"Sa, tetap tinggal sama ayah ka-" ucap Jaehyuk terpotong.

"Asahi keluar, terimakasih ayah untuk semuanya, ah maaf, terimakasih tuan Hamada. Asahi mau beresin barang-barang yang Asahi beli sendiri di kamar, Asahi nggak akan ambil apa-apa dari rumah ini. Ayo Jae." ucap Asahi final. Asahi menarik tangan Jaehyuk untuk berjalan ke kamarnya.

"Ayah, Mashi kecewa sama ayah. Mashi nggak nyangka ayah akan jadi sekejam ini." ucap Mashiho. Kemudian Masiho berlari untuk menyusul Asahi dan Jaehyuk di kamar Asahi.

"Ayah, tenangin diri dulu. Biar bunda yang urus anak-anak." ucap Hikari, wanita paruh baya itu menepuk pelan bahu suaminya sebelum pergi masuk ke kamar Asahi.

Disana bisa terlihat Asahi sedang membereskan beberapa pakaian dan barang-barang yang akan ia bawa keluar dari rumahnya. Dan di sisi lain ada Jaehyuk yang mencoba menahannya dan Mashiho yang menangis menatap ke arah Asahi.

"Asa mau tinggalin Mashi?" tanya Mashiho. Asahi menoleh kemudian tersenyum menatap Mashiho. Setelah selesai memasukkan semua barangnya, Asahi mendekat ke arah Mashiho dan memeluknya.

"Mashi jaga bunda sama ayah ya, jadi anak baik. Jangan membangkang kayak aku." ucap Asahi.

"Sa, pikirin lagi. Lebih baik kamu minta maaf sama ayah kamu, ini semua nggak bener." kata Jaehyuk.

"Terus mana yang bener, Jae? mana yang kamu anggap benar? aku harus hidup di neraka ini tanpa kamu? aku nggak mau." ucap Asahi.

"Sa, itu ayah kamu. Kamu nggak bisa bersikap kayak gini, pasti ada cara lain."

"Kehilangan adalah cara terbaik untuk pembelajaran, Jaehyuk. Jangan ragu, Asahi bisa memilih pilihannya sendiri, kalau tante lihat kamu selalu ngajarin Asahi untuk bersikap baik ya? pantes kalau Asahi lebih memilih kamu daripada ayahnya sendiri." ucap Hikari mendekat ke arah mereka.

"Bunda, ayo bujuk ayah biar Asahi nggak keluar dari rumah ini." ucap Mashiho.

"Sayang, kamu tau sendiri ayah itu orangnya gimana. Nggak akan bisa kalau bukan keinginannya sendiri. Dan kamu. ."

Hikari mendekat ke arah Jaehyuk dan menepuk bahu pria itu dengan pasti.

"Jaga Asahi untuk kami, tepati ucapanmu. Ayah Asahi memang sangat keras, tapi Asahi berhak menentukan pilihannya sendiri. Dan dia memilih kamu untuk itu, jangan kecewakan Asahi." ucap Hikari.

"Kalau lo sampai bikin Asahi nangis, awas aja. Gue tonjok lo nanti." ucap Mashiho masih dengan memeluk Asahi sambik menangis, sedangkan Asahi sendiri kini malah tersenyum kecil samhil mengusap punggung Mashiho.

Sungguh Jaehyuk bingung. Ia tidak ingin terjadi perpecahan di keluarga Asahi hanya karena dirinya, namun kini bunda dari Asahi dan juga saudaranya malah mendukungnya untuk membawa Asahi pergi.

"Saya akan jaga Asahi, tante. Sebelumnya maafkan saya, karena keegoisan saya untuk menikahi Asahi membuat keluarga kalian seperti ini." kata Jaehyuk dengan sedikit membungkuk pada Hikari.

"Nggak apa-apa, nanti lama-lama ayah Asahi juga bisa luluh seiring berjalannya waktu. Jaehyuk panggil tante bunda aja ya? biar sama kayak Asahi, maaf mungkin nanti bunda nggak bisa datang di pernikahan kalian karena ayah, tapi bunda doakan yang terbaik untuk kalian."

Asahi kini berjalan ke arah bundanya dan memeluk bundanya dengan erat.

"Terimakasih bunda, Asa pasti kangen banget sama bunda nanti. Karena Asa nggak bisa kembali kesini, nanti bunda sekali-kali yang datengin Asa ya? janji ya?"

"Iya, sayang. Bunda janji meskipun nggak bisa sering, bunda bakalan jengukin kamu nanti." ucap Hikari diiringi senyumnya.

"Jae, ayo." ucap Asahi.

Jaehyuk menggenggam tangan Asahi, sedikit membungkuk pada Hikari dan Mashiho untuk berpamitan. Dan setelahnya mereka berjalan keluar dari rumah itu dengan Jaehyuk dan membawa satu koper Asahi, bahkan Asahi mengabaikan ayahnya yang masih duduk di ruang keluarga itu.

Setelahnya Asahi dan Jaehyuk sampai di rumahnya dan duduk di ruang tamu dengan keheningan.

"Kamu yakin sama semua ini?" tanya Jaehyuk.

"Kamu nggak yakin?" tanya Asahi balik.

"Aku yakin, tapi keluarga kamu gimana. Asa, aku nggak mau ngerusak keluarga kalian." ucap Jaehyuk.

"Kata kak Hyunsuk harus dengar kata hati. Aku dengerin kata hati aku, Jae, dan ini jawabannya. Meskipun kita hidup nggak punya apa-apa, tapi dengan orang yang disayang semuanya akan baik-baik saja."

"Kata Jihoon, sengsara atau nggak nya hidup kita itu kita yang menentukan. Kalau kita bahagia, sengsara bisa hilang, Sa. Maafin aku ya, aku belum bisa kasih hal yang layak buat kamu." ucap Jaehyuk sambil mengusap pipi Asahi dengan pelan. Asahi pun menggeleng kemudian mulai angkat bicara.

Tok tok!

Keduanya menoleh ke arah pintu depan dan mendapati Hyunsuk dan Jihoon berdiri disana.

"Gue udah denger dari Mashi, tadi dia telfon Hyunsuk." ucap Jihoon. Ia mendekat dengan Hyunsuk dan ikut duduk di ruang tamu Jaehyuk.

"Gue nggak habis pikir kenapa om Kazu bisa sampai usir Asahi kayak gini." lanjut Jihoon.

"Ji. . udah diem dulu kamu. Terus kalian maunya gimana sekarang?" tanya Hyunsuk.

"Nikah kak, cuman gue kurang tau apa yang dibutuhin. Orang tua gue belum bisa kesini buat bantu, lagipula gue belum mikir mau bikin acara ka-"

"Di gereja aja. Aku nggak mau ada acara." ucap Asahi memotong perkataan Jaehyuk.

"Kamu yakin? menikah itu sekali seumur hidup loh, momen yang luar biasa kalau kata aku, Sa." ucap Hyunsuk.

"Nggak apa-apa kak, sama aja. Aku cuma mau temen-temen aja yang datang, lagipula ayah sama bunda nggak akan dateng juga."

"Asa, ayo bikin minum yuk. Aku bantuin." ucap Hyunsuk. Ia paham gelagat Jihoon jika Jihoon sebenarnya ingin membicarakan sesuatu pada Jaehyuk yang tidak bisa didengar oleh Asahi.

Asahi mengangguk dan berjalan untuk masuk ke dalam bersama Hyunsuk menyisakan Jihoon dan Jaehyuk yang masih berada disana.

"Seminggu ini kemana aja lo? gue kira lo lari dari masalah, taunya balik-balik ngajakin anak orang nikah."

"Gue pulang bang, ibu sakit. Sekalian juga mau minta restu, harusnya gue bawa ibu gue kesini, tapi karena kondisi ibu, jadi gue nggak bisa."

"Bagus lo balik Jae, inget Jae. Keputusan itu nggak ada yang salah, yang ada kita harus konsisten sama keputusan kita. Gue yakin lo bisa, kalau lo nggak balik dan malah lari kemarin gue niat mau cari lo terus nonjokin lo."

"Gue nggak sejahat itu kali, kalau gue lari, harusnya udah dari dulu gue lakuin."

"Gue bantuin lo urus nikahan kalian. Karena temen-temen lo yang udah nikah gue doang, jadi anggep aja gue wali nya." ucap Jihoon.

Jaehyuk tertawa. Memang Jihoon sudah mirip seperti ayahnya sendiri, karena Jihoon juga banyak membantu nya entah dalam urusan apapun.

 Memang Jihoon sudah mirip seperti ayahnya sendiri, karena Jihoon juga banyak membantu nya entah dalam urusan apapun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halo good morning yh kalian semua

Stay safe, jaga diri jugaa

Semangat menjalani hariii💓💓

DIFFERENT [JAESAHI]Where stories live. Discover now