Perjalanan Menjemput Penghulu Part 2

5 0 0
                                    

Mataku terbelalak melihat isi pesan yang dia kirim. Aku hanya berniat memberitahu kalau aku sedang kurang sehat, tapi respon dia sungguh diluar dugaan.

********

Tapi aku menolak ajakannya. Sebab aku tidak ingin merepotkan nya, aku pun kasihan padanya karena pasti dirinya akan kelelahan. 

Memang sih ada klinik yang tidak begitu jauh dari rumahku. Dan tempat dia bekerja pun hanya kurang lebih tiga puluh menit menuju rumahku.

Tapi jarak rumahku dengan tempat tinggalnya cukup jauh. Pasti sampai larut malam untuk tiba dirumahnya.

Mendengar penolakanku, dia tetap bersikeras membawa ku ke dokter. Saat aku menolaknya lagi, akhirnya dia marah dan tidak membalas setiap pesan yang aku kirimkan padanya.

Sekitar pukul delapan lewat aku mendenger suara motor berhenti tepat di halaman rumahku. Tak lama kudengar ibuku memanggilku dan memberitahu kalau ada seseorang yang datang untuk menemuiku.

Saat aku turun kebawah, ku lihat lelaki yang masih berseragam kantor tengah meminta ijin ibuku untuk membawaku pergi ke dokter. Rupanya dia serius dengan ajakan tadi siang, padahal aku sudah menolak. 

Setelah kejadian itu aku menilai bahwa dia tidak memberi perhatian hanya sekedar dari mulut saja.

Setelah hampir dua tahun menjalani hubungan, perhatian yang dia berikan tidak pernah berubah. Tapi setelah hal yang selama ini dia tutupi terkuak olehku, aku rasa dia sudah berubah.

Sontak aku terkejut setelah aku melihat isi akun sosial medianya. Selama hampir dua tahun, baru kali ini dia memberikan email dan kata sandi sosmed nya itu, meskipun tanpa kuminta.

Mataku masih tidak bisa percaya meskipun setelah melihat semua inbox di sosmednya. Dan tanpa kusadari, pipiku sudah mulai di basahi air yang terus mengalir dari kelopak mataku.

Banyak sekali inbox dia untuk perempuan-perempuan yang tidak satupun aku kenal. Sampai ada pesan meminta nomor ponsel segala. 

Saat hubungan kami hampir satu tahun, rupanya dia pernah berkhianat, itu yang aku tau setelah melihat tanggal pesan yang dia kirim. Bukan satu atau dua orang, tapi banyak perempuan yang coba dia dekati.

"Kalau dia pura-pura sayang, kenapa perhatian yang dia beri terlihat benar-benar tulus ?"

Teka-teki itu rasanya sulit kupecahkan, karena jawaban yang tepat hanya dia yang tahu.

Saat mengetahui kalau dia sudah sampai di rumahnya, aku segera menghubungi dia untuk meminta penjelasan kenapa dirinya sampai tega berkhianat.

" Maaf, waktu itu kan aku belum yakin sama kamu ."

Balasan pesan itu malah membuatku semakin geram dan tak bisa lagi untuk membendung air mataku.

" Kalo gak yakin, kenapa perhatian sampe sebegitu nya? Aku sakit pun kamu yang bawa aku ke dokter, kamu yang bawain aku makanan, ulang tahun pun kamu yang ngerencanain kejutan !" 

Dengan tangan yang gemetar karena emosi, tapi akhirnya berhasil membalas pesan dia sepanjang itu.

" Aku kaya gitu karna dulu juga kamu cuma ngejadiin aku pelarian !"

Pesan balasan kali ini pun membuat aku semakin emosi. Dia sampe setega itu hanya karena ingin balas dendam, tapi kenapa perhatian nya berlebihan. Dan aku pikir semuanya baik-baik saja.

Setelah kejadian itu, aku dan dia nyaris putus. Tapi karena kami mencoba menyelesaikan masalah dengan komunikasi yang baik, akhirnya hubungan kami kembali membaik.

Setelah saling meminta maaf, dia pun berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Hubungan kami pun berjalan tanpa ada masalah yang berhubungan dengan orang ketiga lagi. Tapi kemudian kami kembali di uji.

KUKIS ( KUmpulan KISah )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora