8

556 39 0
                                    

Matahari di luar sudah hampir sejajar dengan kepala, namun cahayanya tidak dapat masuk ke salah satu ruangan di gedung pencakar langit itu karena terhalang tirai yang tebal.

Terlihat dua insan masih bergelung hangat di bawah selimut, pria dengan otot lengan yang kokoh sedang memeluk pria manis yang setenang air danau di sebelahnya.

Tiba-tiba pria manis itu menggeliat dan merintih di bawah dekapan hangat suaminya. Dia terlihat kesakitan.

Pergerakannya tentu mengusik mimpi dan membangunkan pria di sampingnya.

Pria bermarga Chen itu lantas kembali pada kesadarannya, dia bertanya kepada pujaan hatinya Luo Yunxi tentang apa yang dia rasakan.

Yunxi masih merintih kesakitan. Sementara Feiyu yang panik menempelkan punggung tangannya di dahi dan leher Yunxi, dia demam!

Segera Feiyu memakaikan jubah piyama ke tubuh Yunxi yang telanjang, begitupun dengan dirinya sendiri. Kemudian dia meraih ponselnya dan melakukan panggilan kepada dokter pribadi mereka.

Selama menunggu kedatangan dokter Xiao, Feiyu menempelkan plester pereda demam di dahi Yunxi. Dia tidak berhenti menggenggam jemari Yunxi lalu mencium punggung tangannya. Mata elangnya lembab dengan bendungan air mata yang dia tahan, dia menatap khawatir ke arah pria yang sangat dicintainya.

Dalam keadaan seperti ini, Yunxi masih sempatnya menekan ekspresinya demi meredakan kekhawatiran Chen Feiyu. Kami akan baik-baik saja sayang...ujarnya menenangkan Feiyu, satu tangannya mengusap perutnya yang menonjol besar.

Feiyu mengerti kesalahannya, dia melakukannya terlalu keras semalam. Namun dengan cepat Yunxi mengoreksi, bukan kamu...tapi kita. Yunxi paham mereka sama-sama gila tadi malam, mereka tidak lagi bisa menahan hasrat untuk menyentuh setelah terakhir kali melakukannya di bulan ke empat kehamilan Yunxi, dan sekarang usia kandungannya sudah menginjak bulan ke tujuh.

Feiyu berpuasa selama itu karena dia mencintai Yunxi dan buah hati mereka. Selama hamil tubuh Yunxi menjadi lemah dan rentan lelah. Namun tadi malam mereka benar-benar kehilangan kendali karena terlalu merindukan satu sama lain, dan Feiyu maupun Yunxi tidak berpikir akan berakhir seperti sekarang.

Bibir Feiyu tidak ada habisnya mengucap kata maaf, dia mencium puncak kepala Yunxi dengan lembut. Tidak lama kemudian dokter Xiao datang, dia menyingkap sedikit jubah tidur milik Yunxi untuk keperluan pemeriksaan.

Ada bekas gigitan dan cumbuan yang masih berwarna merah segar di sekujur badan Yunxi yang seputih susu. Melihat itu dokter Xiao tersenyum ke arah Feiyu. Feiyu dan Yunxi sama-sama canggung, telinga dan wajah mereka merona merah menahan malu.

Kemudian dokter Xiao memasang jarum infus di pembuluh darah Yunxi, bersamaan dengan memberi penjelasan untuk Feiyu cara pemakaian obat anti inflamasi ke bagian belakang tubuh Yunxi.

Dokter Xiao berkata bayi mereka baik-baik saja, hanya saja tubuh Yunxi rentan kelelahan. Sehingga dokter Xiao memberi nasihat untuk Feiyu bagaimana cara agar hal ini tidak terulang lagi di masa depan.

Setelah itu dokter Xiao berpamitan kepada mereka berdua, dan akan kembali jika cairan infus Yunxi habis.

Di dalam hati Feiyu dia berjanji tidak akan lepas kendali lagi, melihat Yunxi kesakitan seperti saat ini cukup menyayat hatinya.
.
.
Tirai tebal masih dibiarkan menutup, dan hanya ada lampu tidur redup sebagai pencahayaan satu-satunya di kamar itu.

Feiyu mendekap pria manisnya yang pembuluh darahnya sedang dialiri cairan infus yang dingin itu. Mana yang sakit...? suaranya dalam namun lembut.

Yunxi sedikit mendongak untuk melihat Feiyu.

Sayang bisakah kamu menyanyi untukku?

Itu adalah permintaan Yunxi kepada Feiyu. Feiyu tersenyum hangat dan mulai menyanyi untuknya, pelan, lembut dan sangat menenangkan.

Disela-sela lantunan nada yang indah, Feiyu mengambil krim gel stretch mark lalu mengoleskannya di perut Yunxi yang bulat dan kemerahan itu. Krim yang dingin mengenai kulit Yunxi yang sedang demam, sangat nyaman rasanya.

Feiyu sedikit terkejut karena tiba-tiba bayi mereka menendang dari dalam perut Yunxi.

Kamu merasakannya? dia senang mendengar kamu menyanyi dan memanjanku seperti sekarang ha ha ha...

Haruskah Daddy menyanyi untuk kalian setiap waktu huh? ha ha ha baiklah baiklah

Mereka berdua tertawa, Yunxi sedikit melupakan rasa sakitnya. Karena kenyamanan yang dia dapat dari Feiyu, perlahan matanya menutup menjemput mimpinya lagi.

Feiyu tersenyum lega melihat Yunxi bisa melawan rasa sakitnya dengan berhasil terlelap. Dia mencium dahinya yang panas lalu turun ke bibirnya yang sedikit kering.

Tidurlah sayang...aku akan memasak sarapan untuk kita bertiga.

🐟☁️

HORMONESWhere stories live. Discover now