Who?

12 2 0
                                    

  "Apa kalian ingin melihat pria itu?" tanya wanita bertopeng.

  "Tentu saja, saya tidak tahu orang seperti apa yang kami bunuh," jawab Wiro disertai rasa penasaran.

  Pria bertopeng membuka kantong kresek hitam yang menutupi Pria berpakaian rapi, Pria itu terlihat tidak asing.

  "Kalian tau siapa dia?" tanya wanita bertopeng, "Dia adalah koruptor yang tak pernah tertangkap oleh media maupun polisi, dia begitu licik, sehingga orang yang tak bersalah tertuduh dan masuk penjara akibat kelicikannya."

  "Itu pak Henri kan? Menteri sosial yang begitu diagungkan masyarakat," celetuk
Jisdin yang terperangah.

  "Ya itu benar, cover seseorang tidak bisa membuktikan sifat aslinya," ujar wanita itu, "Namun tak apa, kini hewan buas itu sudah mati, pembalasan seperti ini pantas untuknya." Lanjutnya menegaskan.

  Wanita bertopeng melepaskan topeng yang ia kenakan, mereka terheran setelah melihat wajah wanita itu, wanita itu bernama Clara, anak band yang sangat terkenal di sekolahnya dan juga ia pernah menjuarai boxing. Dirinya dikenal sebagai murid cerdas dan juga baik hati.

  Daniel menggerutu,"Clara? ga mungkin, ga masuk akal."

  "Kenapa kamu bisa sekejam ini Clara? Aku ga nyangka dibalik topeng itu kamu." Pikiran Jisdin dibuat kalang kabut, perasaannya begitu aneh, rasa kacau, kesal, marah, dan terkejut tercampur jadi satu.

  "Sudah kuduga, kalian terperangah mengetahui semua ini, asal kalian tau ada suatu alasan yang membuat aku terjun menjadi bagian dari &U," ujar Clara memberi penjelasan.

  Clara membuka rantai besi ketiga orang itu, lalu berkata, "Sudah saatnya kalian memainkan permainan terakhir."

  Mereka bersiap untuk memasuki tahap terakhir dalam permainan &U.

  Clara mulai nyampai kan persyaratan dalam permainannya "untuk permainan kali ini kalian akan ditempatkan pada sebuah ruangan yang dimana pada ruangan tersebut terdapat 6 orang koruptor yang sudah 30 hari terjebak di dalam ruangan tersebut dan juga terdapat 8 binatang berbeda pada ruangan itu, tugas kalian ialah mencari sebuah kunci dan letak kunci itu sangat rahasia."

  "Ambil roti dan air ini, kalian pasti lapar," perintah Clara sambil menyodorkan roti dan air, "Kalian bisa saja mendapatkan senjata di dalam sana," sambung Clara memberi tahu.

  "Apa ini beracun?" tanya Jisdin khawatir.

  "Tentu saja tidak," jawab Clara, ia kemudian melahap roti hingga habis tak tersisa, "makanlah, itu tidak beracun, jangan cuma dipegang aja" sambung Clara yang berjalan menuju tirai.

  Wiro dan Daniel lahap memakan roti itu habis-habis, sementara Jisdin masih menyisakan sebagian roti untuk berjaga-jaga.

  Tepat di dibelakang tirai terlihat sebuah pintu menuju ruangan yang akan mereka mainkan selanjutnya.

  "Silahkan untuk memasuki ruangan untuk permainan selanjutnya." Dengan mengarahkan jari telunjuk tangan kanannya ke arah pintu.

  Ruangan itu terlihat sangat luas dan panjang, terdapat banyak rak buku seperti perpustakaan saat pertama kali memasuki tempat tersebut.

  Mereka berpencar, Jisdin yang mengambil arah kiri masih berjalan sembari melihat-lihat keadaan tempat itu, sekitar 5 menit ia berjalan, dirinya menemukan sebuah gergaji. Tetapi ia malah menyembunyikannya di atas tumpukan buku.

  Wiro berada pada pojok ruangan dari jalur lurus, ia melihat seorang pria dan wanita mati secara tidak wajar, badannya seperti dicabik-cabik oleh sesuatu, entah binatang seperti apa yang membuat tubuh kedua orang itu hancur.

  Dirinya dibuat kaget dengan kehadiran seekor cicak yang jatuh tepat di kepalanya, Wiro yang kesal membunuh cicak itu dan melanjutkan dengan membelah tubuh cicak, berharap mendapat kunci didalamnya, Namun ia tak menemukan apapun.

  Daniel menemukan seorang pria yang tergeletak di sebuah meja dengan wajah yang cukup menghawatirkan, setengah wajahnya habis hilang entah kemana.

  Jisdin menemukan seekor kelinci yang cukup lucu di sebuah kandang mungil tepat di pojok ruangan yang ia singgahi.

"kayanya ga mungkin kalau kunci itu ditempatkan pada seekor binatang," ucapnya dalam hati, ia tak membunuhnya dan langsung pergi.

  Hawa ditempat itu begitu sunyi, tak ada suara tanda kehidupan, ruangan yang dipenuhi oleh kegelapan, rasa sepi semakin menyelimuti ketika malam hari tiba, suara alam makin menyelimuti kengerian dalam ruang hampa.

  Seperti ada yang memperhatikan namun tak terlihat, terlalu gelap untuk melihat siapa yang mengawasi, mungkin itu hanya sebuah halusinasi.

  Esok hari tiba, Jisdin yang tak sengaja terlelap, terbangun dari tidurnya. Tepat disaat matanya mulai terbuka ia melihat Wiro menenteng 2 hewan sekaligus untuk di belek perutnya, namun yang Wiro lakukan sia-sia.

  Jisdin mendekati Wiro yang sedang sibuk mencari kunci. Jisdin berkata "Wir, kunci ga bakal ada pada tubuh hewan, jika hewan memakan kunci atau dibelek lalu dimasukan kunci, mungkin hewan itu akan bereaksi dan terdapat bekas pada tubuhnya."

  Wiro yang mendengar ucapan Jisdin mulai menyadari bahwa yang Jisdin bilang itu cukup masuk akal.

  "Thank Jis," balas Wiro sambil menepuk pundak Jisdin.

  Daniel masih sibuk mencari kunci di tiap baju koruptor yang telah mati, setidaknya ia telah mengumpulkan hampir seluruh jasad koruptor dan hanya tersisa 1 jasad yang belum Daniel temui.

  Mereka berdua menghampiri Daniel. Daniel merasa terusik dengan kehadiran mereka.

  "Kalian mau apa kesini? mending kalian pergi daripada ku bunuh," Daniel mengusir mereka, dirinya sudah diselimuti oleh kekejaman.

  "Nil, ngerasa ga kalau permainan ini ada yang janggal," potong Jisdin mengganti topik pembicaraan.

  "Janggal gimana maksudnya?" Daniel terbawa pembicaraan mereka.

  "Pertama, kita ga diberi waktu seperti biasanya. Kedua, sewaktu kita datang manusia dan hewan sudah pada mati layaknya kuburan. Ketiga, kematiannya begitu tak wajar. Dan yang terakhir jika memang terdapat kunci pada tubuh hewan, seharusnya ada reaksi atau bekas luka di badannya." Pernyataan Jisdin begitu masuk akal, dan kejanggalan itu membuat mereka berfikir keras untuk mencari jawabannya.

  "Bentar, itu kamu Nil yang memutilasi pria itu" Wiro menegur Daniel cukup kasar.

  "Tidak, malah yang mengumpulkan bagian tubuh manusia itu aku" Jawab Daniel dengan respon santai.

  Respon mereka heran saat mendengarnya.

  Wiro berkata "bagaimana bisa? ga mungkin dong hewan bisa memutilasi manusia."

  Jisdin yang sedang melihat-lihat bagian tubuh, ia tak sengaja menemukan satu buah gigi yang tersangkut pada bagian paha yang sudah separuh termakan oleh binatang itu.

  "Guys lihat, bukannya ini menyerupai gigi manusia?" tanya Jisdin heran disertai rasa aneh.

  Keadaan tambah rumit setelah melihat kejadian itu, keanehan bermunculan dengan sendirinya, lantas apakah ada orang lain di dalam ruangan itu?.

&U (Pencari bakat pembunuh) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang