[END] Once upon a time...

Chapter : 02

_o0o_

Sejak hari dimana kamu mengikutiku,

Kamu adalah keluargaku.

_o0o_

.
.
.

'Mereka menyebalkan.'

Ia hanya ingin hidup tenang dan beristirahat, tapi mereka selalu mengganggunya.

Memanggilnya, 'Tuan muda!', 'Tuan!', atau, 'Manusia!' itu sangat berisik!

'Tapi kenapa hatiku merasa nyaman?'

Cale tidak tahu, tapi sudut bibirnya selalu tertarik ke atas saat mereka memanggilnya.

Dia dicibir oleh banyak orang.

Namun, jauh dari dalam lubuk hatinya, ia tak keberatan.

Anak-anak menyebalkan yang selalu menempel di sisinya saja sudah membuatnya kerepotan, kenapa harus mencari masalah lain?

Jadi ia menolak dengan tegas, proposal pernikahan yang ditawarkan pihak lain.

Ini tidak seperti ada seorang wanita yang menjadi pujaan hatinya, atau membuatnya merasakan debaran jantung yang menakjubkan sehingga ia merasa rela untuk melakukan segalanya untuk mendapatkan hatinya.

Benar-benar tidak ada.

Dibandingkan itu,

Tampilan berlinang air mata di wajah anak-anak itu sudah cukup untuknya merasakan patah hati.

"Apa kau akan menikah manusia? Ka-kata kakek Goldie, saat manusia menikah, mereka akan melupakan keluarganya yang lain."

"A-apa kau juga akan melupakanku?"

Cukup.

Anak-anak yang menangis benar-benar menyebalkan.

"Aku tidak akan menikah."

Kenapa aku harus melupakanmu jika kau terus berteriak di sampingku?

Kau sendiri yang memutuskan untuk tinggal disisiku, jadi lakukanlah sampai akhir.

Jangan pernah mengkhianatiku,

Atau aku akan marah.

Dan ia terus melakukannya sampai 100 tahun kemudian.

***

"Aku penasaran..."

Wanita tua berambut merah seperti langit yang beranjak malam itu, menoleh kebingungan.

Sudut bibirnya mengeras, menolak runtuh. Di hari pemakaman keluarganya, rasanya aneh merasa sebahagia ini.

Lebih dari saat-saat penelitiannya mencapai hasil memuaskan, Rosalyn tak pernah merasa sebahagia ini selama 100 tahun terakhir.

Seperti kebanyakan manusia, ia juga mengkhawatirkan kematian. Adalah rahasia umum jika para penyihir mampu hidup jauh lebih lama dibanding manusia lainnya.

Namun hal itu tak bisa membuatnya berhenti bersedih,

Ia tahu, jika itu adalah pemikiran yang egois. Tapi bagaimana jika, keluarganya akan melupakannya saat ia mati nanti?

Bagaimana jika ia dilupakan? Apakah akan ada orang lain yang mengisi tempatnya? Melayani Tuan muda Cale, menggantikan dirinya?

Sejujurnya, tawaran menjadi Lich pun sudah sangat menggoda untuknya.

Namun sama seperti Mary, ia juga bangga menjadi manusia yang mampu merasakan sakit, karena itu adalah bukti bahwa ia masih hidup.

Tapi sekarang tidak lagi.