Viden : 02

3.6K 432 15
                                    

Alden

Semua peserta MCI yang masih lolos dihari kedua ini tengah sibuk bercengkerama di backstage. Membicarakan acara yang baru saja selesai beberapa menit yang lalu.

"Gila nggak sih? Tadi itu bikin deg-degan banget, jujur aja rasanya gue mau muntah saking gugupnya." Noni berbicara dengan nada khasnya.

Aura positif dan sifat gampang bergaulnya membuat suasana yang tadinya cukup hening kini menjadi ramai. Semua mata tertuju pada Noni yang kini masih setia bercerita panjang lebar.

"Alden lu tadi gila banget, sih. Gue sampe takut kalau lu yang pulang tadi." Machel, perempuan berambut panjang tersebut ikut menyuarakan pikirannya.

"Ya, meskipun kita tadi sama-sama masuk pressure test kan gue juga nggak berharap kalau lu pulang duluan." Tambah Noni. Semua harap-harap cemas saat tinggal Alden dan bu Dea tadi.

"Aku bahkan udah kepikiran apa aku yang harus pulang malam ini. Tapi untungnya nggak sih, aku juga masih pengen disini." Kata Alden, cara bicara Alden yang lucu mampu membuat sebagian orang yang berada di sana tersenyum.

"Iya loh, dek. Kita harus berjuang sama-sama mulai sekarang. Eh, nggak apa-apa ini ya gue panggil dek?" Alden sedikit mengerutkan keningnya, mengapa tiba-tiba ia dipanggil dengan sebutan 'adek'.

"Eh tapi cocok juga loh, dek Alden." Ci' Mei-mei yang sedari tadi ikut memperhatikan obrolan kini angkat bicara. "Muka Alden mendukung soalnya, keliatan masih kecil, masih polos." Jelas ci' Mei-mei. Alden lagi-lagi hanya bisa mengerutkan kening.

"Adek Aldennya cemberut, tuh." Machel memanas-manasi. Membuat sebagian orang yang berada disana tertawa. Pun Alden yang sedari tadi hanya mengerutkan keningnya kini ikut tertawa.

Kini panggilan adek tak lepas dari Alden. Meski panggilan adek hanya berlaku saat berada di backstage.

"Eh, habis ini mau ada yang ikut nyari makan nggak diluar?" Victor yang sedari tadi diam kini angkat bicara. Perutnya masih sedikit lapar meskipun tadi sudah mendapatkan makanan dari staff.

"Gue ikut, mau nyari camilan buat nanti malem." Machel mengangkat tangannya setinggi wajah.

"Aku mau ikut, tapi di deket-deket sini aja ya, nggak usah jauh-jauh." Alden ikut bersuara, stok makanan ringan yang ada di kamarnya juga tinggal beberapa.

"Gue pengen ikut tapi masih kenyang, kapan-kapan aja deh." Kata Noni.

"Boleh, ini bersih-bersih badan dulu aja ya. Nanti setengah jam lagi aku tunggu dilobi." Perkataan Victor sekaligus menjadi penutup kumpul-kumpul kecil di backstage. Kini semua peserta kembali ke kamar mereka masing-masing.

Machel dengan segera menarik Noni untuk bangkit berdiri. Mengajak temannya tersebut untuk menjadi teman ngobrol hingga mereka sampai dikamar masing-masing.

"Nanti mau makan apa?" Tanya Victor saat kini hanya tinggal mereka berdua.

"Aku pengen nasi goreng sih, mas. Kalo mas Victor mau yang lainnya juga nggak apa-apa nanti aku tungguin."

"Yaudah, samain aja nanti kalau gitu." Jawab Victor, kini keduanya tengah berjalan menuju kamar mereka.

Entah ini takdir atau bagaimana, kamar mereka bersebelahan. Sehingga memudahkan keduanya jika ingin berkunjung satu sama lain.

"Aku masuk duluan ya, mas." Kata Alden saat mereka berada tepat didepan kamar Alden. Victor hanya mengangguk dan menunggu hingga Alden masuk kedalam kamarnya.

Setelah melihat pintu kamar Alden yang tertutup, Victor melanjutkan langkahnya. Kamarnya hanya berada disebelah Alden, cukup dekat, bukan?

.

Di Balik Layar [ViDen] 🤍 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang