bintang jatuh

1.9K 250 43
                                    

•••

malam ini jadwalnya api unggun, beruntung malam ini langit hitam cerah, bulan juga bersinar terang, waktu yang pas untuk menggadakan api unggun, semua panitia menyiapkan kayu bakar dan juga minyak beserta korek untuk menyalakan api.

seluruh peserta memang di minta untuk membawa dua lilin, nanti akan ada aktifitas yang di namakan seribu lilin, mereka akan di minta bernyanyi indonesia bersama, pihak dokumentasi juga sudah siap.

Diwangga-selaku pradana pramuka jelas sudah berpengalaman pasal kemah seperti ini.

para peserta memakai seragam pramuka, mereka berbaris rapi sesuai regu dan berkelompok perkelas, panitia di depan sedang mencoba untuk menyalakan api unggun.

mata mereka di suguhkan cahaya berkilau dari kobaran api yang membakar batang batang kayu tersebut, diatas langit bintang juga bertebaran seolah ingin menikmati bagaimana indahnya suasana malam ini.

suasana estetik di mata para pengaggum senja.

mereka bersorak kegirangan, andai boleh membawa ponsel sudah pasti mereka akan mengabadikan banyak sekali potret.

Djuna berbaris di depan, ia Djuna di suruh berbaris di depan padahal ketua sangganya adalah Kaisar sementara Kaisar malah berada di belakang dengan Sultan.

rasanya Djuna ingin menarik Kaisar ke depan agar lelaki itu tidak cuma bertanggung jawab dengan Sultan tapi juga dengan Sangga ini, hanya karna alibi Kaisar ingin menjaga Sultan, Djuna jadi harus menanggung malu karna dia tidak biasa berbaris di depan.

cowok itu mengomel dalam hati, menyumpah serapahi Kaisar dengan mengabsen seluruh nama hewan, terutama Anjing.

hal yang tidak boleh ketinggalan jika mengumpat.

"gue mau emosi boleh gak sih" gumamnya sebal, dengan wajah masam di tekuk apalagi Djuna bisa melihat sosok Hendra tengah membantu kawan kawannya menyusun acara, kan Djuna malu jika Hendra melihatnya.

Sultan dan Kaisar yang berbaris di belakang tertawa ppela, entah apa yang mereka obrolkan sejak tadi seolah api unggun di depan hanya korek api biasa.

"bintangnya banyak malem ini, kalau ada bintang jatuh bisa buat permohonan" ujar Kaisar.

raut wajah Sultan berubah serius atau lebih tepatnya polos dan penasaran.

"beneran? kita bisa buat permohonan?" tanya Sultan.

Kaisar mengangguk.

anak lelaki itu menatap langit langit, memperhatikan kilauan bintang memenuhi angkasa.

cantik dan indah.

"kenapa? mau buat permohonan?"

dengan semangat Sultan mengangguk "heum, tapi bintangnya gak ada yang jatuh tuh" ucap Sultan menunjuk keatas.

suara kekehan Kaisar bersambut.

"nanti kita cari bintang jatuh setelah acara ya"

"okee! gasabar mau liat!" Ujar Sultan sambil tersenyum merekah dan kembali menatap Api unggun berbinar.

hal kecil namun bisa membuat Sultan bahagia, sudut bibir Kaisar tak bisa untuk menyembunyikan senyumannya terlalu jelas jika dia memang tertarik dengan anak polos di depannya ini.

kepala lelaki itu mendongak menatap langit, matanya menangkap sesosok kecil yang jatuh dan melesat, bintang jatuh?

Kaisar tersenyum tipis.

entah ini benar atau tidak, percaya atau tidaknya tentang ini, bintang untuk malam ini saya mohon izinkan saya untuk membahagiakannya.

Kaisar memohon dalam hatinya setulus jiwa.

walau pada akhirnya nanti, bukan dirinya lah yang di takdirkan untuk saya, dan bukan saya yang akan menjadi alasan dia tetap tersenyum.

setelah itu pria tampan tersebut menghembuskan nafas pelan merasakan denyutan mencubit hatinya, antara rela dan tidak rela jika pujaan hatinya bukanlah takdirnya.

•••

setelah acara malam ini selesai, Kaisar menepati janjinya mengajak Sultan untuk melihat bintang jatuh ia tidak yakin jika bintang akan jatuh kembali.

cowok itu membawa Sultan ke gedung lantai 4, disana mereka bisa melihat langit bertebar bintang dengan jelas.

Sultan gembira melihatnya, dia menunjuk nunjuk banyak bintang layaknya seorang anak kecil polos yang baru pertama kali melihat hal seperti ini.

"wahh, banyak bagus bagus, andai bisa aku ambil satu bawa pulang"

"Jangan lo salah sangka, walaupun dia keliatan kecil di angkasa tapi aslinya dia besar banget"

"eum serius?"

"iya serius"

"Kaisar pinter banget ya, banyak tau kasih tau banyak banyak ke Sultan biar Sultan pinter juga" ujar anak itu.

"lo pinter juga kok, cuma kurang banyak pengetahuannya" jawab Kaisar, Sultan tersenyum jujur dia menyukai cara bicara Kaisar bagaimana cowok itu menjelaskan sesuatu padanya.

Sultan suka dijelaskan banyak hal oleh Kaisar, namun jika soal perasaan Sultan belum bisa.

pundak Sultan di tepuk dari belakang, cowok agustus itu terkejut melihat sosok tinggi Raja berada dibelakang mereka, Raja menatap keduanya.

"balik ke tenda, ngapain udah malem masih disini" ujar Raja, cowok itu berpatroli kebetulan dia melihat sosok Kaisar dan Sultan berada di balkon depan ruang kelas di gedung lantai 4.

"gue masih mau liat bintang" balas Sultan.

"bintang?"

"iya, bintang jatuh, gue belom buat permohonan" ujarnya.

mendengar hal itu, Raja malah tersenyum remeh "lo masih percaya begitu? kekanakan. dan gua gak peduli, sekarang kalian berdua turun dan kembali ke tenda, jangan buat kerjaan gua nambah"

Sultan menatap Raja kesal "kalo lo gak mau dibebankan pekerjaan gak usah ngurusin kita berdua" tukas Sultan, "lo cuma mau nge gangguin bukannya kerja!" lalu meraih tangan Kaisar dan mengajak cowok itu pergi dari sana meninggalkan Raja.

•••

Raja, Sultan dan Jajaranya [NoMark]Where stories live. Discover now