1

3.6K 302 26
                                    

.

.

.

.

.

"Tapi kenapa saya? Masih banyak pengajar lain yang lebih mampu dan menguasai hal ini, pak? "

"Profesor Taehyung, ini adalah permintaan langsung dari tuan Jeon. Kau tahu sendiri kan kalau beliau adalah investor terbesar di universitas ini, kan? " Taehyung mengangguk ragu. "Jadi turuti saja kata-kata ku, mulai minggu depan kau akan menjadi pembimbing pribadi dari Jungkook, mengerti? "

Taehyung hanya bisa kembali mengangguk dalam diam.

.

Taehyung yang sedang sibuk menyiapkan beberapa materi mengajarnya terkejut ketika jimin mendatangi mejanya secara tiba-tiba. "Hei Taehyung, kudengar kau jadi pembimbing sekarang. Siapa mahasiswa yang beruntung dibimbing oleh profesor tampan ini hah? Katakan padaku. "

Taehyung memutar bola matanya malas, Jimin dan gombalan murahannya pada Taehyung yang sama sekali tak disukai pria itu. " Berhenti lah mengatakan hal seperti itu Jim. "

Dahi Jimin berkerut. "Mengatakan apa? Kalau kau tampan? Atau tentang mahasiswa yang beruntung mendapatkan pembimbing tampan sepertimu? Yang mana? "

Lihat? Itulah mengapa Taehyung sedikit kesal dengan sifat Jimin yang suka menggoda orang lain terutama Taehyung yang notabenenya adalah pengajar juga seperti Jimin.

"Semuanya. Berhentilah mengatakan kalau aku tampan. "

Jimin menggeleng, " Bagaimana aku bisa berhenti saat kau sendiri mengakuinya? "

"Jimin! "

Yang disebut namanya mengangkat kedua tangannya keatas sambil tertawa geli. Selain menjadi pengajar, tujuannya berada di universitas ini adalah untuk menggoda Taehyung yang tidak lain adalah sahabatnya sejak beberapa tahun terakhir.

Sifat Taehyung yang lugu tapi juga cuek, begitu menawan tapi sering kali membuat orang lain kesal akan sikap dinginnya --entah kenapa membuat Jimin merasa tertantang untuk bisa mengenalnya lebih jauh.

Tidak mudah memang, tapi juga tidak sulit.

Kenapa?

Karena Taehyung itu --yah bisa dibilang dia itu orang yang mudah tersentuh, dengan sedikit membantunya maka kau nanti akan mudah mendapatkan bantuan darinya.

Dan kerja keras Jimin untuk bisa mengenal pria Kim itu berbuah manis. Karena sekarang ini Taehyung sudah lebih terbuka padanya, tidak kaku seperti saat mereka bertemu sebagai rekan kerja. Taehyung mulai bisa tertawa, bahkan cemberut didepan Jimin. Dan Jimin bersumpah, tidak pernah ia melihat pria dewasa yang sangat menggemaskan ketika sedang merajuk.

"Baiklah baik, aku akan diam sekarang. " kata Jimin, ia berpindah posisi untuk kemudian duduk disebelah Taehyung. "Oh ya, lusa ayo kita berkumpul. Ajak istrimu itu, kudengar dia juga baru mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar, anggap ini sebagai perayaan untuk pekerjaan barunya itu. Apa nama perusahaannya --Jeon industri? Ah sial, aku lupa namanya. "

Dua tahun lalu, Taehyung menikahi istrinya --Lee Hyorin yang sekarang menjadi seorang Kim. Jimin ingat betul betapa bahagianya sahabatnya itu ketika janji suci telah diucapkan. Setelah menjalani kehidupan sendiri, Taehyung akhirnya menemukan seseorang yang ia rasa bisa melengkapinya, berbagi segala sesuatunya demi kebahagiaan mereka kedepannya.

Hubungan yang ia bangun dengan rasa percaya akan pasangan masing-masing, hubungan yang ia yakini akan bertahan hingga akhir nanti.

Taehyung berdehem, "Akan kutanyakan padanya nanti. Dia terlihat sangat sibuk semenjak bekerja disana, aku jadi sedikit tidak tega melihatnya ikut bekerja seperti ini. "

Fatal Desires | KvOù les histoires vivent. Découvrez maintenant