2. Teman SMP

25 13 50
                                    

jangan lupa senyum, sebelum membaca chap 2  ̄︶ ̄
tutor baca cerita ini gimana?
oke aku jelaskan secara singkat dan jelas!
›Klik tanda ☆ pada pojok kiri bawah, hingga bintang kosong itu terisi penuh dengan senyuman kalian.
›Lalu geser ke atas, untuk mendapatkan cerita yang ada di chap ini.
›Jika terdapat kesalahan dalam penulisan baik typo dan sebagainya maka kalian tandai dengan memberikan komentar.
›HARUS BACA SAMPAI SELESAI OKE? kalau udah silakan tunggu update berikutnya.
›Sekian, terima kasih 💘

bacalah dengan santai, ini hanya cerita bukan perlombaan masak apalagi lari marathon 🙏

“Holaa!” tegur Tyas pada Cahaya yang sudah berada di bangkunya.

“Hai, Tyas,” balas Cahaya.

“Lo berangkat pagi banget ya?”

“Bukan aku yang kepagian, tapi kamu yang kesiangan. Liat tuh udah jam 06.50,” ujar Cahaya seraya menunjuk pada jam dinding yang ada di atas papan tulis.

“Eh iya, tapi gue gak merasa kesiangan sama sekali. Gue belum terlambat soalnya,” ucap Tyas masih berpikir bahwa dia datang tepat waktu.

“Iya deh iya.”

“Oh iya, nanti pulangnya bareng lagi?”

“Emang boleh?”

Tyas mendengus sebal. “Ya, boleh dong. Malahan gue seneng bisa pulang sama-sama.”

“Iya, nanti kita barengan lagi. Kamu mampir ya, kita main di rumah aku nanti,” ucap Cahaya.

“Oke, siap!” balas Tyas cepat.

-_-

Cahaya saat ini sedang berjalan menuju perpustakaan, karena tadi salah satu guru memintanya untuk memanggil penjaga perpustakaan.

Cahaya melihat ke seluruh sudut perpustakaan. Namun, tidak terlihat penjaga perpustakaan yang kemarin ia temui. Daripada lama-lama memutari perpustaakan yang membuatnya kebingungan sendiri, alhasil dia menanya kepada salah satu siswa yang ada di sampingnya.

“Penjaga perpus, lagi ke mana ya?” tanya Cahaya pada siswa laki-laki yang ada di sampingnya.

Setelah Cahaya perhatikan dengan jelas ternyata cowok ini adalah siswa laki-laki yang kemarin berkelahi di lapangan saat hari pertama dia bersekolah.

“Gak tau,” jawab Devan dengan nada ketus.

Cahaya terdiam sebentar setelah mendapat respon yang terdengar cuek dari cowok tersebut.

“Hm ... kamu gak ada lihat dari tadi?” tanya Cahaya lagi.

“Gak.” Lalu Devan beranjak menyimpan kembali buku yang ia baca ke dalam rak, meninggalkan Cahaya tanpa sepatah kata.

Cahaya hanya bisa terdiam sambil berpikir, yang dia ajak berbicara itu Devan atau Ghail?

Bruk!

Terdengar suara tumpukan buku jatuh di belakang Cahaya. Cahaya ‘pun berbalik untuk melihat apa yang terjadi, terlihat ada tumpukan buku yang jatuh, lalu ia membantu menyusunkan buku-buku itu dan diberikan kepada siswa yang membawa buku tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 10, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CAHAYAWhere stories live. Discover now