Pria itu mendekat ke arah Asahi yang masih terdiam di posisinya.

"Tadi aku cari kamu ke rumah, tadi nggak ada. Kata Junkyu kamu di gereja."

Asahi masih terdiam di posisinya. Menatap Yoon Jaehyuk yang kini menatapnya.

Bugh!

Tangannya mengepal memukul Jahyuk pelan sambil menangis dengan kepalanya yang menunduk.

"Jahat, jahat banget! kamu kemana aja? katanya nggak akan ninggalin aku. Tapi kamu ninggalin aku."

Jaehyuk hanya terdiam membiarkan Asahi melampiaskan emosinya meskipun pukulan Asahi terasa sangat pelan untuknya.

"Maafin aku, aku nggak akan ninggalin kamu lagi. Jangan nangis, ya?"

Tangan Jaehyuk terulur untuk mengusak rambut Asahi dengan pelan sebelum akhirnya membawa Asahi yang masih menangis itu ke dalam pelukannya sambil menepuk pelan punggung pacarnya.

"Jangan nangis, tuan muda Hamada maafin Jaehyuk ya?"

"Hiks. . kamu jahat Jae, kamu jahat banget! jangan tinggalin aku, aku butuh kamu. . kamu masih punya janji sama aku." ucap Asahi.

"Aku akan tepati janji itu sekarang, berhenti nangis aku akan jelasin semuanya nanti. Untuk sekarang, tuan muda Hamada, will you marry me?"

"Jangan bercanda. Kamu sendiri yang bilang kalau nikah itu nggak cuma asal nikah, harus dipikirin ba-"

"Aku udah pikirin, dengerin aku. ."

Jaehyuk menangkup kedua pipi Asahi untuk menatapnya. Lantas ia kecup kening Asahi, kedua pipinya, kemudian bibirnya.

"Aku serius, ayo nikah. Kamu mau hidup sama orang miskin kayak aku? kamu mau hidup di rumah yang bahkan nggak lebih luas dari ruang tamu kamu? kamu mau jadi istri orang yang cuma lulusan SMA? kamu mau-"

Cup!

"Jae berisik, aku udah nangis, kamu nggak liat? denger Yoon Jaehyuk, tuan muda Hamada mau bangun rumah tangga sama Jaehyuk, siapapun Jaehyuk, gimanapun Jaehyuk, dan apapun yang Jaehyuk miliki. Karena selama ada Jaehyuk, tuan muda Hamada akan bahagia." ucap Asahi.

Jaehyuk tersenyum kemudian mencium bibir Asahi dan melumatnya pelan. Di tempat yang sama, di hadapan Tuhan, Jaehyuk menepati ucapannya untuk menikah dengan Asahi lima tahun kedepan yang merupakan saat ini.

Asahi kemudian mendorong bahu Jaehyuk karena ada yang menarik perhatiannya dari penampilan Jaehyuk.

"Kamu tadi bilang cari aku dirumah kan, Jae?" tanya Asahi.

"Iya, malah kamu nya nggak ada." jawab Jaehyuk. Asahi mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Jaehyuk tepatnya di bawah mata kirinya.

"Maaf ya. ." ucap Asahi.

"Kenapa? kamu nggak salah apa-apa, kenapa tiba-tiba minta maaf, hm?" tanya Jaehyuk.

"Ayah kan yang pukul? kamu nggak usah bohong, ini pasti ayah. Nanti aku mau marahin ayah."

"Hei, nggak boleh jadi anak nakal. Siapa yang ajarin, hm? ini bentuk dari perjuangan aku untuk dapetin kamu, meskipun sekarang ayah kamu masih tetep nggak mau restuin kita. Tapi aku nggak mau kamu diambil orang." ucap Jaehyuk.

"Bunda aja lebih ngerti sama aku, tapi kenapa ayah kandung aku malah kayak gitu sama aku. Aku pengen bahagia juga sama orang yang aku cinta." ucap Asahi sambil mengerucutkan bibirnya yang malah dibalas oleh jitakan pelan dari Jaehyuk.

"Sayang, orang tua punya cara masing-masing untuk mendidik anaknya dan membesarkan anaknya. Ayah kamu cuma khawatir kamu ketemu sama orang yang salah."

"Tapi buktinya aku nggak salah pilih orang. Kamu jaga aku, kamu perlakukan aku dengan baik, kamu ngajarin aku jadi orang yang lebih baik"

Jaehyuk tersenyum dan kembali mengusak rambut Asahi dengan gemas. Dan keduanya kembali berpelukan untuk melepas rindu selama kepergian Jaehyuk seminggu ini.

 Dan keduanya kembali berpelukan untuk melepas rindu selama kepergian Jaehyuk seminggu ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DIFFERENT [JAESAHI]Where stories live. Discover now