•siapa?

757 116 6
                                    

Jangan lupa vote!!


"Ga mungkin" satya dengan wajah sok tau.

"GA AZKA!!"

"this is real satya"

"Ga ada bukti kamu tuh cuma omong kosong"

Azka mengambil kertas yang ada pada kantongan jaketnya dan menyerahkan kepada satya.

Satya menerima kertas yang diberikan oleh azka kertas yang selama ini dia ingin tahu ada apa didalamnya.

Setelah membacanya satya meremas kertas itu sampai tidak berbentuk secara tidak sadar keluarlah air dari matanya.

"Aku cocok untuk mendapatkan ini" ucap azka.

"Karena ini yang kamu mau kan sat?" mantap satya yang kelihatan memendam amarahnya.

"aku ba___"

"Kapan aku bilang kaya gitu"

"Dulu"

"ITU DULU KA!!"

"tapi aku masih ingat dengan ucapan kamu waktu itu satya, dan itu ga bakal aku lupain" azka menekan ucapannya.

"aku udah minta maaf sama kamu, dan kamu juga udah maafin aku kan ka?"

"Aku selalu memaafkan apa yang pernah kamu lakuin ke aku sat, tapi kata-kata yang kamu ucapkan dan membuat hatiku sakit itu ga akan pernah aku lupakan"

Satya melihat azka seperti sedang memapah beban yang begitu berat dari auranya yang seperti biasanya aja udah beda.

Biasa lah sat orang yang auranya beda pasti mau pergi -author.

Mereka tidak sadar bahwa dari tadi ada yang memantau mereka dari kejauhan.

.


.


.


"Seneng? aku udh kehilangan mama sama papa dan sekarang aku bakal kehilangan sahabatku azka, usaha kamu ga sia-sia kak"

"Kehilangan?"

"Hidup azka ga akan lama lagi" ucap sean dengan wajah gelisah.

Guanlin dibuat tanda tanya oleh ucapan sean

"Dia mengidap kanker ginjal stadium 4"

"DAN sekarang kamu udah tau kan kelemahan azka, apakah kamu tetap akan membuat anak itu menjadi terpuruk atau malah selebihnya?"

Tidak ada jawaban dari guanlin.

"Ohh iya kamu kan ga punya HATI tinggal nunguin ga punya jantung sekalian aja deh" dengan ekspresi songongnya.

"Maaf kalo sikapku selama ini beda dari yang sebelumnya ini juga karena perbuatan kamu, aku ga bakal ngangap kamu sebagai kakak ku sebelum memberikan potongan vidio itu dan juga menyerahkan diri kekantor polisi atas perbuatan jahat kamu"

Setelah berucap panjang lebar dihadapi kakaknya sean memutuskan pergi dari hadapan nya.

Guanlin tersenyum kecut sambil menyilang kan tangannya saat melihat sean baru saja keluar dari rumah.

"Lihat aja nanti"

.


.


.


Satya pulang kerumah dengan tatapan kosongnya.

"Dari mana?"

Satya tidak menjawabnya tapi malah mengacuhkan pertanyaan papa nya.

𝘼𝙣𝙜𝙖𝙣𝙠𝙪||Where stories live. Discover now