Meet

13 3 4
                                    

Sheriel berjalan menuju pintu depan. Langkahnya terhenti begitu melihat lubang kecil yang ada di pintu tersebut.

Itu polisi.

"Sial."

---

Suara ketukan semakin kencang dan pada akhirnya Sheriel memutuskan untuk membuka pintu tersebut.

"Paket apa ya? Saya gak pesen paket. Makasih."

Dengan cepat ia menutup pintu itu, tetapi ditahan oleh om polisi.

"Kami dari kepolisian. Kami mendapat laporan bahwa disini ada m4y4t."

"M4y4t apanya, itu cuma boneka. Sudah ya, saya lelah ingin tidur."

"Maaf, nona. Tapi kami harus menjalankan perintah."

Polisi tersebut menerobos masuk dan Sheriel tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sudah tertangkap basah.

"B*ngsat... Kenapa bisa ada m4y4t disitu." Batinnya.

Polisi memotret jenazah tersebut, dan segala perintilan yang ada di ruangan tersebut. Mereka juga segera memanggil tim forensik untuk mengidentifikasi jasad tersebut lebih lanjut.

Sheriel tidak bisa kabur karena kalau kabur justru akan membuatnya terlihat bersalah.

"Sekarang ikut kami ke kantor, nona. Anda bisa menjelaskan semuanya di sana. Bawa pengacara anda juga."

Polisi hendak memborgol Sheriel namun ia menolak.

"Aku bukan pembunuh."

Segera ia jalan ke mobil polisi tersebut dan menelpon ayahnya.

"Pa, aku hendak dibawa ke kantor polisi xx. Datang ya."

---

Sementara itu, Vernon pergi ke apotek untuk membeli beberapa obat setelah melaporkan Sheriel ke polisi. Kemudian, ia pergi ke apartemen qqq. Itu adalah komplek apartemen yang cukup terkenal bagus dan mahal di daerah itu.

"Kamu mau ngapain kesini, Vernon?"

"Ke tempat Steven. Karena kalo gue ke rumah takut disamperin Sheriel. Kenapa?"

"Aku juga punya apartemen disini."

"Memang cewek satu ini kekayaannya melimpah."

"Gak juga, ini hadiah dari papa karena aku udah bisa berenang. Soalnya kolam disini bagus untuk berenang."

"Astaga orang kaya memang beda." Vernon langsung mengingat cicilan mobilnya yang belum lunas.

"Tapi kamu juga kaya, Vernon."

"Kaya orang tampan?"

"Kaya orang yang aku suka hehe."

"Ah cubit nih."

"Nauurr, it's hurt."

"Ah gemes banget."

"Dari dulu, wlee."

Kaye melayang cepat dan tiba-tiba langkahnya terhenti.

"Kenapa, Kaye?" Vernon menghampirinya.

Kaye menitikkan air mata ketika melihat sepasang pria dan wanita duduk di taman apartemen tersebut.

Iya... Mereka adalah Joshua dan Jianna.

Melihat Joshua dan Jianna yang tampak murung membuat hati Kaye pedih.

"Itu bokap nyokap lo Kaye?"

Kaye mengangguk.

"Aku sangat amat merindukan mereka..." Kaye tersenyum kemudian menatap tangannya yang transparan. "Sekarang sudah sangat terlambat untuk bilang aku sayang banget sama mereka ya, Vernon?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 01, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

POISON || VERNON CHWEWhere stories live. Discover now