Chapter 5

11 1 1
                                    

Xion telah menceritakan kejadian yang menimpa Wilwil, pada Sora dan Neo, setelah Sora terus menuntut penjelasan padanya. Ya, meski dengan suara yang tersendat-sendat.

Saat ini mereka berempat baru selesai membeli terasi pada sebuah toko tua, di pojok pasar. Mereka berempat telah memutuskan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan misi di gim ini. Saat mereka membeli terasi, mereka melakukan patungan karena ternyata harga terasi—yang katanya ajaib itu—sungguh fantastis. Pun mereka harus membeli beberapa senjata untuk berjaga-jaga jika bertemu binatang buas lagi nantinya.

"Ayo!" ujar Sora sembari melangkahkan kakinya mendahului tiga avatar lainnya. Kali ini tujuan mereka ialah rumah Timun Mas, guna menyerahkan empat bahan yang telah mereka dapatkan pada Mbok Srini.

Butuh waktu beberapa saat hingga akhirnya ia sampai di rumah Timun Mas. Di sana sudah ada Mbok Srini yang duduk di depan emperan rumah.

Xion yang membawa empat bahan yang diperlukan, segera menyerahkan barang itu kepada Mbok Srini. Mbok Srini tampak mengeluarkan kalimat basa-basi sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah untuk menemui anaknya.

Setelah itu tidak ada yang terjadi, bahkan ketika malam telah datang lalu pagi mulai muncul kembali. Bahkan, Xion sampai menggerutu beberapa kali karena harus menunggu misi selanjutnya yang tidak kunjung datang.

Masih dalam keadaan menunggu, tiba-tiba tanah yang mereka pijaki terasa bergetar. "Ada apa ini?" Neo berujar sembari menatap ke sekitar.

"Raksasa," Leo berujar sembari menatap kedatangan sosok raksasa. Raksasa itu tampak berbeda dengan raksasa yang pernah ia lawan bersama Wilwil. Raksasa kali ini terlihat lebih tangguh dan ganas.

Mbok Srini keluar dari gubuknya dan memulai sebuah percakapan antara Raksasa dan Mbok Srini. Hingga beberapa saat kemudian raksasa itu tampak marah dan melangkah cepat ke belakang rumah Mbok Srini.

Saat itu juga sebuah papan misi pun muncul,

"Ayo! Kalahkan raksasa bersama Timun Mas!"

"Melawan raksasa?" Sora mengeluarkan pedang dari sarungnya. Begitu pun dengan tiga avatar lainnya yang sudah bersiap melawan sang raksasa. Dengan langkah kaki tergesa, empat avatar itu segera mengikuti langkah Timun Mas yang berlari menuju hutan.

Neo berlari sembari sesekali mengarahkan anak panahnya pada raksasa. Xion juga telah mendekat pada raksasa dan beberapa kali menyabetkan pedangnya pada kaki sang raksasa. Namun, sepertinya sabetan pedang itu tidak cukup sakit untuk melukai, buktinya si raksasa tak menggubrisnya dan memilih tetap mengejar Timun Mas.

Setelah beberapa waktu berlalu, tampak Timun Mas mulai menebarkan biji timun. Lalu secara ajaib hutan di sekitarnya berubah menjadi ladang timun, dan dalam sekejap sulur timun menjalar dan membelit tubuh raksasa.

Merasa ada kesempatan untuk menyerang. Empat avatar itu segera melemparkan serangan pada raksasa. Sang raksasa mengerang ketika tusukan pedang menancap dalam kulit tebalnya. Mata raksasa itu tampak melotot, berusaha keras agar lolos dari lilitan sulur. Dan akhirnya, ia berhasil meloloskan diri dari lilitan itu, lantas segera melanjutkan langkahnya lagi mengejar Timun Mas.

Seperti pada cerita yang berkembang di masyarakat, Timun Mas kembali melemparkan sebuah buntalan. Kali ini hutan berubah menjadi hutan bambu yang begitu runcing. Namun raksasa berhasil lolos meski dengan kaki yang berdarah-darah.

Xion mencoba menghalangi raksasa, namun dengan mudah tubuh Xion dihempaskan jauh. Untungnya Leo segera menolong Xion. Sora dan Neo pun tak ingin ketinggalan, mereka mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam berperang.

Waktu terus berlalu, Timun Mas juga telah melempar buntalan garam yang memunculkan lautan. Namun tetap saja raksasa itu berhasil melewatinya. Bahkan, sepertinya keberadaan empat avatar di sekitarnya hanya dianggap seperti kerikil kecil yang menghalangi jalan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 13, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Legend of ArchipelagoWhere stories live. Discover now