14. Keadaan Draco

2.9K 357 31
                                    

Happy Reading.

Draco beserta Jendral Aston melawan sekelompok pemberontak di perbatasan antara kota ketujuh dan delapan, sudah dua minggu mereka meninggalkan kerajaan Bloomsytch. Pemberontak yang ingin menyerang ibu kota melalui jalur darat dari kota delapan, informasi yang mereka dapat dari salah satu prajurit, bahwa motif di balik penyerangan ini ingin membalas perbuatan Raja Darren dimasa lalu. Selalu alasan itu yang digunakan oleh para pemberontak jika sudah melakukan penyerangan.

"Anda baik-baik saja, Yang Mulia?"

Jendral Aston memegang tubuh Draco yang oleng akibat tendangan mendadak dari musuh, Draco memegang perut dan menatap Jendral Aston. "Tidak apa-apa, fokuslah!"

Mereka kembali menyerang satu sama lain, bunyi pedang yang terdengar nyaring, teriakan menggema akibat pedang dari musuh. Samuel bergerak dengan lincah menahan serangan musuh dari berbagai arah, prajurit yang mereka bawa dari kerajaan beberapa ada yang luka, anak panah beterbangan di atas kepala mereka.

Draco rasa di balik ini semua pasti ada rencana lain, ia menghela napas lelah, tubuhnya sedikit melemah. "Kapan ini berakhir?" bisiknya sangat pelan.

Awal penyerangan ini sudah terjadi sejak tiga minggu yang lalu, tetapi baru dua minggu ini Raja Darren memberi izin Draco untuk turun langsung ke wilayah ini. Para prajurit silih berganti datang dan membawa prajurit yang luka kembali ke istana, dan jika prajurit merasa lebih baik mereka akan datang kembali ke tempat penyerangan ini.

"Yang Mulia!" Samuel menahan sebuah pedang yang hampir memenggal kepala Draco. Samule menatap tajam musuh yang hampir saja melukai Draco.

Draco langsung berbalik arah lalu ia langsung menebas leher musuh itu, berakhir si musuh terjatuh dan tergeletak di tanah dengan bersimbah darah, Draco menendang tubuh itu dan kembali menyerang musuh yang lain.

Tiba-tiba terdengar bunyi dentuman dan tidak lama dari itu ada cahaya merah yang melayang di langit malam, musuh yang melihat itu semua langsung bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Pihak Draco mematung sejenak dan sedikit lengah karena atensi mereka beralih melihat cahaya itu, Samuel menatap tajam para pemberontak yang lari tanpa berniat untuk membawa mayat teman-temannya yang sudah tidak bernyawa.

"Apa itu?" Salah satu prajurit bertanya dengan temannya. Mereka baru menyadari kalau musuh yang masih bernyawa sudah tidak ada dan pergi memasuki hutan.

"Ini tidak beres! Prajurit yang terluka bawa ke kembali ke istana, dan sebagian dari kita tetap berjaga di perbatasan," titah Jendral Aston dengan tegas. "Pangeran Draco lebih baik Anda kembali, sepertinya tubuh Anda tidak stabil."

Tidak lama dari itu Draco terjatuh memegang perutnya, ia terbatuk keras dan mengeluarkan darah, Draco meringis keringat dingin keluar dari tubuhnya karena menahan sakit. Samuel menatap cemas dan melihat luka di perut Draco, ia terkejut dengan sayatan pedang yang cukup dalam, apalagi setelah ditendang dengan keras oleh pemberontak tadi.

"Bawa kereta ke sini! Cepatlah pergi ke istana! Yang Mulia terluka parah!" raung Jendral Aston yang menatap Draco yang sudah pingsan dengan khawatir. "Kau jaga Pangeran, Sam!" lanjutnya.

Samuel mengangguk dan menatap khawatir Draco. "Yang Mulia bertahanlah," sahutnya pelan melihat Draco yang sudah tidak sadarkan diri. Samuel memeriksa denyut nadi Draco dan merasakan kalau denyut nadi Draco melemah.

Selama diperjalanan menuju istana, wajah Draco terlihat pucat dan masih belum sadarkan diri, sesekali tubuhnya mengejang dan memuntahkan darah.

Pengawal yang menjaga gerbang kerajaan Bloomsytch bergegas membuka pintu gerbang, kereta kuda melaju cepat membuat debu beterbangan. Raja merasa jantungnya jatuh saat melihat tubuh Draco yang tidak sadarkan diri dengan wajah yang sangat pucat digendong beberapa prajurit, Ratu memegang erat lengan pelayannya saat melihat baju Draco bersimbah darah.

Princess Jemima Of Bloomsytch [END]Where stories live. Discover now