13: Nikah

28.1K 1.2K 14
                                    

Setelah mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan pernikahan, akhirnya hari ini akad nikah akan dilangsungkan di kediaman Bu Dewi. Bu Dewi sendiri hanya mengundang para tetangga yang berada dekat dengan rumahnya.

Akad nikah dilakukan jam 10 pagi dan dihadiri oleh putra bungsu dari Sean.

Ini adalah kali pertama Anjani bertemu dengan Samuel, putra bungsu dari Sean, dan juga Abel, istri Samuel, serta Satya, putra tunggal dari Samuel dan Abel.

Sementara kedua putra Sean yang lain hanya diberi tahu jika ia akan menikah. Mereka tidak bisa hadir karena memang mereka ada di belahan dunia yang lain dengan kesibukan mereka tentunya.

"Aku harus memanggilnya dengan sebutan apa?" Samuel menunjuk Anjani dengan matanya pada sang papa yang saat ini senyumnya semakin lebar dari biasanya.

"Karena Anjani adalah istri papa, otomatis dia akan menjadi ibu tiri kamu. Tentu saja kamu akan memanggilnya dengan sebutan mama."

Jawaban dari Sean yang penuh percaya diri tentu saja membuat Samuel agak geli mendengarnya. Gadis yang usianya 5 tahun lebih muda dari dirinya, akan dipanggil dengan sebutan mama. Tidak masalah baginya. Andai saja ia tinggal di luar negeri dan terbiasa dengan budaya barat, mungkin dia lebih baik memanggil mama tirinya dengan sebutan nama. Hanya saja budaya di sini, mengedepankan sebuah kesopanan.

"Oke, Mama." Samuel menganggukan kepalanya mengerti. "Setelah ini papa mau ke mana?"

"Papa mau membawa istri papa untuk honeymoon ke Bali. Tempat terdekat saja. Hanya tiga hari."

"Lalu, ibu mertua papa?"

"Papa sudah minta tolong sama dokter dan 2 orang suster untuk menjaga dan merawat ibu Dewi selama kami pergi." Sean menjawab dengan tenang. "Kebetulan ibu Dewi habis ini langsung mau pergi ke rumah sakit lagi. Beliau tidak mau tinggal di rumah kita."

Ini memang permintaan ibu Dewi yang tidak ingin tinggal bersama Sean dan Anjani. Wanita paruh baya itu ingin tinggal di rumah sakit karena jika ada apa-apa, dia sangat mudah ditangani. Tidak hanya dokter dan suster yang ia minta khusus untuk merawat ibu Dewi, tapi juga dua orang wanita yang merupakan tetangga ibu Dewi, ia minta untuk menjaga beliau dan akan diberi gaji yang besar.

Kebetulan ada dua orang janda yang memang membutuhkan pekerjaan ini sehingga tanpa pikir panjang, Sean menerima mereka atas rujukan dari Anjani sendiri.

Mendengar jawaban dari papanya, Samuel mengangguk paham. Koper milik Anjani pun sudah dipersiapkan. Begitu juga dengan koper miliknya sudah ada di dalam mobil miliknya.

"Aku, Abel, dan Satya yang akan mengantar papa dan mama ke bandara," ujar Samuel.

Setelah mengantarkan Dewi ke rumah sakit dan memastikan jika wanita paruh baya itu akan diurus dengan baik oleh tenaga profesional dan tetangga wanita itu, Anjani dan Sean akhirnya pergi menuju bandara dengan di antar Sam, Abel, serta Satya.

Satya yang sudah cukup mengenal Oma mudanya itu dengan polos meminta dipangku yang membuat Sean hanya bisa mendengus iri. Niatnya duduk berduaan di belakang bersama sang istri agar ia bisa bermesraan. Namun, bukan bermesraan tapi justru ia melihat cucunya yang duduk dipangku sang istri.

"Kenapa?"

Anjani yang merasa aneh menoleh menatap Sean yang terlihat cemberut sejak tadi. Hal itu tentu saja membuat Anjani merasa tidak nyaman karena memang hari ini adalah kali pertama menikah dengan Sean. Anjani canggung jika laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu mendiaminya.

"Tidak apa-apa." Sean tidak menjawab dan justru menggeleng kepalanya. "Sebentar lagi kita akan tiba. Son, menyingkir lah dari tubuh Oma mudamu." Sean beralih menatap Satya yang masih dengan nyaman menyandarkan kepalanya di dada milik Anjani. Itu seharusnya tempatku, pekik batin Sean kesal.

Tak lama kemudian mobil akhirnya tiba di bandara yang akan mengantarkan kepergian Sean dan Anjani menuju Bali.

"Take care, Pa, Ma. Kalian pulang belikan kami oleh-oleh."

"Tenang saja. Nanti papa bawakan kerang laut untuk kalian."

Sam spontan mendengus mendengar sahutan dari papanya. Tak lama panggilan masuk diberitahukan oleh petugas membuat Sean dan Anjani langsung masuk ke dalam sambil melambaikan tangan pada keluarga Sam.

Ini adalah kali pertama Anjani naik pesawat. Hal ini tentu saja membuat dia canggung dan juga bingung bagaimana cara menggunakan fasilitas yang berada di dalam pesawat. Sampai akhirnya Sean memasangkan sabuk pengaman karena pesawat sudah mau mulai berangkat.

Cengkraman di tangannya menyadarkan Sean jika istrinya ini mungkin ketakutan saat pesawat lepas landas. Digenggam balik tangan sang istri hingga beberapa menit kemudian Anjani mulai tenang.

Dalam perjalanan menuju Bali, Anjani sempat tertidur mungkin karena kelelahan setelah mempersiapkan akad nikah yang memang dilakukan dengan sangat sederhana. Namun, masih memerlukan tenaga yang cukup. Para tetangga yang berada di dekat rumah Anjani pun Sean belikan hadiah-hadiah mahal untuk mereka. Tentu saja ini sebagai aksi perkenalan dan tutup mulut agar mereka tidak menggunjing Anjani di belakangnya.

Tujuan mereka ke Bali tentu saja untuk menetap sementara di salah satu resort milik Sean. Ini adalah resort tempat Sean jika ingin menghabiskan waktu liburannya seorang diri tanpa membawa wanita. Mungkin ini kali pertama Sean membawa wanita yang berstatus sebagai istrinya ke tempat kediaman pribadinya. Lain kali ia akan membawa sang istri menuju pulau pribadinya jika Anjani menjalani libur kuliah.


Suamiku ABG TUAWhere stories live. Discover now