1. Gus Aktar Suamiku

542 51 2
                                    


Ammar Aktar Hamizah, nama yang ada dalam
Hatinya selama satu tahun lebih. Hamerra istri dari Gus Aktar itu teramat sangat bahagia, apa lagi dengan janin dalam kandungannya ini.

Usia kandungannya sudah memasuki tujuh bulan, itu tandanya dua bulan lagi dirinya akan melahirkan. Pagi ini ndalem begitu ramai dengan beberapa santri dan ulama.

Acara tujuh bulan berjalan dengan lancar dengan Gus Aktar yang selalu berada di sebelah istrinya.

"Ingat! Dua anak bukan dua istri" gurau Akmal, teman satu pondoknya dulu.

"Mantep kan langsung dapat dua" Gus Aktar mengakat sebelah alisnya dengan bangga.

Siapa yang tidak bangga? Istrinya ini sedang hamil anak kembar. Dimana sudah ada dua janin yang hidup didalam perut istrinya, memang sempat kosong beberapa bulan, sampai akhirnya Hamerra dinyatakan tengah mengandung anak kembar.

Membuat seluruh keluarga bahagia bukan main. Gus Aktar ini anak pertama, wajar saja anaknya akan sangat ditunggu oleh keluarga sangat berbada dengan Hamerra yang anak bungsu. Ia Hamerra mempunyai tiga abang.

"Cape?" Tanya Gus Aktar dengan lembut, dirinya begitu khawatir saat melihat Hamerra pucat.

"Kaki aku pegel banget, kelamaan berdiri deh kayanya." Gus Aktar mengaggukan kepalanya, ia langsung menuntun istrinya untuk masuk kedalam kamar.

"Tinggal sebentar, nganterin istri dulu" pamit Gus Aktar pada temannya.

Bibir Hamerra tersenyum tidak dipungkiri bahwa dirinya begitu bahagia mendengar ucapan suaminya. Walaupun bukan hal yang baru bagi Hamerra tapi tetap saja bukan? Seorang istri akan merasa bahagia.

Gus Aktar dan Hamerra masuk kedalam kamar, mendudukkan terlebih dahulu Hamerra disisi ranjang.

"Mas Aktar keluar aja gapapa ko" Hamerra tidak enak dengan teman-teman dari suaminya yang masih menunggu didepan.

"Diluar masih banyak orang, biar kaki kamu Mas pijat dulu mau?" Anggukan kecil dari Hamerra membuat Gus Aktar melepaskan kaos kaki miliknya.

"Mas Aktar" panggil Hamerra dengan lembut.

"Kenapa sayang?" Pipi Hamerra dibuat merona dengan suaminya, walaupun setiap saat suaminya pasti akan memanggil dirinya dengan sebutan itu.

"Ko Dede bayinya belum mau ngeliatin jenis kelaminnya ya Mas? Rara kan penasaran Mas" katanya dengan lirih, bahkan bibirnya dimajukan kedepan.

"Dia malu sayang, tapi biasanya ucapan Abi selalu bener, anak pertama kita jagoan" jawabnya dengan mengusap lembut perut buncitnya.

"Aku kan pengen beli baju sesuai dengan jenis kelaminnya Mas" rengek Hamerra.

"Kita beli warna netral aja, bisa buat laki-laki atau perempuan. Ingat sayang anak kita itu ada dua"

Hamerra mengaggukan kepalanya, ia juga tidak bisa memaksa jika janinnya saja tidak mau memberi tahu orang tuanya tentang jenis kelamin.

Jika kalian bertanya kenapa Hamerra menyebutkan dirinya dengan panggilan Rara? Itu karna diambil dari nama belakangnya. Hamerra Azzahra.

"A Aktar keluar dulu, ada yang cariin" ketukan dan teriakan dari luar kamar membuat Gus Aktar menatap kearah istrinya seakan meminta izin bahwa dirinya ingin keluar dari kamar. Tentu saja Hamerra mengaggukan kepalanya.

Mengecup sebentar kening milik Hamerra dengan lembut, lalu beranjak keluar dari kamar yang dimana sudah ada adiknya.

"Kenapa si Mai? Ganggu aja" kesal Gus Aktar.

"Dicariin sama umi! Aa kemana aja, masih ada tamu malah masuk kamar!" Humaira Sufna adik pertama Gus Aktar.

"Mbakmu kecapean, jagain dulu sebentar" dengan cepat Humaira mengaggukan kepalanya dan masuk kedalam kamar.

GUS AKTAR SUAMIKU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang