❍ Tirai misteri

96 47 13
                                    

Bruk...

"Fana, kamu kenapa sayang?"

    Fana menatap ibunya, lalu menggeleng. Keringat dingin membasahi sekujur tubuh Fana, lagi-lagi dia mimpi buruk.

   Fana memperbaiki duduknya lalu bersandar pada ranjang, mengusap keringat di dahinya.

"Fana, kamu mimpi buruk sayang?" Fana terdiam, menatap ibunya dengan pandangan kosong.

"Fana," panggil ibunya sekali lagi, berusaha menyadarkan sang putri.

"I'm fine mom," jawab Fana setelah kesadarannya kembali.

"Kamu mimpi apa sayang? Sampai teriak-teriak. Ibu jadi khawatir." Alina mengusap lembut dahi anaknya.

"Tidak apa ibu, tak perlu khawatir," ucap Fana lalu berjalan menuju kamar mandi dengan sempoyongan.

    Ibu Fana menatap anak gadisnya sendu, dia tak pernah benar-benar mengetahui apa yang di pikirkan putrinya, gadis itu terlalu menutup diri setelah kematian sang ayah.

"Hufth mimpi buruk itu lagi."

   Fana menutup mata menikmati sensasi dinginnya air dari pancuran di atasnya, berusaha menjernihkan pikiran dengan air dingin di pagi hari.

❍❍❍

"Halo Fana, selamat pagi." Fana mengabaikan sapaan itu lalu melanjutkan langkahnya.

  Pagi ini dia tak berniat beramah tamah dengan siapapun, termasuk dengan gadis pendek yang entah mengapa selalu saja menganggu harinya.

"Ra, Lo kenapa sih? Udah tau tuh cewek aneh, masih aja Lo berusaha berteman sama dia?" ucap Senja sedikit jengkel, Zora menatap Senja cemberut.

"Ih suka-suka gue dong, kok Lo yang sewot sih."

    Shasa dan Scorpio hanya terdiam mendengar percakapan dua gadis itu, mereka masih tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

"Hai girl," sapa Morgan langsung merangkul Shasa, Shasa yang mendapati perlakuan Morgan yang tiba-tiba tersentak kaget.

"Gan, jangan kayak gitu dong. Untung gue nggak punya riwayat penyakit jantung," protes Shasa mengelus dadanya.

"Haha sory Sha."

"Pian, muka Lo kenapa? Di tekuk-tekuk gitu, udah jelek makin jelek aja," ledek Senja lalu bertos ria dengan Eid.

"Sialan Lo!" Pian menatap Senja tak suka.

"Lagian muka Lo pake di jelek-jelekin segala," kata Lintang, Pian semakin cemberut.

"Gak usah bacot Lo pada, gue lagi galau nih."

"Dih sok galau Lo bencong," celoteh Senja, Eid tertawa dengan ucapan frontal Senja.

"Astaga Senja, omongan di jaga." Senja menatap Shasa cengengesan.

"Yah sory Sha."

   Shasa tersenyum pasrah, tatapannya beralih pada Lintang yang berdiri di samping Zora membetulkan ikatan rambut sang adik.

"Sha," bisik Morgan tepat di telinga Shasa.

"Ya?" Morga tersenyum, tatapan Shasa pada Lintang belum berubah sama sekali, masih terselip rasa kagum.

   Morgan tahu dia tak bisa merubah perasaan Shasa secepat itu, tapi dia akan berusaha merebut hati Shasa, pasti.

"Aries mana?" Scorpio mengedarkan pandangannya, tak mendapati kekasihnya berada di antara para sahabatnya itu.

Find Me Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang