7

1.1K 156 7
                                    

.

.

.

.

.

Fatal Desire 7

Seorang pria duduk di dalam sebuah ruangan yang gelap dan dipenuhi oleh berbagai macam senjata.

Dalam genggaman tangannya terdapat sebuah berkas yang didalamnya berisikan data dari ponsel milik Taehyung yang sebelumnya memang sudah ia sadap.

Satu-satunya yang membuat pria itu merasa terganggu adalah pesan dari beberapa nomor tidak dikenal yang terus mengirimkan pesan-pesan aneh pada Taehyung.

Jika dilihat lagi, semua pesan aneh yang ada di ponsel Taehyung sepertinya berasal dari orang yang sama mengingat Taehyung yang sudah memblokir nomor-nomor serupa sebelumnya.

"apa sebenarnya yang mereka bicarakan... " ucap pria itu penasaran, pasalnya ia bisa dengan jelas melihat ekspresi ketakutan dan trauma dari Taehyung setiap kali mendapatkan pesan dari orang ini.

Tubuh Taehyung yang bergetar, keringat dingin yang tiba-tiba membasahi tubuhnya, serta detak jantungnya yang begitu terasa membuat ia yakin kalau orang yang telah mengirimkan pesan pada Taehyung bukanlah orang biasa.

Tapi siapa?

Pesan macam apa yang orang ini kirimkan pada Taehyung?

Semua pesan aneh itu seperti mengisyaratkan sesuatu yang tidak bisa sampai orang lain mengetahuinya, sebuah rahasia yang ingin Taehyung kubur dalam-dalam dan melupakannya.

Tapi apa... Ini semua membuatnya gila.
"Tidak bisa. Ia tidak bisa membiarkan orang lain mengambil kesenangan dari sesuatu yang akan menjadi miliknya sebentar lagi," batin pria itu.

Bagaimana pun caranya, ia harus segera menemukan siapa orang yang telah mempermainkan Taehyung selama ini. Karena hanya dengan begitu, maka Taehyung akan bisa menjadi miliknya seluruhnya.

Pria itu kemudian mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja lalu menelpon seseorang, "cari siapa orang yang telah mengirimkan semua pesan itu pada Taehyung, " ucap pria itu memerintah. "Jangan membuatnya mati karena banyak hal yang harus kutanyakan padanya. "

"Siap bos. "

.

Seharusnya hari ini menjadi hari libur bagi Taehyung. Sudah menjadi kebiasaan baginya untuk pergi ke galeri seni setiap satu bulan sekali sebagai bentuk penghargaan bagi dirinya sendiri setelah bekerja sebulan penuh sebagai seorang dosen muda.

Tidak banyak waktu luang yang bisa dihabiskan oleh Taehyung bersama dengan istrinya selama ia bekerja menjadi dosen, karena itulah ia dan Hyorin sepakat untuk pergi berkencan ke luar setiap Taehyung memiliki waktu libur.

Banyak hal yang biasanya mereka berdua lakukan, seperti menonton di bioskop dengan film yang dipilih oleh Hyorin, makan malam di restoran kesukaan mereka berdua lalu pergi ke galeri seni yang merupakan tempat kesukaan Taehyung.

Hanya saja kali ini berbeda.

Bukan hanya karena Hyorin yang sudah memiliki pekerjaan yang jelas membuatnya sibuk, tetapi juga karena pertengkarannya dengan istrinya itu yang kemudian membuat mereka saling menghindari keberadaan masing-masing.

Well, sebenarnya Hyorin lah yang seperti menjauh dari Taehyung dengan pulang terlambat dan saat Taehyung sudah tertidur, atau dengan tidur di kamar tamu saat ia pulang lebih dulu dan mengunci pintu sehingga Taehyung sama sekali tidak bisa menemuinya.

Lalu, apa Taehyung diam saja dengan sikap Hyorin padanya?

Tentu tidak. Taehyung marah, ia marah besar. Kemarahan yang belum pernah ia rasakan setelah kejadian itu. Kejadian yang berhasil merenggut rasa percayanya terhadap orang lain, perasaan itulah yang kini ia rasakan kembali.

Sesak.

Taehyung ingin sekali mengetahui alasan dibalik perubahan sikap Hyorin, terhadapnya, tapi ketika ia bertanya Hyorin akan selalu bersikap acuh dan mengabaikan keberadaannya sehingga itu semua membuatnya muak. Taehyung muak dengan alasan yang selalu Hyorin katakan padanya ketika ia berusaha untuk membicarakan permasalahan kesalahpahaman yang terjadi dan berakhir dengan istrinya itu yang tidak pulang hingga beberapa hari.

Karena semua alasan itulah Taehyung kemudian memutuskan untuk tetap berada di apartemennya di hari liburnya ini, dan juga ia baru mengingat kalau ternyata sebenarnya ia sudah berjanji pada Jungkook untuk memberikan bimbingan padanya hari ini.

Ia ingat karena baru saja Jungkook mengirim pesan padanya dengan bertanya dimana tempat mereka akan melakukan bimbingan kali ini.

Taehyung berpikir, karena saat ini ia sedang tidak ingin keluar dari apartemennya jadi lebih baik ia meminta Jungkook datang ke apartemennya saja, lagipula mereka juga sudah sering melakukan bimbingan disini.

"Apa kamu bisa datang ke apartemenku, kook? Kita bisa melakukan bimbingan disini. " balas Taehyung pada pesan yang Jungkook kirimkan sebelumnya.

"Baiklah hyung, aku akan segera kesana. " balas Jungkook lagi.

Tidak lama setelah Taehyung membaca pesan masuk dari Jungkook dan saat sedang menunggu kedatangannya, tiba-tiba seseorang membunyikan bel apartemennya.

"Apa Jungkook sudah sampai? Cepat sekali. " ucap Taehyung pada dirinya sendiri. Ia kemudian bergegas untuk membukakan pintu tapi bukan Jungkook yang didapatinya melainkan sebuah paket yang tergeletak begitu saja di atas lantai tanpa ada orang lain yang terlihat di sana. "Paket? Aku tidak ingat akan menerima paket hari ini. "

Taehyung mengambil paket itu, ia ingin memastikan apakah benar paket itu untuknya atau bukan.

Setelah ia cek, ternyata alamat dari paket itu memang harusnya dikirimkan ke apartemennya. "Apa ini milik Hyorin? Apa dia membeli sesuatu? "

Tapi aneh sekali, tidak biasanya Hyorin menerima paket seperti ini batin Taehyung.

Karena penasaran, Taehyung kemudian membawa paket itu ke dalam apartemennya lalu memutuskan untuk melihat isinya.

Ada surat kecil yang terselip di sana dengan bertuliskan 'untukmu Taehyung, ini adalah salam hangat dariku yang merindukanmu. '

Taehyung menggertakkan giginya, apakah orang itu yang mengirimkannya?! Apa sebenarnya mau orang itu terhadap Taehyung huh..

Meski merasa ragu, Taehyung memutuskan untuk tetap melihat apa sebenarnya yang dikirimkan padanya, tetapi setelahnya Taehyung justru menyesalinya.

"A-apa ini.."

.

"J-jungkook, bisakah kita tunda bimbingan kali ini? " ucap Taehyung dari sambungan teleponnya pada Jungkook hari itu.

Jungkook sendiri jelas menyadari ada sesuatu yang terjadi pada Taehyung dengan mendengarkan suaranya yang bergetar. "Hyung, apa terjadi sesuatu padamu? "

Taehyung reflek menggelengkan kepalanya meski Jungkook tidak dapat melihatnya. "Tidak aku-"

"Hyung apa kamu menangis, katakan padaku apa yang terjadi padamu... "

"Tidak Jungkook, aku baik. Aku hanya tiba-tiba merasa tidak enak badan, jadi kamu tidak perlu kemari, kita lakukan bimbingan lain kali saja ya. "

"Tapi hyung-"

"Sampai jumpa. "

.

.

.

.

05/03/22

Fatal Desires | KvWhere stories live. Discover now