Pemuda Paling Bahagia

4 0 0
                                    

Perkenalkan namaku Sultan, aku adalah pemuda paling bahagia di dunia. Bagaimana tidak, aku dikaruniai kedua orang tua yang sangat menyayangiku, wajahku pun tampan rupawan, rumahku juga sangat cukup dan layak untuk menampung kami berempat. Aku, ayah, ibu dan seorang asisten rumah tangga.

Usaha yang ku geluti juga lancar dan terus berkembang. Diusiaku yang baru dua puluh tiga tahun ini, Aku sudah memiliki tiga kios buah di tiga pasar yang berbeda di kota ini. Itu semua aku peroleh karena kerja kerasku, ridho orang tua dan anugerah dari Tuhanku. Aku yakin tahun depan kios buahku akan menjamur di seluruh pasar yang ada di kota ini. Pantaslah jika namaku Sultan, seperti sebutan orang – orang kaya yang sering aku lihat di tivi.

Aku sangat bersyukur dengan hidupku terlebih jika Tuhan segera mengirimkanku pasangan hidup dalam waktu dekat. Tentu rasa syukurku akan makin bertambah. Betapa sempurnanya hidupku jika harta, tahta dan wanita sudah dapat kuraih diusia semuda ini.

Pagi ini aku telah bersiap untuk pergi ke salah satu kios buahku yang ada di pasar timur kota. Pasar itu hanya berjarak satu kilometer dari rumah. Biasanya aku berjalan kaki menuju ke sana. Hari ini pun begitu.

Aku berjalan dengan gembira, langkahku terasa ringan bagai berjalan di atas angin. Ku sapa para tetangga di kanan dan kiri jalan dengan senyum termanis yang kubawa hari ini. Mereka pun membalas senyumku dengan tawa dan sapaan hangat. Terkadang mereka juga melempariku dengan bunga sebagai rasa hormat. Kebaikanku telah berhasil memikat hati mereka. Siapa yang tak kenal denganku? Siapa yang tak senang dengan kehadiranku? Semua orang mencintaiku melebihi kecintaan mereka pada apapun.

Tak hanya manusia, kambing Mbok Jum, ayam Pak Slamet dan kucing – kucing liar pun menyapaku dengan riang aku pun sebaliknya. Senyum mentari pagi dan harum asap tembakau turut menambah kebahagiaan sabtu pagiku. Tak jauh lagi pasar telah menantiku di depan. Sudah bisa kudengar sayup keramaian dan aroma – aromanya. Aku yakin para penghuni pasar tengah menantikan kehadiranku di tengah – tengah mereka. Aku dapat merasakannya.

Sesuai dugaanku, sesampainya di pasar mereka sontak menyorakiku riang gembira. Kembali kudapati sapaan dan sambutan meriah dari seisi pasar. Tak terhitung berapa banyak bunga yang mereka lemparkan untuk menyambutku. Kadang aku berpikir apakah mereka tidak sayang dengan bunga – bunga yang mereka lempar padaku? Entahlah, selama mereka tak keberatan akupun tak masalah.

"Copeeeet...", teriak seorang wanita di tengah kerumunan.

Aku melihat seorang pencopet berlari sambil membawa dompet korbannya. Lalu dengan sigap aku mengejarnya. Dia tidak tahu ini wilayah siapa.

Pencopet itu adalah seorang pria berbadan jangkung dengan kaos hijau lengan panjang, topi hitam dan celana jeans berwarna biru. Gerakannya sangat lincah, larinya pun kencang. Dengan sangat mudah pria itu berlari menghindari padatnya kerumunan orang – orang di pasar. Aku hampir kewalahan mengejarnya. Tapi jangan khawatir, aku tak akan membiarkannya lolos begitu saja. Aku pasti dapat menangkapnya dan memberinya pelajaran.

Sekitar lima menit aku mengejarnya mengelilingi pasar, aku melihat ada yang aneh. Orang – orang di pasar tampak acuh dengan aksi kejar – kejaran kami yang seharusnya sangat mencolok dan menarik perhatian. Aku meneriakinya "copeeeeet copeeeeeet...", namun tak satupun pengunjung pasar peduli terlebih membantuku menangkap copet itu. Ilmu apa yang dia pakai untuk mengelabui banyak orang? Apakah para pengunjung pasar telah terhipnotis?

Kini dia berapa tepat di depanku, hanya berjarak sekitar tiga meter. Tak lama lagi pasti akan ku tangkap penjahat itu. Dia berbelok ke arah kiri, dimana itu adalah gang buntu yang terletak di sudut pasar. Aku pun mengikutinya berbelok ke kiri dan... Dia menghilang.

Merasa aneh dengan hal itu, sontak aku bertanya pada para pedagang yang ada di gang itu tentang keberadaannya. Namun tak satupun dari mereka yang mengetahui keberadaannya.

Ditengah kebingunganku ada seseorang yang menyentuh pundakku dari belakang. Saat aku menoleh, aku mendapati pencopet itu berada tepat dibelakangku. Dia tersenyum dan dengan cepat melayangkan pukulan tepat mengenai hidungku. Aku pun tersungkur jatuh ke aspal. Darah mengucur deras dari hidungku, mataku berkunang – kunang.

Aku tidak menyerah. Segera aku bangkit dan melancarkan jurus – jurus silat andalanku. Pukulan dan tendanganku telak mengenai titik – titik vital di tubuhnya. Tapi dia sangat kuat. Dengan cepat dia bangkit dari keterpurukannya. Kekuatannya seimbang denganku. Akhirnya kami terlibat dalam pertempuran sengit antar dua pendekar silat.

Para pengunjung pasar mulai mengelilingi kami dan menyaksikan dengan antusias. Aku juga melihat wanita pemilik tas itu di barisan depan para pengunjung. Rupanya dia adalah seorang wanita muda yang kutaksir usianya sepantaran denganku. Wajahnya manis dan sederhana. Dia berteriak memberikan dukungan dan semangat padaku. Seketika semangatku meningkat berkali – kali lipat dan aku jatuh cinta padanya. Apapun akan ku lakukan demi tegaknya kebenaran dan mendapatkan cintanya.

Pertarungan pun kembali bergulir. Kami saling serang mengeluarkan jurus – jurus andalan yang sangat mematikan.

Di akhir pertempuran akulah pemenangnya. Pria jangkung itu berhasil ku buat pingsan dengan tendangan petirku yang tepat mengenai rahang kirinya.

Dengan penuh percaya diri ku ambil tas wanita itu dan kuberikan padanya. Dia berterima kasih padaku sambil tersenyum manis sekali. Kami berkenalan dan saat itu juga kunyatakan cintaku padanya, tanpa pikir panjang dia pun menerima cintaku. Sekali lagi dia tersenyum padaku dan aku mendekapnya dalam pelukanku. Ini adalah hari keberuntunganku. Karena hari ini aku telah berhasil menjadi pahlawan bagi masyarakat dan Tuhan mengirimkan salah satu bidadarinya untukku. Aku tersenyum puas untuk pencapaianku hari ini.

"Ngapain lagi tuh si Sultan senyum –senyum sendiri?", tanya Beni kepada Ilham. "Tadi dia juga lari – lari sendirisambil teriak copeeeet copeeeet. Terus gulung – gulung di aspal", jawab Ilhamsantai,"Biasalah namanya juga delusi akut".

Don't Disturb Me!Where stories live. Discover now