2

3.3K 289 136
                                    

Selamat Membaca...
.
.
.

Awas mature content...🔥🔥🔥
.
Yeeeaayyy, teriak para readersku dengan kompak🤣🤣🤣...

***

Hinata merem melek saat Naruto bergerak pelan namun teratur. Ini nikmat tapi juga menyiksa untuk Hinata. Mengapa suaminya sangat suka bermain seperti itu? Padahal Hinata lebih suka permainan Naruto yang menusuk dengan cepat. Percayalah, itu mampu membuat seperti terbang.

"Na-naru..." Desah Hinata kala sudah benar-benar tidak sanggup lagi. Naruto menghiraukan Hinata, ia sangat suka dengan posisi dan gerakan seperti ini. Dari posisi ini, ia mampu merasakan memew lebih hikmat. Dan mengingat setiap cengkraman memew yang sangat nikmat. Bagaimana bisa mulut memew menelan semua batangnya. Ah, memew memang hebat, is the best pokoknya.

"Hinataaa...kau tau...ah...aku suka seperti ini..." Hinata menggigit kuat ujung bantal. Rasanya ia ingin sekali bergerak sendiri, sayangnya Naruto tidak suka resesif dia suka dominan.

"Naru...aahh, sudah.." karena Naruto tidak menghiraukan peringatan dari Hinata, maka dengan cepat Hinata mengetatkan miliknya. Menjepit milik Naruto erat, jangan remehkan cengkraman memew.

"Hinaataaahhh...." Itu geraman dari Naruto. Rasanya sangat nikmat ketika milik Hinata menjepitnya seperti tadi. Tapi jika itu dilakukan terlalu sering ia akan cepat memuntahkan laharnya.

"Doggy honey?" Pinta Hinata.

"No, standing baby." Hinata agak menyesal memberitahu Naruto posisi itu, karena posisi itu kini menjadi posisi favorit Naruto. Menarik tubuh Hinata agar berdiri tegak lalu menggendong Hinata untuk bersandar pada tembok.

"Angkat satu kaki baby." Hinata manut, ia lingkarkan kaki kirinya pada pinggang Naruto. Saat itu juga Naruto melesatkan batangnya. Desahan menguar dari mereka berdua. Naruto menatap Hinata dengan kabut nafsu yang sangat kentara. Mata Hinata yang terpejam, mulut yang sedikit terbuka, mampu membuat Naruto semakin bergairah.

"Sungguh Hinata, aku sampai saat ini masih tidak menemukan alasan mengapa aku mencintaimu sedalam ini?" Ujar Naruto setelah batang pria itu masuk sempurna pada lubang Hinata.

Hinata mencubit bibir Naruto gemas, "Kalau ingin bicara nanti saja... Kau tau rasanya dibawah sana sesak. Sedari tadi kau sangat suka sekali bicara saat milikmu sedang berada didalamku...! Rasanya sangat tidak nyaman, aku ingin mendesah tapi tidak enak hati padamu...!"

Naruto berkedip lucu mendengar Hinata bicara dengan cepat disertai nada tinggi. Ah, ia upa jika miliknya sudah ditelan memew.

"Maaf sayang," kekehan geli keluar dari Naruto. Ia sudah paham maksud dari Hinata.

Menyambar bibir yang baru saja memarahinya, Naruto mengecap sedikit kasar bibir itu. Bibir Hinata kenyal, manis dan lembut Naruto menyukai bibir Hinata juga, tetapi tetap memew yang tertinggi.

Hinata rasanya tak kuat menopang tubuhnya dengan satu kaki. Dimana semua titik sensitifnya diserang Naruto. Dibawah sana sesak, dadanya dimainkan searah jarum jam oleh jemari Naruto, lalu bibirnya disumpal dengan bibir sexy milik Naruto. Sungguh kenikmatan mana yang harus Hinata keluhkan. Tidak ada.

Sampai pada Naruto memuntahkan cairan kental penghasil manusia didalam rahim Hinata dalam jumlah banyak. Hinata merasakan kehangatan yang menyebar didalam sana. Jika dalam posisi berdiri seperti ini, rasanya sungguh sangat nikmat. Stop jangan dibayangkan.

Naruto meraih Hinata yang lemas lalu merebahkan istrinya di kasur dengan pelan. Membelai dagu Hinata pelan, "Istirahatlah, maaf membuatmu lelah lagi malam ini," setelah berkata seperti itu Naruto mengecup kening Hinata. Perlakuan yang selalu Hinata suka setelah mereka selesai dengan ritual malam.

ExtraOrdinary LoveWhere stories live. Discover now