Bastard Obsession | 21

Mulai dari awal
                                    

"Paman ku bilang kau hanya perlu kerja empat jam sehari, kau mungkin akan pulang malam beberapa hari ini, apa tidak apa-apa?"

Alicia mengangguk mengerti, itu tidak masalah jika tidak melewati batas waktu yang di tentukan Kenzie kepada nya. Lagi pula ia bisa mengatakan kepada Kenzie bahwa ia harus mengerjakan tugas kelompok di rumah temannya.

"Tidak masalah,"

Tring!!

Bunyi lonceng pintu berbunyi membuat beberapa pasang mata menatap ke arah mereka sebelum kembali sibuk dengan urusan nya masing-masing. Suasana cafe tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang di sana.

Seorang pria dengan senyum manis menyambut mereka berdua, melambai kan tangan ke arah mereka dan langsung di sambut hangat oleh Katie.

Pria itu kira kira berumur tiga puluhan, sedikit kumis tipis membuat wajah tampan pria itu tampak mempesona, mata biru nya menatap sekilas ke arah Alicia dengan ramah sebelum beralih menatap Katie, memberikan pelukan hangat sambil mengusap puncak kepala Katie seolah dia masih gadis berumur lima tahun.

"Paman berhenti membuat rambut ku berantakan!" Gerutu Katie kesal saat rambut nya di acak acak layaknya anak kecil.

"Kau akan terlihat lebih cantik dengan rambut singa mu itu," ucap Marcus tidak di hiraukan oleh keponakan nya

"Jadi apa kau yang bernama Alicia?" Marcus kini menatap Alicia yang mengerjapkan matanya merasa tegang.

"Iya paman- maaf maksud saya tuan," Alicia menggigit bibir nya gugup.

Marcus tertawa kecil. "Tidak perlu seperti itu, panggil saja aku Marcus atau kalau kau mau kau juga bisa memanggil ku paman."

Alicia tersenyum kecil. "Baik paman,"

Marcus mengangguk puas, lalu menyuruh nya untuk duduk di sebuah bangku di ujung cafe yang tidak terlalu ramai, pria itu memberikan nya sebuah berkas yang berisi kontrak kerja selama satu bulan.

"Silahkan di baca dulu, jika keberatan kau boleh mengatakan nya pada ku."

Alicia mengangguk mengerti, membaca setiap perjanjian dan kesepakatan kerja yang tertulis lalu segera menandatangani nya tanpa ragu.

"Baiklah, besok kau bisa mulai bekerja di sini setelan jam kuliah mu selesai."

Alicia bangkit dari tempat nya lalu menjabat tangan Marcus. "Terimakasih paman."

Marcus mengangguk lalu memanggil beberapa pekerja lainnya untuk datang, tidak banyak yang hadir pada hari itu, hanya ada tiga orang pekerja. Alicia tersenyum ramah pada Robert, Jessica dan Tiffany yang juga menyambut nya dengan ramah, seperti nya ia akan sangat betah kerja di tempat ini.

------

"Nona Alicia, anda baru pulang."

Alicia menegangkan tubuh nya saat tidak sengaja berpapasan dengan pria dengan aura gelap yang hampir mirip dengan Kenzie.

Samuel menatap datar ke arahnya yang tertangkap basah mengendap endap memasuki area mansion di luar jam malam dengan masih menggunakan baju yang ia gunakan tadi pagi.

"A-aku ada kelas tambahan," jawab Alicia terbata bata.

Samuel mengangkat sebelah alisnya, melirik jam yang sudah menunjukkan pukul delapan malam.

"Tidak ada kelas hingga jam segini nona,"

Alici menautkan jarinya gelisah. "Maaf... Aku pergi ke cafe bersama Katie untuk mengerjakan tugas." Jawab Alicia jujur, walaupun ia yakin maksud yang di tangkap Samuel berbeda, ia tentu saja tidak bisa mengatakan pada Samuel bahwa ia datang ke cafe untuk bekerja.

"Apa tuan tahu?" Tanya Samuel membuat mata Alicia membulat lalu kian meredup.

"Tidak.." bisik nya takut.

Samuel menghela nafas panjang. "Cepat masuk lah ke kamar anda nona, dan ganti baju lah. Tuan menyuruh Anda untuk datang ke ruangan nya."

Alicia mengangguk mengerti, lalu segera berlari menuju kamarnya.

Samuel melirik sekilas pada tubuh Alicia yang kini menghilang di ujung tangga.

Kaki nya melangkah dengan tegas menuju ruangan dengan pintu hitam yang menjulang tinggi.

Kenzie melirik sekilas saat mendengar suara pintu yang di buka, ia mengusap ujung senjata nya dan memasukkan nya kembali kedalam koper.

"Dimana Alicia?" Tanya Kenzie dingin.

"Dia sedang bersiap dan akan segera datang." Ucap Samuel.

"Aku tidak melihat nya sejak sore, apa dia baru pulang?" Tanya Kenzie tidak mendapatkan jawaban untuk beberapa saat.

Kenzie melirik ke arah Samuel yang berdiri di depan nya.

"Nona sudah pulang sejak sore tadi tuan, saya yang menjemput nya. Dia mungkin berada di perpustakaan karena itu anda tidak melihat nya."

Kenzie mengangkat sebelah alisnya tersenyum miring.

Tangannya mengambil sebuah belati dengan berlian merah di ujungnya, sangat cantik...

Dan mematikan.

Kenzie melempar belati itu dengan cepat hingga menancap tepat di samping kepala Samuel. Pria itu tidak terkejut sama sekali, bahkan wajahnya masih datar dengan tatapan dingin.

Kenzie tersenyum miring menatap Samuel. "Seperti nya gadis kecil itu sekarang memiliki budaknya sendiri."

Kenzie berjalan menuju Samuel, narik belati yang menancap di pintu ruangan nya, sambil menggores kan ujung belati nya pada tangan Samuel hingga membuat sebuah sayatan kecil yang sedikit dalam.

Kenzie menekan luka di tangan Samuel dengan kuat hingga dahi pria itu mengerut menahan sakit.

"Jangan pernah berani berbohong di wilayah kekuasaan ku, aku memiliki banyak mata dan telinga di setiap sudut di ruangan ini. Jika kau ingin tetap hidup pintar lah dalam memilih tuan mu."







To be continued
----------------------

Terimakasih banyak atas dukungan nya, dan maaf sekali untuk banyak kekurangan nya. Aku harap kalian masih bisa menikmati cerita ini.

Instagram: aurajuliana__

Salam, penulis12
Thank you.

Bastard ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang