「Chapter 01: Red Butterfly」

24 4 0
                                    

Hiruk-pikuk suasana kota Zhivago, kota terbesar kedua di Kerajaan Remnant, seolah tidak pernah tidur. Meskipun sudah memasuki tengah malam, kota ini masih tetap beraktivitas seperti siang hari. Bahkan kedai yang buka pun semakin banyak, terutama adalah bar.

Kata sepi sepertinya tidak ada di kamus orang-orang Zhivago. Mereka terus menjalankan aktivitasnya seperti menjajakan dagangan atau mungkin aktivitas malam hari lainnya. Bahkan ada pula pengamen jalanan yang suaranya masih segar menghibur telinga orang-orang yang berlalu lalang.

Suasananya begitu menyenangkan sampai tiba-tiba seseorang berteriak di antara kerumunan penduduk Zhivago. Dengan raut muka mengerikan dan bercak-bercak darah di sekujur tubuhnya.

"AAA!"

Seorang perempuan terjatuh sembari berteriak histeris. Seluruh tubuhnya bergetar karena takut dan matanya mulai mengeluarkan air mata. Sedangkan di depan perempuan itu, sosok monster mengerikan berwujud kalajengking raksasa tengah asyik memakan tubuh kekasihnya yang kini telah tak bernyawa.

"To... Tolong... Dia.. Dia memakan..."

Kata-kata selanjutnya tak kuasa ia keluarkan. Pemandangan di depannya begitu mengerikan. Perempuan itu mengharapkan bantuan tetapi para kerumunan manusia itu justru berlari menjauh sembari berteriak,

"Monster! Ada monster di sini!"

Begitu mendengar kata monster, penduduk yang tadinya bersenang-senang berubah menjadi ketakutan dan lari dengan berteriak histeris. Mereka berusaha menyelamatkan diri sendiri dahulu tanpa memperdulikan sosok perempuan yang bahkan tidak bisa bergeming dari tempatnya.

Krauk! Krauk! Krauk!

Bunyi antara tulang manusia beradu dengan gigi tajam Scorpious-monster kalajengking raksasa-begitu terdengar mengerikan di telinga. Genangan darah tercipta di sekitar Scorpious tersebut membuat bau anyir tercium di mana-mana. Begitu si monster selesai dengan acara makan malamnya, dia berbalik. Menatap perempuan yang sebentar lagi akan jadi mangsa selanjutnya.

Perempuan itu bergetar hebat begitu mendapati Scorpious mulai mendekat ke arahnya. Monster itu berjalan maju, sedangkan ia bergerak mundur dengan menyeret tubuhnya yang sudah lemas.

"Ja... Jangan mendekat!" perempuan itu berteriak. Suaranya serak karena tangis dan tubuhnya bergetar hebat.

Semakin lama jarak diantara perempuan itu dan monster di depannya mulai terkikis. Jantung perempuan tersebut berdetak hebat tak karuan, seolah-olah akan keluar sekarang juga. Dirinya takut mati! Dirinya tidak mau mati!

Secepat kilat, Scorpious itu melompat ke arah perempuan tak berdaya di depannya. Melakukan serangan dadakan seperti yang telah dilakukan saat memangsa kekasih perempuan itu.

Waktu berjalan dengan begitu cepat. Perempuan tersebut reflek menutup mata, bersiap untuk skenario terburuk dalam hidupnya. Namun, bukan rasa sakit yang ia terima, melainkan sebuah suara benda jatuh yang sangat keras.

Perempuan itu perlahan mencoba membuka mata, mendapati Scorpious tadi sudah terjerembab beberapa meter darinya dan terlihat kesakitan. Barulah setelah itu dia sadar, sosok seorang gadis berdiri di depannya dengan sebuah pedang menyala berwarna ungu di tangan. Gadis itu berdiri tegak seolah tak takut apa-apa.

"Anda tidak apa-apa?" tanya gadis itu, ia sedikit menoleh untuk melihat respon sang korban.

Perempuan yang tadi ketakutan kini hanya bisa terdiam melongo. Antara terkejut dan tidak percaya bahwa dirinya kini masih hidup. Padahal beberapa detik yang lalu ia sudah pasrah bahwa kematian akan menjemputnya. Jika saja sosok gadis ini tidak datang, pasti dirinya sudah bernasib sama seperti sang kekasih.

Butterfly BlessingWhere stories live. Discover now