Viden : 07

1.9K 240 1
                                    

Alden

Malam ini para peserta MCI memutuskan untuk pesta barbecue di taman hotel. Setelah mendapatkan izin beberapa laki-laki tersebut dengan segera menyiapkan alat-alat yang diperlukan. Sedang sebagian yang lainnya tengah berbelanja bahan makanan.

Alden, Noni, Ray dan Machel kini tengah sampai disalah satu pusat perbelanjaan. Alden berjalan dibelakang sambil mendorong trolley, sedang para perempuan yang ada didepan tengah sibuk membaca list barang yang harus mereka beli.

"Aku sama Ray nyari dagingnya aja dulu ya, kalian nyari bahan yang lain." Usul Alden, dua perempuan tersebut menoleh kebelakang, lalu mengangguk. "Oke, beli secukupnya aja."

Kini Alden dan Ray tengah mencari-cari dimana letak daging berada. Setelah berjalan cukup lama akhirnya mereka menemukan apa yang mereka butuhkan.

Ia membutuhkan daging sapi lumayan banyak, karena mereka tahu, semua peserta mempunyai selera makan yang baik.

"Coba ambil beberapa deh, Ray." Disebelahnya, Ray menurut. Ia mengambil beberapa daging sapi lalu memasukkannya ke trolley.

Setelah mendapatkan apa yang mereka mau, Alden memutuskan untuk kembali ketempat Noni dan Machel. Mungkin mereka sudah mendapatkan beberapa barang yang lain.

"Menurut lo, Victor orangnya gimana?" Ray membuka obrolan. Mereka berjalan bersebelahan, dengan Ray yang kini mendorong trolley.

Disampingnya Alden nampak berpikir, mengingat-ingat bagaimana perlakuan Victor kepadanya.

"Menurut aku ... Victor orangnya gampang nyaman. Kalau diajak ngobrol juga nyambung."

"Gitu?" Alden hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kalau menurut gue, Victor orangnya agak sombong ya. Apalagi kalau udah di galeri, rasanya pengen banget gue tonjok." Suara ketawa terdengar dari arah samping. Ray menolehkan kepalanya, melihat Alden yang kini tengah tertawa terbahak.

"Itu juga aku setuju sih, tapi selebihnya dia baik kok. Apalagi kalau udah diluar galeri." Jawab Alden.

Ray tersenyum, memang benar kata Alden. Diluar galeri, kepribadian Victor langsung berubah 180 derajat. Meski wajahnya terlihat sedikit sombong, kalau bisa lebih dekat dengannya, orang-orang akan mengatakan yang sebaliknya.

Karena seingat Alden, saat berada disampingnya Victor terlihat sangat dewasa. Selalu merawat Alden, memberi semangat Alden dan juga menghibur Alden.

"Eh, cepetan dong sini. Gue udah nggak bisa bawa lagi." Perkataan Noni membawa kembali Alden pada kenyataan. Dengan sedikit mendorong Ray, agar mereka segera sampai ditempat Noni dan Machel sekarang.

Beberapa bahan sudah berada ditangan mereka. Dengan cepat bahan-bahan tersebut berpindah kedalam trolley.

"Udah? Kurang apalagi?"

"Emm ... Jamur enoki enak kali ya. Mau beli beberapa?" Noni memberi usul.

"Boleh, beli dua bungkus aja. Nggak usah banyak-banyak." Peringat Alden.

Ponsel yang ia bawa terasa bergetar, membuat Alden mau tak mau mengecek siapa yang mengiriminya pesan.

Satu pesan yang baru saja masuk ternyata dari Victor. Menanyakan apakah mereka masih lama dan menyuruh mereka untuk segera kembali. Setelah membalas beberapa kata, Alden kembali mengantongi ponsel pintarnya.

"Habis ini langsung balik ya, udah disuruh Victor cepet-cepet soalnya." Alden menyampaikan pesan yang baru saja diterimanya.

Machel dan Ray mengangguk, kini hanya tinggal menunggu Noni dan selesai.

Di Balik Layar [ViDen] 🤍 ENDWhere stories live. Discover now