8. Calon Keluarga Baru (2)

2.1K 396 29
                                    

Kesibukan Dara belakangan ini membuatnya sedikit lupa dengan tekanan batin yang diberikan Opung untuk segera menikah. Menikah. Satu kata yang paling horor menurutnya juga sepupunya yang lain. Jujur saja, bagi Dara menikah itu tidak begitu penting. Dara sudah sangat mapan, dia juga sangat mandiri. Apa sih yang penting dengan pernikahan?

Tetapi orang tuanya jelas menginginkan anak-anaknya menikah. Jika bagi orang lain mungkin ada yang menganggap pernikahan itu pilihan, maka keluarga Nasution pernikahan adalah kewajiban.

"Gue masih gak habis pikir, buat apa sih kita nikah?" tanya Dara. Dia sedang melakukan panggilan video dengan Erina dan Safira.

"Biar bisa kawin lah. Ih kamu gak ada ketertarikan seksual ya mbak?" ujar Erina.

"HEH! Enak aja, aku normal ya!" omel Dara.

"Makanya itu, kissing aja nikmatnya gimana, apalagi lebih dari itu," ucap Erina.

"Er, demi Allah ya otak kamu isinya jorok semua," sela Safira.

"Normal kali, Fi. Lagian nih ya Mbak Dara tuh sebenarnya udah siap nikah, tapi calonnya aja yang belum ada," ucap Erina.

"Siap nikah dari mananya? Aku malah takut nikah, amit-amit kalau cerai," jawab Dara dengan nyolot.

"Kalau cerai ya berarti jodohnya cuma sampai situ aja. Eh tapi bukannya mbak Dara pacaran sama bang Danish kan? Pepet aja, suruh nikahin mbak," ucap Safira memberikan ide.

"Bohongan doang, lagian aku juga belum bilang sama Opung," ujar Dara tanpa beban.

"HAH? GILA LO MBAK!" Erina berseru kaget.

"Kalau ketahuan Opung, habis kau mbak. Opung kan gak suka dibohongin, aku aja gak berani bohong kalau udah sama Opung," ucap Safira.

"Sesetan-setannya aku, tapi kalau udah sama Opung aku gak berani bohong. Di atas seremnya semua setan, masih ada Opung yang lebih serem lagi," ucap Erina.

"Ya gimana, kepepet aku tuh. Buat persiapan aja sih ini biar aku gak dijodohin seperti kalian berdua," jawab Dara.

"Tapi pilihan Opung produk unggul semua tau, Mbak. Aku juga lihat si Erlangga kemarin, good looking, walaupun lebih good looking Arsa sih," ucap Erina yang tetap saja membanggakan tunangannya.

"Eits jangan salah, duit nya si Erlangga lebih good. Dia diem aja nih aroma duit tuh udah kecium," ucap Safira yang entah mengapa ikut membanggakan Erlangga.

"Matre kau, Fi!" seru Dara dan Erina bersamaan.

"Aku mah realistis aja," jawab Safira dengan santai.

"Terus kapan mau kenalin Bang  Danish ke Opung, mbak?" tanya Erina dengan wajah penasaran.

"Ya gak akan aku kenalin lah ke Opung, ngapain juga? Belum ada hilal kalau aku bakalan di jod--"

"Danish siapa?"

Dara menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk ruang kerjanya yang sudah terbuka lebar, wajahnya seketika berubah panik dan kaget. Sedangkan Erina yang sedang menyantap pempek yang tadi pagi dia bawa dari Palembang tak sengaja menjatuhkan sendok makannya saking kagetnya mendengar suara itu.

"Pacarnya mbak Dar-- Opung?" Safira ikut kaget hingga tubuhnya mendadak kaku.

Layar ponsel Safira mendadak berubah jadi gelap. Dara segera bangkit berdiri dan melupakan panggilan video nya yang masih berlangsung, sedangkan Erina menunduk untuk mengambil sendoknya yang jatuh ke lantai.

Saat hendak menegakkan posisi duduknya, kepala Erina malah terantuk meja.

"Anj*ng! B*ngs*t! Nih meja ngapain di sini sih? Ganggu ruang gerak gue aja," pekik Erina dengan kesal.

The Nasution'sTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon