Ketua

21 15 21
                                    

“Sebelum bapak mengakhiri pidato pada pagi hari ini, ada satu orang yang ingin bapak panggil kedepan, salah satu siswa paling rusuh dan gak punya kerjaan” Dengus Pak bino kesal.

“Mari kita beri A+ untuk Alferon Adidjaya” Lanjutnya bertepuk tangan mandiri dan berharap akan banyak riuh makian dan hinaan dari para peserta upacara, namun sepertinya pak bino harus lebih banyak ikhtiar dan Sedekah lagi sepertinya?

Pak bino menghentikan tepuk tangannya, memandang keseluruh peserta upacara yang malah bermuka horror hingga feron datang dikawal oleh pak ibram dan pak puad, tangannya sengaja di diikat kebelakang dengan
tali Polypropylene layaknya tahanan pidana,tapi bukannya bermuka kalut ataupun takut feron malah bermuka ceria seperti baru menang piala oskar, dan pandangan itu tak luput dari pak bino yang semakin kesal.

“Nah! Karna tokoh utamanya sudah ada didepan kita, mari bapak introgasi secara merakyat!"

Biar malu

Sambung pak bino dalam hati.

“Skor kamu ditahun ini sudah 90 feron!!!” Ucap pak bino menekankan nama feron didepan mic membuat suara nggiiiiiingggggg… yang memekakkan telinga.

Feron berusaha menutupi telinganya yang hampir tuli karna perbuatan pak bino dan micnya, namun mengingat tangannya yang diikat usahanyapun menjadi sia-sia. Kasihan sekali.

“Lah? Terus apa hubungannya sama penangkapan saya ini pak binosaurus yang terhormat?” Jawab feron pongah melirik pak bino yang sudah bermuka marah siap memberikan kalimat hinaan.

Tidak ada rasa takut darinya, diperhatikan satu sekolah sudah menjadi makanan sehari-hari bahkan ibu-ibu kantin sengaja berhenti mengantar cemilan pagi keruang guru hanya untuk melihat feron yang dipermalukan oleh pak bino selaku pemimpin upacara senin pagi pada seluruh orang se-SMK 1 tapi gagal itu.

Kumis tebal pak bino seketika berkedut melihat kelakuan satu murid ajaib ini, ya-ampun lihatlah siapa yang dia lawan sekarang. Disebelah kirinya pak ibram wakil kepala sekolah dan pak puad selaku guru kedisplinan sekolah juga ikut mengapitnya namun hati feron tidak bergetar sedikitpun.

“Astaugfirullah” Pak bino hanya bisa istighfar mengusap dada sambil geleng-geleng kepala di tempatnya berdiri.

“Next question, siapa kompolotan kamu yang pagi ini nongkrong dan ngerokok di kedai janda itu?”

Kali ini pasti hahahahaha!!!

Pak bino tersenyum iblis kembali mempertaruhkan keberuntungannya menghadapi pengikut jin iprit ini.

“Hahahahahaha!!!!”

Kan,sudah ku tebak ni anak pengikut iprit,gak ada yang lucu malah ketawa gaje

Seru hati pak bino merutuk kesal.

“GAK USAH KETAWA, INGAT DURASI!!!!” Feron langsung berhenti tertawa memandang pak bino yang sudah panas di podium.

“Tentu saja pak ibram dan pak puad, kami tadi ngerokok sambil main kartu remi bareng bahkan mereka sengaja nyamar lo buat main sama saya, sampai kami bertaruh Rp 10.000 buat menambah keseruan main remi lo pak bino dan juga ni ya pak kami bahkan olahraga bareng keliling sekolah, iyakan pak ibram, pak puad?” Terang Feron semangat memandang kiri dan kanannya.

Pak bino dtitempatnya hanya bisa face palm, bisa-bisanya ajudan kepercayaannya malah terhanyut pada permainan anak usia 16 tahun, benar-benar tidak bisa dipercaya. Sementara penonton hanya bisa tertawa dan memaklumi hal ini, melihat acara rutin gratis tiap pak bino selaku kepala sekolah yang memimpin upacara mulai mempermasalahkan seorang anak DPIB Bernama feron adidjaya dalam kesehariannya, yang jujur sebenarnya bukannya merugikan malah menghibur. Pak bino hanya bisa terdiam dan memilih membubarkan massa, pencuma melawan batu cepung seperti feron yang otaknya saja sudah dihanyutkan kesungai itu.

Re-UpDonde viven las historias. Descúbrelo ahora