2. Misteri Baru

858 355 182
                                    

Langit di atas kepala Hyun-Won dan Laila tampak menguning. Laju motor Hyun-Won mulai keluar dari pemukiman sepi, melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah Laila.

Sang kuda besi tampak lihai meliuk-liuk di jalanan yang cukup lengang. Tak heran, karena jalan yang tengah Hyun-Won tempuh mengarah pada sebuah bukit di belakang Tempat Pemakaman Umum (TPU). Tempat ini jarang sekali dilewati, bahkan mayoritas orang percaya dengan kisah-kisah seram tentang tempat ini.

Sepanjang jalan, Hyun-Won termenung dalam bungkam, dia benar-benar tak habis pikir dengan sosok gadis yang tengah dia bonceng saat ini. Bagaimana bisa dia mendapatkan informasi sebanyak itu? Padahal gadis tadi tampaknya benar-benar tak mengenal Laila sebelumnya. Apa itu hanya sebuah tebakan yang kebetulan benar? Rasanya itu terlalu mustahil.

"Won berhenti, Won!" Tiba-tiba Laila menyuruh Hyun-Won berhenti.

Hyun-Won tersadar dari lamunannya untuk kemudian langsung menepi.

Rupanya mereka berhenti tepat pada titik paling populer di TPU ini, tempat yang memang sudah tersohor sangat angker karena menjadi spot favorit untuk bunuh diri. Belum lagi banyaknya tragedi kecelakaan yang terjadi di sekitar sini membuatnya semakin ditakuti banyak orang.

"La." Hyun-Won berbalik mencoba meminta penjelasan kepada Laila, kenapa dirinya harus berhenti di tempat angker itu.

Namun, gadis itu hanya membeku menatap lurus pada pepohonan rimbun yang tampak seakan melambai-lambai dengan anggunnya kala diterpa angin. Entah apa yang sedang dia perhatikan, bagi Hyun-Won, gadis itu malah terkesan melamun.

Hyun-Won mencoba memanggil Laila lagi.

"Laila!"

Tiba-tiba dahi Laila berkerut.

"Suttt! Coba denger."

Melihat sikap Laila yang aneh, Hyun-Won mulai merasakan kerongkongannya yang mengering. Susah payah pria bermarga 'Yang' itu menelan ludahnya hanya untuk sekadar memberanikan diri dan mencoba menajamkan pendengarannya. Sayup-sayup Hyun-Won mendengar suara alunan musik yang sangat lembut.

Laila langsung turun dari motor dan mengikuti suara itu. Mau tak mau, Hyun-Won tetap mengikutinya walau jantungnya kini sudah berdisko ria.

Perlahan Laila melangkah memasuki rimbunnya pepohonan dengan hati-hati. Gadis itu mencoba memperkirakan dari mana suara musik berasal, hingga akhirnya dia menemukan sesuatu.

Sebuah kotak musik terlihat tergeletak begitu saja di dekat sebuah pohon dalam keadaan terbuka. Tak ada seorang pun yang memungkinkan untuk memutar pedal pada kotak itu yang nyatanya kini tengah berputar memainkan musiknya.

Melihat itu, seketika tubuh Hyun-Won menegang.

"La ... si-siapa yang muterin itu?" tanya Hyun-Won dengan suara bergetar. Bukannya menjauh, Laila malah semakin mendekati kotak itu, hingga lagu berakhir dan pedal dari kota akhirnya berhenti.

Laila mengambil kotak itu kemudian berbalik kembali ke tempat Hyun-Won yang masih memasang wajah ketakutannya.

"Ngapain Lu bawa kotak musik itu?! Mau Lu apa-in hah? Balikin ke yang punya, tapi Lu gak tau, gitu?"

"Ehehe ... iya," jawab Laila sambil cengengesan.

Hyun-Won sepertinya sudah bisa menebak pikiran Laila saat ini. Pria itu hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan, tak habis pikir dengan tingkah aneh si murid baru.

"Ila mau ketemu sama dia malam ini di pemakaman."

Mendengar itu, kali ini Hyun-Won benar-benar melotot.

"Lu masih waras kan, La?"

Laila tampak mengernyitkan keningnya. "Kenapa kamu nanya kayak gitu?"

Hyun-Won mulai memicingkan mata. Dia kembali berasumsi bawah Laila sebenarnya memang sudah merencanakan semua ini sebagai tindakan preventif jikalau dirinya dicurigai. Sederhananya, Laila berusaha membuat Hyun-Won ketakutan dan akhirnya pergi menjauh sementara gadis itu bisa terus melanjutkan sebuah misi rahasia. Hyun-Won tidak akan membiarkan semua itu terjadi, dia harus terus mengawasi Laila.

Riddle Shadow Where stories live. Discover now