17. Sang Pemburu

362 96 8
                                    

Sudah lebih dari tiga puluh enam jam Chris di dalam hutan terkutuk ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah lebih dari tiga puluh enam jam Chris di dalam hutan terkutuk ini. Berjalan tanpa tujuan dan hanya berbekal sebuah harapan; bisa menemukan di mana berada Sang Pangeran.

Sejujurnya ia mulai lelah. Bekal makanan yang dibawa seadanya pun sudah menipis. Harap-harap dalam hati semoga saat keluar nanti yang ia bawa hanyalah berupa jasad yang memang sudah tewas secara alami; karena hutan ini, bukan karena dirinya sendiri. Tapi, sepertinya takdir berpihak lain.

Setelah semalaman tidur di bawah batang pohon tua yang terus mengeluarkan suara tangis dan dahan seolah tangan raksasa yang ingin membunuhnya, Chris pun akhirnya berhasil menemukan satu titik terang dalam perburuan tak menentu ini.

Langkah kakinya berhenti tatkala iris ambernya menemukan sebuah rumah kecil berada di tengah-tengah hutan, namun tak termasuk ke dalam lingkup tanahnya. Bangunan yang tak seberapa besar itu berdiri dengan sebuah sungai mengalir sebagai pembatas antara tanah tempatnya dibangun dengan Hutan Terlarang.

Merasa aneh lantaran berpikir; orang bodoh macam apa yang berani tinggal di tengah-tengah kawasan pohon yang dipenuhi aura mistis nan kental begini? Sepertinya hanya ada dua kemungkinan; pertama, orang buruan yang berupaya sembunyi dari kejaran, kedua sindikat penjahat dengan kelas tinggi yang punya nyali besar untuk membangun markas di sini.

Namun, sepertinya opsi pertama lebih masuk akal dan diterima otak Chris lantaran di sana, baru saja keluar dari dalam rumah mungil tersebut Chris menemukan sosok yang dicarinya kini.

"Voila," gumamnya sembari tersenyum miring.

Ia mungkin saja segera bertindak, namun karena melihat ternyata buruannya tak sendirian jadilah ia diam menunggu; menguntit dari balik pohon selama beberapa waktu.

"Jadi dia bersembunyi di rumah ini?" tanyanya pada diri sendiri. "Hebat juga, pantas saja Ratu sampai menyuruh orang untuk mencarinya."

Iris amber itu menangkap beberapa figur lelaki dengan tubuh kerdil di sana. Bercengkrama beberapa saat dengan si remaja buruannya sesaat, sebelum satu per satu melambaikan tangan; berpamitan dan pergi.

Oh, mereka pergi?

Bagus sekali bukan? Ini adalah waktu yang tepat untuk datang dan menghabisi si buruan.

Tunggu!

Chris mengernyit saat sekilas asumsi datang menyambangi benaknya. Ia terdiam, mengigit bibir bawahnya pelan dan bergumam, "Aku harus menghabisinya? Aku harus membunuh seorang pangeran?"

Ada sisi lain dalam dirinya yang ingin mundur dan mengajak untuk pergi saja dari tempatnya berdiri kini, namun sisi lain seolah memberikan pemberontakan dengan berteriak; pikirkan upah yang akan kau dapatkan! Pikirkan tentang adikmu!

"Tapi ini demi Felix ... demi agar dia hidup lagi," lirihnya. Masih gundah dan masih dalam niat yang maju-mundur.

Sesaat ia pejamkan mata, dan tarik napas dalam-dalam mengisi rongga dada sebelum dihembuskan secara perlahan dan netranya kembali terbuka.

The Prince, The Queen, and The Hunter [Banginho]Where stories live. Discover now