[Extra Part] T I G A

Start from the beginning
                                    

Melihat Renata yang tidak sekaget dirinya ketika menyaksikan kedatangan Jaendra dan Adelia bersama, Renjaka kemudian beralih pada istrinya, "Kok kamu nggak kaget mereka dateng bareng, Ta?"

Renata mengedikkan bahunya, "Kenapa mesti kaget? Kan mereka kenal, terus Mbak Hani kan temennya Mas Jae dan Adelia juga" jawab Renata sambil tertawa.

Renjaka menatap curiga, "Kamu udah tau, Lia dideketin sama Jae?"

Renata kembali mengedikkan bahunya, membuat Renjaka semakin menatapnya curiga.

Jaendra kali ini yang kembali membuka suara, "Udahlah, Ja. Kita ke sini kan mau merayakan kebahagiaan Hani sama Aji. Gak usah mikir macem-macem"

"Yang gue pikirin cuma satu macem, ada niat apa lo ngajakin Adelia dateng bareng hari ini?"

"Kalo niatannya serius, diijinin nggak?"

"Nggak lah!" jawab renjaka tegas, membuat Jaendra kembali tertawa keras.

"Mending kita makan dulu, abis itu salaman sama Hani dan Aji, foto-foto terus pulang. Nanti gue ke rumah lo aja buat sampein niatan serius gue ke Adelia, sekalian ke Om sama Tante juga" ujar Jaendra mengarah pada kedua orang tua Renjaka dan Adelia.

Renjaka semakin membesarkan matanya, "Gue gak setuju"

Renata yang kali ini berupaya untuk menenangkan suaminya, "Mas, makan dulu aja ya. Berantemnya nanti lagi"

"Kamu harus jelasin sama saya ada apa di antara mereka. Soalnya kayanya kamu lebih tahu banyak daripada saya"

Renata tertawa, "Iya, nanti aku cerita. Sekarang santai dulu, gak usah tegang begitu mukanya"

"Kalo bukan Jaendra cowoknya, saya gak mungkin setegang ini, Ta"

Renata tertawa lalu mengusap pelan pundak suaminya agar lebih tenang, sedangkan lelaki itu masih menatap tajam Jaendra sambil mencecar dengan beberapa pertanyaan kepadanya, yang hanya dibalas dengan candaan dari Jaendra.

*****

Renjaka sedang duduk di teras belakang rumah sambil mengelus pelan perut Renata yang duduk di sebelahnya, yang saat ini sudah terlihat cukup buncit menunjukkan kehamilannya.

Ya, Renata sedang mengandung calon adik Rendra. Usia kandungannya sudah memasuki bulan ke-5, membuat perutnya kini terlihat cukup besar. 

"Mas pengennya anak cowok apa cewek?" tanya Renata.

"Pengennya sih cewek, karena kan udah ada Rendra. Tapi apa aja se-dikasih-nya, yang penting kalian berdua sehat"

Renata tersenyum, "Aku juga pengennya cewek, biar bisa aku dandanin"

"Tapi kalau cewek, saya yang pusing nanti, Ta"

"Kenapa pusing?"

"Pusing jagainnya. Saya mesti belajar taekwondo dulu kayanya buat jagain dia dari cowok-cowok yang deketin nanti"

Renata tertawa mendengar jawaban Renjaka, "Anaknya aja belum lahir, Mas. Udah pusing mikirin jagain dari cowok-cowok aja"

"Karena kalau cewek pasti cantik kaya kamu, jadi banyak yang naksir"

"Nggak usah gombal siang-siang"

Mereka lalu melanjutkan ngobrol santai di taman belakang rumah orang tua Renjaka. Sampai obrolan mereka terhenti ketika mendengar sapaan salam dari dalam rumah.

"Assalamualaikum..." suara Adelia, kemudian diikuti langkah menuju tempat Renjaka dan Renata duduk. 

Renjaka melihat kedatangan Adelia, namun adiknya itu tidak sendiri, ada seseorang yang mengikuti di belakangnya. Seseorang yang Ia kenal, siapa lagi kalau bukan Jaendra. Renjaka mendengus kencang, namun Jaendra hanya tertawa melihat tingkah sebal sahabatnya itu.

Never Been Easy [Completed]Where stories live. Discover now