"Aku tidak merasa sedang tertekan atau semacamnya, Oppa." Hyerin menyatakan, suaranya terdengar sedikit serak dan lemah.

"Tapi tidakkah kau lelah berada di dalam posisi seperti itu selama dua minggu penuh? Kau bahkan tak berniat untuk memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menjaganya."

"Ahra Eonni sibuk dengan pekerjaannya, kau tahu itu."

Benar, Ahra memang selalu datang setiap ada kesempatan di sela-sela kesibukannya mengurus butik miliknya, tapi dia tidak akan lama berada di sana. Ahra datang dan melihat keadaan Kyuhyun hanya beberapa menit saja, kemudian dia pamit untuk kembali ke butiknya. Itu membuat Hyerin mau tidak mau menjadi satu-satunya yang menjaga pria itu, dia tidak mungkin bergantung pada Nyonya Cho maupun Heechul. Pertama, karena dia tidak tega melihat Nyonya Cho kelelahan. Kedua, karena Heechul juga memiliki pekerjaan yang harus dia urus.

"Lalu kenapa kau tidak meminta tolong padaku?" Heechul mencoba memojokkan Hyerin dengan pertanyaannya, membuat wanita itu menyerahkan tugasnya, setidaknya sekali saja kepada Heechul untuk menjaga Kyuhyun.

"Dan menelantarkan pasienmu begitu saja?" Dan Hyerin akan menjadi seorang wanita keras kepala, seperti biasanya.

Kesabaran Heechul tidaklah sebesar batu karang, tetapi semakin menipis dengan pasti di setiap jawaban yang Hyerin lontarkan. "Kau benar-benar keras kepala."

"Itu benar."

Heechul memilih untuk menghampiri Hyerin yang sejak tadi memunggunginya, dia penasaran dengan ekspresi wanita itu. Dengan perlahan, dia berjalan mendekat ke arah Hyerin kemudian berlutut di depannya. Dia melihat mata merah dari wanita itu, wajahnya kelihatan kusam dan pucat. Apakah wanita ini sudah gila? Heechul berteriak frustasi di dalam hatinya.

"Demi Tuhan, Hyerin, kau kelihatan begitu merana." Dia mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi wanita itu, membelainya selembut mungkin, tidak tega untuk menyakiti lebih dari yang dia lihat saat ini. "Kau butuh istirahat, kau tidak perlu memaksakan diri."

Hyerin menggelengkan kepalanya dengan lemah, "Dia akan membutuhkanku ketika dia bangun." Oh, betapa dia berharap itu benar-benar terjadi daripada menyuruhnya pergi dari hadapan pria itu.

Heechul hampir putus asa untuk membuat Hyerin menuruti perkataannya, dia benar-benar keras kepala dan dia tidak dapat merubah itu. Bangkit, pria itu memilih keluar dari ruangan. Dia butuh udara segar karena kepedulian Hyerin terhadap Kyuhyun hanya membuat dia tidak bisa bernapas. Dia tidak ingin merasakan itu dan tidak seharusnya seperti itu, tapi mampukah dia menyangkal perasaannya sendiri terhadap Hyerin? Mungkinkah dia dengan tega menghianati sahabatnya sendiri? Sesampainya di luar, Heechul mendesah dalam-dalam dan segera membuang jauh-jauh pikiran itu dari kepalanya.

Baru saja Hyerin keluar ruangan, Donghae sudah menampakkan batang hidungnya di hadapan wanita itu. Disusul dengan Eunhyuk dan Ryeowook yang tidak kalah konyol dan menggelikan. Mereka bertiga memperlihatkan senyuman kekanak-kanakannya kepada Hyerin. Mau tidak mau, dia tertawa terbahak-bahak. Itu diluar kehendaknya dan tanpa sedikitpun dia sadari sampai pengunjung rumah sakit melirik ke arah ke-empat orang itu sambil mengernyit heran. Hyerin segera menutup mulutnya untuk menyembunyikan tawanya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, mereka sudah membuat Hyerin tertawa keras. Mereka hanya membawanya ke taman, duduk santai di sana, kemudian menceritakan lelucon bodoh. Dan sekali lagi membuat wanita itu tertawa.

Heechul cukup terkesan dan senang dengan kemampuan para pengusaha muda itu untuk membuat mood Hyerin membaik. Dari kejauhan, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lebar melihat keakraban itu.

Namun, belum lama Heechul terlarut dalam tawa bahagia Hyerin, seseorang menarik-narik kemejanya dengan sangat tak sabaran. Dia menoleh dan terkejut melihat Ahra memintanya untuk kembali ke ruang inap.

A Wedding Ring (Kyuhyun Fanfiction)Where stories live. Discover now