9. Perjalanan

107 10 0
                                    

Cr pict:Anitaadkins

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr pict:Anitaadkins
.
.
.
.
.

........................................................................

"Nif mampir coffeshop sebentar ya" ucap rayhan sambil melajukan mobilnya kesalah satu coffeshop

"Lu mau gue pesenin apa?" Tanya Hanif kepada Rayhan

"Apa aja, sekalian buat Amar sama adel, pake ini" Rayhan memberikan blackcard miliknya kepada Hanif

"Buset, wow" Hanif terkejut

"Apa?" Rayhan kembali bertanya

"Gapapa, gue suka kalo lu mode begini hahaha, tunggu sebentar tuan muda" Hanif menggoda Rayhan dengan candaannya. Rayhan hanya menggeleng melihat kelakuan absurd sahabatnya itu namun disisi lain entah kenapa dada Rayhan berdegup sangat kencang saat memikirkan ia akan pergi dengan perempuan yang beberapa hari ini mengganggu fikirannya.

"Apa benar saya menyukainya, namun itu terlihat sangat sulit untuk digapai. Saya memang memiliki segalanya, tapi saya tidak punya ilmu agama yang saat ini ia miliki, dan bisa saja perempuan cantik dan cerdas itu sudah dijodohkan oleh lelaki yang lebih baik dari pada saya. Belum lagi Hanif memang sudah terlihat lebih dekat dengan dia dibandingkan saya. Bagaimana jika orang tuanya sudah mempercayakan amar pada Hanif. Ahhh tidak tidak, Hanif sudah menjelaskannya kemarin. Ahhh saya tidak tau apa yang harus saya lakukan" Rayhan terus ribut dengan fikirannya hingga kehadiran Hanif mengejutkannya

"Woy, ngelamun awas kesambet" tanya Hanif sambil meletakkan minuman dan beberapa camilan di kursi belakang. Rayhan tidak menjawab dan langsung melajukan kembali mobilnya untuk menjemput amar dan Adel.

...

"Yakin mau pake gamis aja?" Tanya Adel kepada amar yang kini sedang berdiri didepan cermin akan memakai hijab hitam kesayangannya

"Iya pake ini aja yang simpel" jawab Amar

"Gamau pake outer atau cardigan gitu?. Polos banget tau" saran Adel kepada amar

"Ga ah mager, gini aja. Lagian juga cuma mau ketemu kak Rayhan kan bukan ketemu calon suami" kini amar menjawab dengan bibir menggigit jarum pentul yang akan ia sematkan

"Calon suami juga gapapa ga si mar, ehehe" ledek Adel

"Terusin aja, aku ga denger aku pake Ciput. Wleee" Amar tidak mau kalah meledek Adel

"Dih dasar"

"Eh kak Hanif ngabarin nih, 5 menit lagi sampe katanya. Tunggu depan yuk" ajak Adel pada amar

"Wait wait, mau pake sepatu dulu" jawab amar sambil menenteng sepatu sneakersnya

...

"Cantik" kata itu lolos begitu saja dari mulut Rayhan saat melihat amar baru saja keluar dari gerbang, namun satu kata itu membuat Hanif kebingungan dengan tingkah aneh sahabatnya itu

My SolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang