00.03

26 3 0
                                    

Bae Jinyoung termenung di bangku taman bingung, permainan yang dibuat sudah membuatnya bosan. Kini langit sudah menunjukkan keramahannya pada semesta, hanya ada gerimis ringan mix warna jingga khas sore di Kota Seoul.

"Huft...membosankan," gerutunya

"Pergi layaknya orang gila dan pulang layaknya orang tersesat." Bae Jinyoung berdiri hendak pergi dari tempatnya duduk, namun...

SRET BUG!

Bumi membalas permainannya membayar kontan dengan membuatnya terpeleset karena kubangan tanah becek ulahnya.

"Ceroboh."

Bae Jinyoung menoleh mencari sumber suara yang mengatainya, tidak ada siapa-siapa.

"Ck, dasar manusia. Manusia bumi dengan kebiasaannya yang puas melihat manusia lain jatuh dan bahkan tak segan menjatuhkan." Bae Jinyoung melangkah pergi.

[Bae Jinyoung POV]

"Tunggu,"

Aku menoleh kembali mencari - cari. Terlihat pria bermantel beige yang berdiri tak jauh dari tempatku.

"Lain kali jangan ceroboh!" Pria itu mendekat kearahku menepuk bahuku.

Aku melengos tidak minat menanggapi manusia bumi dihadapanku, cih. Tidak ada gunanya.

"Tunggu!" panggilnya lagi yang membuatku terhenti.

"Jangan ceroboh lagi!"

Aku kembali melengos pergi, enggan menanggapi manusia bumi sepertinya.

"Tunggu!" teriaknya lagi.

Jika kau tanya apa hal yang ingin kulakukan, tentu saja aku ingin menyambar pria dibelakang ku dengan petir hingga menjadi butiran abu halus.

"Berhenti!" panggilnya lagi dan lagi yang membuatku terhenti emosi.

"Jangan ceroboh!" ucapnya sama lagi.

"Sial, apa urusan dia denganku," batinku kehabisan kesabaran

"Tentu saja aku memiliki urusan dengamu."

Aku sedikit terkejut mendengarnya, bagaimana ia tau?

"Hah? Bagaimana ia tau? Apa tadi aku bersuara?" batinku bertanya-tanya.





















"Apa ia hanya menebak-nebak?" batin Bae Jinyoung bertanya-tanya

"Tidak, kau tidak bersuara tadi," celetuk pria lawan bicaranya.

Katakanlah pria tersebut hebat, bagaimana ia bisa menebaknya? Ah, mungkin ia adalah ahli psikolog yang dapat mengartikan ekspresi?

Ta-tapi separti Bae Jinyoung?
Ia adalah pemilik Poker Face, wajah datarnya bahkan mampu mengelabui mangsanya.

"Siapa kamu?" tanya Bae Jinyoung datar.

"Bukan seperti itu cara mengajak orang berkenalan."

"Apa maksudmu memanggilku?"

"Mengingatkanmu agar tidak ceroboh..."

Bae Jinyoung jengah meladeni pria didepannya yang terus mengatakan untuk tidak ceroboh, kakinya memilih melangkah pergi menjauh

"...Tidak ceroboh bermain seperti tadi, beruntung aku yang melihatmu," lanjut pria tersebut.

Bae Jinyoung sontak kembali menghampiri pria tak dikenal tersebut, sejenak ia memutar otaknya untuk berpikir.

"Kau...?"

"Tebak lah! Aku sudah menunjukkan elemenku padamu."

"Pemilik elemen..." jedanya mengingat.

"Kau? pemilik elemen remote telepathy?"

"Benar. Siapa namamu pemilik elemen, Gold light?" ucap pria tersebut

"Bae Jinyoung."

"Bae Jinyoung, aku Hwang Minhyun pemilik elemen remote telepathy. Mari berjuang bersama seperti saudara."

Hwang Minhyun tersenyum memperlihatkan mata rubahnya dan menampilkan kepribadian yang dewasa layaknya saudara tertua.

Dan hari ini, semesta menjadi saksi pertemuan star untuk pertama kalinya.

















Bersambung...

|1.| Beautiful Destiny? |Wanna One|Donde viven las historias. Descúbrelo ahora