Dadu

27 7 3
                                    

Layar belajar kembali menyala.

Daniel VS Kelvin

Waktu berjalan mundur 10:00.00

Keduanya langsung bergegas masuk ruang arena dan memilih Nomer Loker. Daniel memilih nomer 2 sedangkan Kelvin memilih Nomer 10.

Daniel mendapat sebuah Stick Baseball namun Kelvin tak terlihat membawa senjata apapun, lokernya saja terlihat kosong. Mereka pun memasuki Ring Arena, Di Sana Daniel terlihat tengil, ia meludah ke samping lalu tersenyum tipis ke arah Kelvin.

"Vin semangat," teriak Ifan dari bangku penonton untuk mendukung sahabatnya.

"Sorry Vin, Kita harus saling bunuh kalau masih mau hidup." ucap Daniel tegas.

"Baiklah, akan ku turuti keinginanmu Nil." Kelvin mengepal tangannya kuat-kuat bersiaga untuk bertarung.

Daniel melayangkan pukulan stick baseball pertama nya namun Kelvin masih sempat menghindarinya, pukulan demi pukulan Daniel layangkan namun tetap saja Kelvin masih bisa menghindarinya.

Kelvin tak tinggal diam, ia menggocek Daniel melewati stick baseball nya. Lalu melayangkan pukulan cukup keras ke arah dagu Daniel, Daniel yang emosi melayangkan pukulan stick nya tepat ke arah wajah Kelvin, hingga kelvin terpental cukup keras, mukanya memar namun ia masih berusaha bangkit untuk bertahan hidup.

Daniel sangat muak melihat Kelvin terkapar dan masih berusaha untuk bangun. Ia melayangkan pukulan bertubi-tubi ke arah Kelvin hingga Kelvin tak berdaya, ia sudah menganggap dirinya menang.

Daniel pergi meninggalkan ring Arena, sebaliknya Ifan masuk kedalam Ring Arena menghampiri Kelvin, namun saat ia mendekatkan tangannya ke hidung Kelvin, Kelvin sudah dalam keadaan tidak bernafas.

Ifan meminta bantuan Givana dan Jisdin untuk memindahkan mayat Kelvin ditaruh di pojok ruangan.

Layar kembali menyala.

Dead: Kelvin
Remaining 7 participants

Semua duduk berkumpul di bangku penonton, menunggu arahan layar yang selanjutnya. Sudah 15 menit berlalu namun layar tak menyala, Keadaan hening berubah disaat Wiro yang mencoba menekan tombol pintu masuk rahasia kelas macet tak bisa dibuka.

"Guys lihat kemari, pintu menuju kelas macet," ucap Wiro memberi tahu.

"Jangan becanda Bego," bentak Givana tak percaya.

"Yaudah liat aja nih kalau ga percaya." sentak Wiro kesal.

Mereka semua terjebak pada ruang Arena, seketika layar kembali menyala.

Saatnya melempar dadu

03:00.00 (dalam hitungan mundur)

Kali ini Givana yang melempar dadu, hasil lemparan pertama berjumlah sesuai dengan absent miliknya yakni 3 mata Dadu.

"Engga, ini ga mungkin, kenapa harus 3 jumlah nya, aku ga mau mati fan," ucap Givana sambil memeluk Ifan yang berada tepat di sebelahnya.

Wiro melanjutkan untuk lemparan kedua, lemparan tersebut memperoleh 5 mata dadu.

Jessy pun ikut panik melihat angka yang didapat adalah nomer absent nya.

"Aku harus gimana? aku ga mau bunuh Givana tapi aku juga ga mau mati." Jerit Jessy dalam benaknya.

Layar kembali menyala.

Givana VS Jessy

10:00.00 (dalam hitungan mundur)

Mereka berdua memilih nomer loker pada layar kecil, Mereka berdua memilih sesuai dengan nomer absent nya.

Jessy membuka loker dan mendapatkan kater panjang sementara Givana mendapat Gear Motor. Mereka memasuki Ring Arena, keduanya hanya terdiam, tak ada satupun yang memulai perkelahian.

"Giv, aku minta maaf ya kalau banyak salah, kamu boleh bunuh aku, kamu masih punya harapan hidup, sementara aku sudah tak punya siapa-siapa," ucap Jessy pasrah.

"Maaf Jes, kamu juga masih layak hidup, aku ga bisa membunuh seorang teman sebaik kamu," sahutnya berlinang air mata.

"Sebaiknya kamu membunuhku Giv, kamu masih punya Ifan (kekasih), jalanmu masih panjang Giv," sambung Jessy mem pasrah kan diri.

"Aku tau jalan keluar yang baik untuk kita, hanya cukup diam dan menunggu waktu habis, mungkin kita tak akan kenapa-napa," kata Givana sembari melempar senjata miliknya keluar ring, lanjut Jessy mengikuti yang Givana lakukan.

Wiro yang berada di bangku penonton berlari memungut gear motor, sementara kater panjang berada tepat di dekat kaki Jisdin, Jisdin ikut memungutnya.

Mereka yang berada di bangku penonton memiliki senjata/ barang digenggaman nya masing-masing, terkecuali Ifan, dirinya tak memegang senjata/barang apapun.

Mereka yang berada dalam Ring Arena berbincang mengenai hidupnya masing-masing.

Waktu terus berjalan, hingga tersisa 20 detik pada layar yang menunjukan waktu bertanding akan habis.

Waktu itu habis, tak terjadi apapun pada mereka berdua, Givana dan Jessy berpelukan, mereka sangat senang karena dapat berhasil lolos dari kematian.

Mereka yang berada di bangku penonton ikut senang karena pada akhirnya mereka dapat lolos dari maut.

"Sssss" Mereka dikejutkan dengan suara yang berasal dari Ring Arena, suara itu berasal dari bagian belakang leher Givana maupun Jessy yang menyemprotkan darah.

"Jisdin, coba balik badan, aku pengen lihat apa yang ada dibalik leher kita," pinta Ifan terhadap Jisdin.

Mereka baru sadar bahwa setiap orang dimasuki sebuah benda yang ditanam didalam bagian belakang leher. Mereka sudah dikendalikan oleh seseorang agar patuh mengikuti permainan ini.

Mereka berlima menjadi ganas, tak ada satupun yang peduli satu sama lain, hanya perlu menunggu perintah dari layar yang menjadi petunjuk untuk menyelamatkan diri.

Dead: Givana and Jessy
Remaining 5 participants

Sebuah asap tebal keluar dari bagian sudut atas ruangan, mereka berlima pingsan. Apa yang akan terjadi?.

&U (Pencari bakat pembunuh) Where stories live. Discover now