Viden : Prolog

9.2K 600 30
                                    

Victor

"Yes, aku lolos." Teriakan salah satu wanita terdengar. Membuat pemuda dengan kemeja abu-abu tua tersebut mendongak. Melihat wanita berambut panjang dengan senyum yang mengembang. Satu lagi peserta yang berhasil lolos.

Ia menyatukan kedua tangannya didepan dada, berdoa berulang kali agar audisi kali ini ia bisa lolos. Gilirannya masih beberapa nomor lagi.

Kedua matanya melirik ke sembarang arah, mengalihkan perhatiannya agar tidak terlalu gugup. Beberapa kali ia mengatur napasnya, setidaknya kegiatannya berhasil membuat dirinya sedikit tenang.

Pemuda asal Semarang tersebut berdiri dari duduknya, meletakkan jaketnya di sandaran kursi. Lalu melangkahkan kakinya keluar, mungkin sedikit air putih dapat mengurangi rasa gugupnya.

"Eh, satu aja buk. Ini saya cuma sendiri soalnya." Ucapnya saat sang penjual meletakkan dua botol air mineral didepannya.

"Loh, itu yang dibelakang bukan temannya ya?"

Victor menoleh dan mendapati satu pemuda tengah berdiri dibelakangnya. Senyum canggung ia dapatkan, "Mau beli minuman juga?"

Pemuda yang berdiri dibelakangnya mengangguk, masih dengan senyum canggungnya. "Iya." Jawabnya.

"Yaudah buk, ini saya bayar aja sekalian jadinya berapa?"

"Sepuluh ribu aja." Dengan segera Victor mengambil pecahan sepuluh ribu dari dompet hitamnya.

"Pas ya buk." Ucap Victor, lalu mengambil dua botol air mineral dingin tersebut.

"Nih." Victor menyerahkan air mineral yang ia bawa. "Uangnya nanti saya ganti ya mas ..."

"Victor."

"Ah iya, uangnya nanti saya ganti ya mas Victor."

"Nggak usah, nggak apa-apa."

"Nggak enak akunya mas, nanti aku ganti aja ya." Pemuda tersebut masih kekeh, dan hanya diangguki oleh Victor.

"Ayo duduk dulu." Victor kembali ke bangkunya tadi, kebetulan sebelahnya sudah kosong.

"Duduk sini aja." Tunjuk Victor pada bangku di sebelahnya yang kosong.

"Nggak apa-apa?" Victor mengangguk, dan pemuda tersebut mulai duduk disebelahnya.

"Gugup nggak?"

"Banget mas, ini makanya tadi aku mau beli minum." Lagi-lagi pemuda tersebut tersenyum, kali ini sedikit lebar.

'Manis.'

"Sama sih, masih lama?"

"Mmm ... Nggak, tinggal beberapa nomer lagi ini mas."

"Habis ini kayaknya aku, aku siap-siap dulu ya."

"Semangat mas."

"Kamu juga, semangat."

Prolog, selesai.

Di Balik Layar [ViDen] 🤍 ENDWhere stories live. Discover now