20. Dibutakan Oleh Janji

370 95 14
                                    

"Bagus, Nutty

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Bagus, Nutty. Gak sia-sia kau belajar memanah," puji Nathan pada si bungsu yang masih berdiri memegangi busur panahnya.

"Kenapa aku gak boleh membidik kepalanya?" gerutu si adik, dan kakak ketiganya mendengkus.

"Karena kalau dia mati berarti kita gak akan tahu siapa yang menyuruhnya," kata Nathan yang segera diangguki Nutty; tanda paham.

"Aaaargghh!" Chris menggeram kencang saat tangan Noel menarik paksa kain hitam yang menutupi wajahnya. Kain itupun robek, dan rupa dari sosok si pemburu pun nampak jelas dilihat oleh seluruh orang di sekelilingnya.

"Wah, boleh juga mukamu," tukas Nico, berbeda dengan Nicky yang malah mendecak malas.

"Katakan, apa yang hendak kau lakukan pada Pangeran?!" tuntut Noah pada Chris.

"Siapa yang menyuruhmu?!" sambung Noel.

"Bajingan! Kalian, kurcaci-kurcaci kerdil beraninya main keroyokan!" umpat Chris.

"Kurcaci? Kerdil?" Mendengar kaumnya dicela, Nathan lantas naik pitam. Ia mungkin saja sudah mengeluarkan belati miliknya kalau saja ia tak lupa meninggalkannya di rumah, namun walau begitu bukan berarti ia hanya diam saja. Tangannya lantas merebut pedang Noah dan hendak menebas leher Chris.

"JANGAN!"

Ya, nyaris. Andai Ilino tak memekik kencang mata pedang yang melayang itu sudah terayun memisahkan kepala dan tubuh si pemburu. Sang Pangeran lantas menjegal, berdiri di hadapan para kurcaci sembari menatap dengan mimik panik satu per satu wajah mereka.

"Kumohon, jangan buat aku mengingat kenangan buruk sepuluh tahun silam. Aku tak ingin menyaksikan pembataian lagi di mataku," pungkasnya dengan suara bergetar. Bahunya pun terlihat semakin tegang meski saat ini kedua tangannya tengah ia rentangkan.

"Pangeran ...."

"Enggak, Nutty. Tolong jangan, jangan lukai dia, karena dia baru saja menolongku," dusta, namun tak sepenuhnya juga. Ilino merasa jantungnya berdegup kencang sekali saat sepintas pikiran menyambanginya; apakah ia baru saja menolong orang yang hendak membunuhnya?

"Tapi dia mau menusuk Pangeran," tegas Nathan.

Ilino terkesiap sesaat. Benar! Memang benar, dan sayangnya yang hendak Chris lakukan bukanlah menusuknya, melainkan memenggal kepalanya.

"Salah!" Yang sayangnya segera ia bantah. "Kalian salah lihat, dia mengeluarkan pedangnya karena ... eng ... ka-re ... na ..." Oke, sepertinya sesi berbohongnya suda selesai sebab Ilino sendiri tak tahu harus menutupi kenyataan tersebut dengan bagaimana lagi.

"Kau tak perlu menolongku sampai sebegitunya, Pangeran." Mandadak Chris berucap. Ia kembali berdiri dan tangannya mengais pedangnya yang semula jatuh ke tanah. Ada senyum miring yang ditarik sudut bibirnya tatkala kalimatnya dilanjutkan, "Toh, gak ada gunanya juga. Mereka gak akan percaya."

The Prince, The Queen, and The Hunter [Banginho]Kde žijí příběhy. Začni objevovat