5

49 6 9
                                    

Pagi hari yang cerah, feron membuka matanya perlahan. Mengucek sedikit kemudian duduk dan bengong sambil menguap lebar, merotasikan pandangannya kesamping dan-

"Hwaaaa!!"

Feron terkejut dengan tidak elitnya melupakan tangan kanan yang masih dalam tahap penyembuhan malah digunakan untuk membogem pelaku pengejutan tersebut.

Krak!

"Huwaaaaaaaa!!!!"

“Hari yang damai” Adiniata meminum perlahan tehnya di meja makan diiringi oleh seriosa dari kamar sang adik.

***

Di meja makan feron hanya bisa menatap makanannya,

"Loh kenapa ron? Gak suka nasi lagi ya?" Tanya bunda neti memperhatikan feron yang hanya memandang makanannya.

"Bukan itu" Jawab feron cemberut.

“Trus? Ooo~ bilang dong ron” Bunda neti beranjak dari meja makan, berjalan ke dapur kemudian kembali lagi dengan kantung belanjaan, mengambil piring feron yang masih belum disentuh kemudian menaburkan kembang kantil kedalamnya.

“Nah, bilang dong kalau kamu seperti tetangga bunda dikampung yang suka makan dan nyemilin kembang kantil” Bunda neti menaruh makanan bercampur kembang kantil kehadapan feron yang malah menatap aneh.

“Gak gitu juga bunda!” Seru feron frustasi.

Sementara adiniata yang duduk disamping feron malah bersusah payah menahan tawanya

“Pffftt… gak taunya si feron suka kembang kantil ya bwahahahahaha”

“Bukan gitu woy dengar gua dulu!” Cerca feron melempar sendok pada kepala adiniata yang langsung tepat mengenai sang kakak.

Adiniata langsung mencoba menetralkan dirinya yang sudah terkena lemparan sendok gratis dari sang adik, sementaran feron kembali menetralkan dirinya setelah berhasil menggetok kepala sang kakak dengan sendok dan kembali mengarahkan atensinya pada sang tante dengan serius.

“Pertama, kenapa bunda bisa nyampe kesini, naik apa dari terminal di jam 5 subuh? Kedua, kok gak kasih kabar?” Tanya feron menuntut.

“Jadi kamu gak ingin bunda berkunjung ya?” Tanya bunda neti menaikkan suaranya ikut emosi.

“Bukan begitu bunda” Feron semakin kesal.

“Trus?” Ucap bunda neti masih dengan nada suara yang semakin emosi.

“Ng-ngak jadi deh” Feron kicep dan memilih untuk meyingkirkan kembang kantil dengan perlahan dan memakan sarapannya dalam diam.

Bunda neti menghela nafas “Sebenarnya bunda kemari karna rindu pada kalian keponakan kesayangan bunda, dan yang menjemput bunda dari terminal tadi adiniata, bunda cuma pengen ngasih surprise sama feron yang bisa cuti ngurusin rumah dan fokus sama sekolah” Lanjut bunda neti tersenyum menatap feron dan adiniata.

Feron yang menyuap makanannya seketika blushing.

“Wah~ bunda so sweet sekali jadi terharu” Ucap adiniata menyeka air mata palsu.

Setelah perbincangan singkat, mereka kembali melanjutkan makan dalam keheningan.

***

Sampai disekolah, bukannya langsung kekelas seperti siswa dan siswi lainnya, komplotan feron malah nongkrong di belakang toilet terbengkalai disudut sekolah paling ujung tempat biasanya mereka ritual lompat tinggi (manjat pagar).

Breo yang paling terakhir datang diperintahkan untuk membawa jajanan dan rokok sebagai hukuman.

“Dan walla, 5 bungkus rokok dan jajanan siap menemani diskusi eksklusif kita” Teriak breo semangat meletakkan semuanya di tengah-tengah mereka, feron mengambil sebungkus rokok dan membukanya kemudian mengambil sebatang.

Re-UpDonde viven las historias. Descúbrelo ahora