#30 Thank You, Rana!

Start from the beginning
                                    

"Sakit, Bara." Rana merintih sembari memegangi perut buncitnya. Bara tahu jika wanita itu sedang mengalami kontraksi. Rana akan melahirkan.

"Tahan, Sayang. Sedikit lagi kita akan sampai di rumah sakit. Bertahan sedikit lagi, ya!" Bara mengemudi hanya menggunakan satu tangan. Sedangkan tangan satu lagi ia gunakan untuk mengelus rambut dan perut Rana secara bergantian. Bara memang tidak mengetahui bagaimana rasa sakit yang dirasakan oleh wanita itu, tetapi semua raut yang Rana tampilkan berhasil membuat hati Bara terasa sangat nyeri.

"Kita berjuang bersama-sama, ya, Sayang."

Keringat tak absen membasahi sekujur tubuh Rana yang kini sedang berjuang melahirkan anak keduanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keringat tak absen membasahi sekujur tubuh Rana yang kini sedang berjuang melahirkan anak keduanya. Bara yang enggan untuk beralih, menjadi sumber kekuatan sendiri bagi perempuan itu.

Rana bersyukur karena persalinan keduanya ini dilakukan secara normal. Hal itu menjadi salah satu pencapaian tinggi yang dimiliki oleh seorang ibu. Bagaimana ia berusaha untuk melahirkan buah hati ke dunia ini dengan segala keringat dan darah yang ia korbankan.

"Rana ... kau mendengarku, kan?" Suara Bara tak pernah berhenti untuk memanggilnya. Pria itu terus mengajak Rana berbicara sebagai salah satu upaya untuk menguatkan sang ibu. "Kau pasti bisa. Ayo semangat, Ran!"

Rana yang merasakan sakit luar biasa pada perutnya hanya bisa menjerit kencang.

"Dorong, Bu, kepalanya sudah terlihat!" seru sang dokter perempuan yang membantu Rana bersalin. Mendengar seruan itu, Rana jadi kembali bersemangat untuk menarik napasnya lebih dalam.

"Argh!"

"Terus, Bu, sedikit lagi."

"Ayo, Sayang!"

"Argh!"

Suara tangisan bayi menggelegar ke seluruh penjuru ruangan. Bara kini menghela napas lega karena anak keduanya lahir dengan selamat. Seketika air mata Bara pun menetes—menandakan bahwa ia sangat terharu.

Dilihatnya Rana yang masih terpaku dalam keterdiamannya. Perempuan itu masih berusaha untuk menetralkan kesadaran. Tak lama, senyuman tipis terlukis di bibi ranum wanita yang Bara cintai itu.

"Sayang, anak kita perempuan," bisik Bara tepat di telinga Rana. Pria itu lalu mencium kening Rana begitu lama.

Bara bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kebahagiaan untuk Bara dan keluarga kecilnya.

"Terima kasih, Rana. Kau begitu sempurna di mataku," ucap Bara tulus. Ia tidak tahu harus mengungkapkan apa lagi. Nikmat yang Tuhan berikan sangatlah indah, hingga bibir Bara tidak mampu untuk bersuara.

Terkadang, hidup buruk tidak selalu berteman dengan kemalangan. Ada hikmah yang dapat dipetik dari setiap perjalanan manusia. Seperti Bara. Pria itu kini dapat berdiri tegak karena mempunyai cinta di dalam hati. Ia bahkan tidak tergiur untuk jatuh ke dalam lubang hitam karena ia tahu, akan ada cahaya kebaikan yang menunggunya untuk bersinar.

Hidup Bara berjalan sebagaimana kata hatinya. Tidak termakan ucapan ayahnya untuk turut serta dalam aksi balas dendam yang tidak perlu dilakukan. Bara mempertahankan hati nuraninya sebagai manusia, agar suatu saat nanti dirinya terlihat berharga di mata orang lain.

Tidak melulu tentang cinta, hidup terkadang mengajari kita banyak pelajaran. Menghargai, memuliakan, menjaga, menyayangi, dan memanusiakan. Dari banyaknya golongan manusia, ternyata masih ada orang yang tidak mengerti akan jalan hatinya sendiri. Mereka malah terhanyut ke dalam arus gelap yang justru membawanya pada muara kesengsaraan.

Pada untaian kata terakhir, Bara hanya ingin mengatakan bahwa ia bahagia dengan kehidupannya saat ini.

Pada untaian kata terakhir, Bara hanya ingin mengatakan bahwa ia bahagia dengan kehidupannya saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                                                                                       -END-

Bad Alive | Byun Baekhyun [Terbit]Where stories live. Discover now