Chapter : 07

1.1K 211 47
                                    

_-o0o-_

'Dia menangis dalam pelukanku.'

Lalu berkata,

"Pertahankan aku."

_-o0o-_

.
.
.

Tak butuh waktu yang lama bagi keduanya untuk mengelilingi dunia.

Jarak tempuhnya luas, namun karena keduanya tidak berhenti di satu tempat dan terus melaju, mengelilingi dunia dilakukan hanya dalam waktu enam jam.

Enam jam yang singkat dan juga sangat lama.

Saat sang naga akhirnya menepi, langit telah berubah menjadi malam.

Malam yang memakan suara sekitar, membuat sang naga dan manusia saling memandang dalam hening.

Tidak seperti dulu yang setiap malamnya dapat melihat bintang di langit, tempat dimana bintang dapat terlihat jelas di langit, sulit di cari di masa sekarang.

Entah itu kebetulan atau tidak, tempat di mana keduanya berjemur sinar bulan adalah tempat yang anehnya akrab.

Cale sejenak linglung sebelum akhirnya kekuatan mengingatnya yang luar biasa, menggali ingatan 1.000 tahun yang lalu.

Waktu yang sangat lama.

Bahkan untuk sang naga sekalipun.

Tapi Cale masih mengingatnya seolah itu baru terjadi kemarin.

Hal yang sama berlaku bagi sang naga hitam.

Waktu tak pernah melunturkan ingatannya tentang hari 'itu'.

Hari dimana, ia diselamatkan.

Hari dimana, ia bertemu manusia bernama Cale Henituse.

Dan...

Keindahan langit malam bertabur bintang yang sangat mempesona.

Sampai detik ini pun, Raon tak bisa melupakannya seolah ia kesurupan.

Tidak. Bagaimana bisa ia melupakannya? Sementara itu adalah kenangan yang sangat berharga baginya.

"Manusia."

Suara manis yang telah meninggalkan masa remajanya.

Barulah Cale melihatnya dengan jelas.

Tubuh naga hitam yang besar, tampak menyatu dalam gelapnya malam.

Dan dibaliknya, ada sebuah bukit yang dulunya menjadi tempat di mana sang naga yang kini telah dewasa, disiksa.

Tempat yang sama.

Mereka tidak bisa membantu, tapi menatap tempat itu.

Itu sangat menarik.

Sejak pertama kali ia menemukannya, Cale selalu terpesona dengan warna laut dalam yang sangat indah itu.

Tak terkecuali saat ini.

Keindahan yang luar biasa dan intens.

Dalam keheningan mutlak itu, Cale menelan ludah dengan gugup.

Dan ia akhirnya merasa bisa menghadapinya.

"Rao---"

Dia membuka mulutnya dan berhenti.

Dia bahkan tidak bisa memanggil namanya dengan benar.

Saat dia melihatnya, ia terpesona. Karena ia menyayanginya lagi.

[END] Once upon a time...Where stories live. Discover now