Arinna Anastasya

34 1 0
                                    

                  Namaku adalah Arinna Anastasya. Aku belum genap 17 tahun. Aku adalah seorang remaja, tapi aku hidup tidak seperti remaja lainnya. Bahagia. Bersenang-senang. Menikmati serunya berkumpul bersama teman-teman sebaya. Melakukan hal-hal yang bahagia. Dan tentunya menikmati pendidikan. Merasakan kasih sayang orang tua. Dan bisa menggapai cita – cita.

                Aku hanyalah orang yang tak akan pernah merasakan itu semua. Dan itu hanyalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan. Apalagi yang namanya cinta. Cinta. Ya, mustahil untuk merasakan hal itu, kasih sayang dari orang tua saja aku tidak pernah merasakannya apalagi CINTA.

                Sedih. Hancur. Berantakan. Menyakitkan. Mungkin itulah kata – kata yang tepat untuk menggambarkan hidupku. Malah mungkin kehidupan yang ku jalani lebih parah dari kata –kata itu. Tapi, aku tidak bisa berbuat apa – apa. Aku hanya bias berdoa kepada Tuhan, agar aku bisa merasakan bahagianya hidup di dunia ini.

                 Aku hanyalah sebatang kara di dunia ini. Aku tidak mempunyai teman, keluarga, ataupun seseorang yang istimewa. Karena tak akan ada orang yang mau kenal denganku, apalagi berteman denganku. Aku tidak mempunyai orang tua. Aku hanya seorang diri. Aku sangat mengharapkan kehadiran orang tua dalam hidupku. Jika aku mempunyai orang tua, pasti hidupku akan sama seperti remaja lainnya. Tapi apa dayaku, mungkin memang inilah jalan hidupku yang harus ku lalui.

                 Setiap hari aku hanya pergi kesana – kemari mencari makan tanpa ada tujuan yang jelas. Karena aku hanya seorang diri, jadi aku harus berusaha sendiri untuk melanjutkan hidupku ini. Aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar ada orang yang mau membantuku atau mungkin mengangkatku menjadi bagian anggota dari keluarga mereka.
              
                   Aku tidak mempunyai ijazah apapun. Jadi, aku tidak bisa mencari kerja di manapun. Aku hanya bisa mengemis dan mencari makan dari sisa makanan orang lain. Ya, hanya itulah yang bisa ku lakukan demi mempertahankan hidupku. Karena memang tak ada orang yang mau menerima aku untuk bekerja di tempat mereka. Aku hanya bisa meratapi nasibku yang seperti ini.

                Tuhan. Apa aku bisa menjadi seperti remaja lainnya? Apa aku bisa merasakan kebahagianan saat bersama keluarga, seperti yang dirasakan mereka? Apa aku bisa menikmati pendidikan seperti mereka? Apa aku bisa memiliki teman seperti mereka? Apa aku pantas mendapatkan seperti yang mereka dapatkan? Bantu aku Tuhan. Kuatkan aku. Tegarkan aku. Agar aku dapat menjalani hidupku yang kelam ini. Walaupun aku hanya sendiri di dunia ini. Temani aku Tuhan. Aku hanya bisa berdoa kepadaMu dan berharap ada keajaiban yang terjadi pada hidupku.

                Aku menelusuri jalan dengan jalan kaki tanpa alas kaki. Aku hanya berjalan dengan tujuan agar aku bisa mendapatkan makanan karena aku sudah lapar. Sejak pagi sampai sekarang aku belum makan. Di sore hari yang cerah ini aku hanya terus berjalan. Semoga Tuhan membantuku agar aku bisa makan dan terus menjalani hidupku ini.

                Setelah jalan beberapa jam berjalan dan sangat jauh, aku berpikir untuk beristirahat dan duduk di bawah pohon yang rindang. Dari sini aku melihat dua orang cewek yang sedang memakan sesuatu. Mereka terlihat bahagia, aku yang melihatnya hanya bisa iri akan kebahagiaan merekan.

                Lalu kedua orang cewek tersebut duduk tidak jauh dari tempatku beristirahat. Jadi, aku bisa melihat yang mereka lakukan. Salah satu dari mereka memakai warna baju biru dan satunya lagi mengenakan baju berwarna hijau. Jarak kami sepertinya memang tidak jauh tapi juga tidak terlalu dekat, sehingga aku masih bisa mendengarkan perbincangan antara mereka berdua.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 10, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Arinna AnastasyaWhere stories live. Discover now