pada pake pomade" Ucap fikri pasrah tidak berani mengajak Amar bertengkar karena sudah 2 tahun mereka bertemu

"Siapa suruh, lagian tampil rapih Gini abis ngapain sih? Ngelamar anak gadis orang?" Ledek Amar kepada adik manisnya

"Ada seminar tadi Mba, suuzan aja Lamar-lamar, Mba sana yang duluan" ledekan itu dibalas telak oleh Fikri namun tidak berbalas apapun oleh Amar, Amar hanya terdiam saat sadar ia memancing kesedihannya sendiri

My SolutionWhere stories live. Discover now