Brondong depresi

226 6 1
                                    

Part 1 (Brondong depresi)

9 Maret 2022

Saat aku mengerem mobilku mendadak, mobil-mobil di belakang langsung mengklaksonku penuh emosi, tapi aku gak peduli, menengok mereka pun enggak. Aku keluar dari mobil, rokok yang tadi aku pegang aku lempar ke bawah kemudian aku injak.

"Halo..."Sapaku ramah pada seorang remaja yang lagi berdiri di pinggir jembatan, wajahnya sangat muram dan penuh air mata, kayanya dia mau bunuh diri.

"Enggak usah deket-deket! Atau aku bakal loncat sekarang!!!" bentaknya. Bener kan, orang depresi.

Aku lirik remaja ini, dari looks nya sepertinya dia masih 15 atau 17 tahun, sangat imut dan terlihat sehat, mubazir kalau produk unggulan begini mati, "Ngapain kamu depresi? Kamu masih muda... Mending kamu ikut tante, kita ngewe yuk!"

Wajah remaja itu mendadak shock, dan wajahnya memerah. Ya mungkin caraku membujuk absurd, tapi setidaknya hari ini satu nyawa aku selamatkan.

Remaja manis bernama Dion itu sekarang aku angkut ke apartementku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Remaja manis bernama Dion itu sekarang aku angkut ke apartementku. Karena dia terlihat cukup kotor, jadi mau aku mandikan dulu sebelum aku santap. Sejak tadi dia banyak diam dan terlihat sangat lemas, sepertinya untuk bergerak mandi aja gak ada tenaga, makanya aku bantu dia lepasin baju dan memandikannya.

Aku lihat tubuhnya banyak luka lebam, di lututnya bahkan ada luka baru seperti habis terjatuh keras. Aku melirik tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki, dia remaja manis yang terlihat sangat lemah. Apa dia korban bully di sekolah? Sejauh ini itu yang aku simpulkan untuk penyebab depresinya.

Aku mulai menyalakan shower, aku usap kepalanya untuk meratakan air, kemudian aku merapat dan membisikinya, "Kamu masih perjaka ya?"

Dia hanya diam, tapi aku bisa liat anggukan lemahnya, aku tertawa tipis, "Sayang sekali... Tapi gapapa, hari ini tante akan ajarin kamu."

Aku mulai menyabuni dan memberikannya shampo, dia sedikit meringis ketika sabun mengenai lukanya yang masih basah. Ketika tubuhnya mulai bersih, aku menciumi lehernya, kulit mudanya ini sangat indah, aku suka.

Tubuh dion sangat sensitif, sentuhan kecil langsung membuatnya bangkit. Cukup besar, cowok tinggi dan kurus barangnya memang gak pernah mengecewakan.

Aku mulai berlutut dan menyentuh penisnya, Dion berjalan mundur dan terlihat cukup shock, "Kenapa sayang? Kamu mendadak ragu?" tanyaku dengan senyum nakal.

"Aaa... i-itu... apa gak terlalu cepat..."

Aku tertawa, haaah... Dara Dara... kebiasaan terlalu agresif, kami bahkan belum bercumbu dengan cara yang benar. Aku mulai mengambil handuk, aku keringkan tubuh Dion.

Aku pun melepas seluruh pakaianku yang basah sekarang, kugantikan dengan kimono mandi. Aku menatap nakal ke arah dion yang menunduk sambil meremas-remas tangannya. Ah... anak ini manis sekali.

Aku membawa dion keluar kamar mandi, kami duduk di sisi kasur. Aku mulai mengecup bibirnya, ciuman yang lembut mulai kubuat jadi bringas, Dion meringis dan mendorongku pelan, "Enghh... sakit..."

Aku tertawa sambil menutup mulutku dengan tangan, aku lihat memang ada luka kecil di sudut bibirnya, sepertinya dia habis ditonjok orang yang membullynya. Aku mendekap Dion sekarang, dia sangat pas di pelukanku, "Kamu manis banget kaya anak kucing, Tante adopsi ya?" ucapku bercanda.

Aku tatap lagi wajah Dion dan menangkup kedua pipinya, sekarang aku berikan ciuman bertubi-tubi pada wajahnya, aku mulai menariknya agar kami berbaring di kasur, "Kamu pernah pegang tete?"

"Belum..."

Aaaa kenapa sih anak ini manis banget, gemes deh sama perjaka. Aku arahkan tangan Dion kemudian meletakkannya di dadaku, dia terdiam kaku dan tangannya sangat dingin karena gugup. "Ayo remes dong..."

Dion malah menarik tangannya. Aku memasang wajah galak untuk menggertak Dion, kemudian dia kembali menyentuh dadaku, dia meremasnya pelan, kemudian tangannya yang lain juga datang sehingga kedua dadaku diremasnya.

"Gimana rasanya?"

Wajah dion terlihat cerah kali ini, "Ternyata kekenyalan dada itu sangat elastis seperti air... ummm entah gimana aku harus ngomongnya. Cuma sedikit berbeda dari perkiraanku. Kupikir bakal keras dan kokoh kaya bokong.."

Aku tertawa, "Ya karena Dada tante masih alami, kalau kamu liatnya bokep barat ya mungkin keliatannya dada mereka keras karena kebanyakan sudah operasi implan."

"A-aku ga suka nonton bokep!"

"Yang bener? Masa?" godaku sambil menciumi bahu Dion.

"Be-bener!!"

"Tapi kamu nakal ah, masa mau diajak ngewe sama stranger..."

Wajah Dion shock, "Aku tadi gak bisa berpikir jernih... aku pulang kalau gitu...."

Yaampun ngambek, aku kembali menarik tubuh Dion dan mencumbunya mesra, aku melakukannya dengan sabar dan perlahan hingga akhirnya kami benar-benar having sex. Kontol anak muda memang mantab, dia sangat bersemangat dan bergairah.

-----


Tante DaraWhere stories live. Discover now