Kisah seorang tuan muda Hamada Asahi yang menjalani kehidupa pernikahannya dengan si sederhana Yoon Jaehyuk tanpa persetujuan orang tuanya.
#1 in #jaesahi [270523]
"Yoon Jaehyuk! Mashiho kesini?" tanya Junkyu yang baru saja membuka pintu kafe dengan keras dan tergesa-gesa itu.
"Nggak, kenapa? mungkin lagi sama Asahi."
"Jae! loh, Jun ngapain disini?" tanya Asahi yang baru saja masuk ke kafe.
"Sa, lo ada sama Mashi nggak?" tanya Junkyu balik yang dibalasi gelengan oleh Asahi.
"Nggak, ada apa, Jun?"
"Keliatannya Mashiho kabur dari rumah, bunda hubungin gue nanyain Mashiho ke gue katanya dia semalem nggak pulang."
"Mashi berantem sama ayah?" tanya Asahi.
"Sa, nanti aja tanya-tanya nya, cari Mashi dulu aja ya? Doyoung! minta tolong handle sampai Hyunjin balik ya?"
"Siap bang." ucap Doyoung.
Jaehyuk mengajak Asahi dan Junkyu keluar dari kafe karena takut mengganggu pengunjung. Setelahnya mereka memutuskan untuk berpencar mencari Mashiho yang entah dimana.
Asahi mencari Mashiho ke tempat teman-teman dekat Mashiho yang ia kenal. Junkyu mencari di tempat yang biasa ia kunjungi dengan Mashiho, sedangkan Jaehyuk menyusuri jalan barangkali ia menemukan Mashiho di jalanan.
"Apa iya Mashiho ke rumah?"
Jaehyuk memutar balik motornya dan menuju ke arah rumahnya. Dan benar, bocah itu sedang duduk sendirian di tangga awal rumahnya itu. Dengan cepat ia memarkirkan motornya dan mendekati Mashiho yang sedang duduk sendirian disana.
"Kemana aja lo? lo nggak tau Junkyu sama Asahi kelimpungan nyariin lo? lo nggak bisa dihubungin."
"Diem dulu Jae. Gue nggak mau denger ocehan dari lo, nggak dirumah, ayah, bunda, bahkan kak Junkyu sama orang tuanya juga ngomelin gue. Gue butuh ketemu sama Asahi karena dia pasti mau dengerin gue." ucap Mashiho dengan lirih.
Jaehyuk merogoh saku celananya untuk membuka kunci pintu rumahnya.
"Lain kali bilang kalau mau kesini, jangan asal aja. Masuk dulu, diluar dingin, biar gue hubungin Asahi." ucap Jaehyuk dibalasi anggukan oleh Mashiho. Mashiho pun masuk ke dalam rumah, duduk di ruang tamu sedangkan Jaehyuk pergi ke dapur membuatkan teh hangat untuk Mashiho setelah menghubungi Asahi dan Junkyu.
"Ini, minum dulu. Lo berantem sama Junkyu?" tanya Jaehyuk.
"Gue nggak mau ketemu sama kak Junkyu, jangan biarin kak Junkyu kesini." jawab Mashiho.
"Denger ya. Lo itu saudara Asahi, Asahi istri gue. Lo bisa cerita ke gue karena secara nggak langsung lo juga anggota keluarga gue." ucap Jaehyuk. Pria itu lantas duduk mendekat di samping Mashiho dan membawa saudara iparnya itu dalam pelukannya.
"Nanti kalau Junkyu ngapa-ngapain lo, biar gue yang berantem sama dia. Yang penting lo bilang dulu adaa, kalau lo nggak bilang mana gue tau ada apa sama kalian dan gimana gue harus menyikapi."
"Gue takut. ." ucap Mashiho dengan lirik. Perlahan ia dekatkan tangannya ke arah Jaehyuk untuk membalas pelukan pria itu, kemudian pria manis itu menangis di pelukan saudara iparnya.
"Kenapa? lo takut nggak dibolehin nikah sama Junkyu?" tanya Jaehyuk sambil mengusap punggung Mashiho.
"Lebih dari itu, nggak cuma itu, gue. . gue bingung gimana bilangnya sama lo, Jae." jawab Mashiho.
"Pelan-pelan aja bilangnya, nggak apa-apa semua masalah pasti ada solusinya. Makanya lo bilang biar gue bantu, gue bisa dipercaya kok."
"Yang pasti sekarang gue nggak mau ketemu sama kak Junkyu, gue takut kayak kemarin lagi." ucap Mashiho.
Jaehyuk melihat ke arah luar rumah dari jendela, ia melihat mobil Junkyu berhenti disana dan keluar Asahi bersama Junkyu dari mobil.
"Lo masuk ke kamar dulu disana ya, biar gue tahan Junkyu. Nanti lo cerita ke Asahi ada apa." ucap Jaehyuk.
"Kalau nanti Junkyu cerita ke lo, setidaknya wakilin gue buat mukul dia dua kali." kata Mashiho sebelum masuk ke dalam kamar.
Jaehyuk mengangguk dan berjalan untuk ke luar rumah, ia melihat Asahi dan Junkyu yang berlari tergesa-gesa mendekatinya.
"Mashi mana, Jae?" tanya Asahi.
"Di kamar, kamu masuk ya? dia mau cerita sesuatu sama kamu." ucap Jaehyuk dibalasi anggukan oleh Asahi, dan dengan cepat Asahi masuk ke dalam rumah. Jaehyuk menghalangi jalan Junkyu ketika Junkyu ingin menyusul Asahi ke dalam rumah.
"Lo kenapa sih?!" tanya Junkyu kesal.
"Lo yang kenapa, Jun. Mashiho bilang nggak mau ketemu sama lo, separah apa kalian berantem nya kok bisa sampai kayak gini?" tanya Jaehyuk.
"Itu urusan gue sama Mashiho dan nggak ada hubungannya sama lo." jawab Junkyu.
"Mashiho ke rumah gue dan nggak mau ketemu lo, yang artinya dia cari perlindungan dari gue, dia juga saudara ipar gue, jadi ini ada hubungannya sama gue." kata Jaehyuk. Junkyu pun masih terdiam seakan enggan untuk berbicara.
"Ngomong aja, Jun. Kita temenan kan? lo bisa bilang ke gue, biar gue bantuin lo buat baikan sama Mashiho nan-"
"Anjing!" teriak Junkyu ketika Jaehyuk tiba-tiba memukul wajahnya hingga memar di sudut mata kirinya.
"Lo yang anjing, Jun." ucap Jaehyuk.
Bugh!
Jaehyuk kembali memukul Junkyu lagi mengenai sudut bibirnya. Hingga akhirnya Jaehyuk menghela nafas dan menatap Junkyu.
"Mashiho nyuruh gue mukul lo dua kali kalau lo udah ngaku apa kesalahan lo. Dan gue cuma nepatin omongan gue, denger Jun, gue nggak melarang lo ketemu sama Mashiho, gue bahkan mau bantu kalian biar bisa selesaiin masalah bareng-bareng, tapi gue nggak tau gimana nanti kalau Asahi tau. Semarah apa dia sama lo, gue nggak bisa menjamin dia masih biarin lo ketemu sama Mashiho."
"Nggak akan." ucap Asahi yang baru saja keluar rumah, Asahi lantas mendekat ke arah Junkyu dan menampar pria itu.
"Aku kecewa sama kamu, Jun. Kamu nggak jaga Mashiho, kamu malah rusak dia. Dan enteng nya kamu nyuruh Mashiho gugurin anak kalian dengan alasan masa depan kamu? gila kamu, Jun! Mashiho yang kehilangan masa depannya, Mashiho yang akan mengandung anak kalian. Dan kamu masih mikirin masa depan kamu sendiri? aku nggak habis fikir." ucap Asahi.
Jaehyuk terdiam. Dari sini ia paham situasi nya, ia menatap Junkyu yang masih terdiam sambil menundukkan kepalanya itu.
"Jangan temuin Mashiho lagi. Aku nggak mau Mashiho berhubungan sama orang yang nggak bertanggungjawab kayak kamu. Ayo Jae, kita masuk." ucap Asahi. Ia menarik tangan Jaehyuk untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah meninggalkan Junkyu yang masih terdiam disana sendirian.
Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.