🌸Chapters 14 : My Savior Action🌸

874 91 25
                                    

"Maaf membuat anda menunggu lama, Mr. Uchiha!"

Seorang klien yang sedang membutuhkan jasanya, datang dengan raut wajah bersalah. Sementara itu, Sasuke hanya menatap datar dari tepat duduknya seraya tersenyum tipis. "Tidak apa-apa, Mr. Sarutobi."

Menggesar bangku untuk sang klien, Sasuke mempersilakannya untuk duduk. "Silakan duduk di sini, Mr. Sarutobi!"

"Ah, terima kasih..."

Menyamankan dirinya di kursi, Asuma Sarutobi menatap serius kepada pria yang berprofesi sebagai agen property ini. "Kita langsung bicarakan pada intinya saja, ya?"

"Oh... silakan saja." Sasuke mengangguk kecil. "Berbicara berbasi-basi hanya akan memperlambat waktuku. Jadi, lebih baik kita langsung to the point." Membuka buku tebal berisi data ribuan aset, Sasuke mengalihkan fokusnya kepada sang klien. "Jadi, apa yang bisa saya bantu?"

"Begini..." Menyatukan ke sepuluh jemari tangannya di atas meja, Asuma melanjutkan perkataannya. "Saya punya rumah tipe enam puluh yang tidak terpakai di kota Osaka. Daripada terbengkalai dan tidak diurus karena saya punya rumah yang baru, saya pun memutuskan untuk menjual rumah saya kepada anda."

"Oke." Jemari kekarnya sibuk menari di atas lembaran kertas yang putih bersih. "Documents-nya lengkap dan ada semua?"

"Lengkap dan ada semua."

"Hn." Sasuke kembali lanjut menulis. "Bagaimana dengan kondisi rumahnya? Masih bagus atau ada yang rusak?"

"Sepertinya tidak ada yang rusak," jawab sang klien ragu-ragu. Matanya berrotasi ke atas--tampak tengah berpikir. "Terakhir kali saya ke sana sekitar lima bulan yang lalu. Jadi untuk kondisi rumah yang sekarang, saya tidak tahu."

"Ada foto-foto rumah anda dan setiap ruangan di dalam rumah anda?" tanya Sasuke lagi dengan raut wajah kelewatan serius.

"Tentu."

"Tolong kirimkan foto-foto tersebut ke e-mail saya!" suruh Sasuke sambil menunjukkan selembar kertas. "Ini alamat e-mail saya."

"Baiklah."

Selagi menunggu foto-foto tersebut sampai ke alamat e-mail-nya, tiba-tiba saja ponselnya berkedip-kedip dan terus bergetar nyaring. Itu sebuah peringatan bahaya yang dihubungkan antara gadisnya--Sakura--dengan ponsel miliknya. Sontak saja Sasuke langsung menunjukkan raut wajah panik, bingung serta khawatirnya.

Menyadari gelagat aneh klien-nya, Asuma pun bertanya, "Ada apa, Mr. Uchiha? Apa ada masalah?"

Mengusap tengkuknya yang meremang, Sasuke berusaha memasang raut tenang. "Maaf, sepertinya pembicaraan masalah ini bisa di lanjutkan dilain waktu! Saya ada urusan mendadak."

Dengan terburu-buru, Sasuke merapikan semua barang-barangnya yang tergeletak berantakan di atas meja kemudian memasukkannya ke dalam tas.

"Saya pergi dulu. Permisi...."

"HEIII....!!!" teriak sang klien tak terima karena secara mendadak dirinya ditinggal pergi begitu saja. "Anda sangat tidak profesional sekali! Saya sudah membayar dan datang jauh-jauh hanya demi bisa bertemu anda!" maki Asuma dengan berangnya. Mukanya nampak memerah masak. "Tetapi anda tiba-tiba saja per--"

"Mr. Sarutobi---" potong Sasuke bernada kesal bercampur amarah. Langkahnya terhenti di ambang pintu tatkala pria tersebut meneriakinya. "Jika anda tidak terima dengan kepergian saya, anda bisa hubungi Assistant pribadi saya. Minta rescheduled kepadanya atau anda bisa meminta uang anda kembali!"

Menyampirkan tas punggungnya, Sasuke meneruskan ucapannya, "Saya tidak mau menahan klien yang tidak mau bersabar demi bisa berkonsultasi dengan saya!"

Melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda, Sasuke berbalik dan berkata untuk yang terakhir kalinya sebelum menutup pintu. "Saya tidak akan rugi hanya karena kehilangan satu klien saja! Masih banyak klien saya yang membutuhkan jasa saya."

SECRET BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang