33. Delapan Minggu

Start from the beginning
                                    

Dengan terpaka, Sasuke mengangguk.

"Terus kalau nanti udah kebongkar, aku harus putus sekolah kan?" Tanya Naruto pahit.

"Maaf udah ngerusak kamu, Naruto." Sasuke memeluk erat Naruto. "Setelah kamu melahirkan nanti, aku janji akan bantu kamu nerusin pendidikan dan lanjutin apapun cita-cita kamu."

• • •

Pukul setengah enam sore, mobil Sasuke baru tiba di depan gerbang rumah Naruto.

Dari dalam mobil, Naruto bisa melihat Ayah-nya yang sedang duduk di kursi.

"Papa pasti nunggu aku pulang.." Ucap Naruto dengan lirih. Dan Sasuke yang mendengarnya pun paham, pasti rasa bersalah sedang menghantui Naruto.

"Ayo aku anter!" Ucap Sasuke, lalu beranjak keluar dari mobil, dan membuka pintu mobil bagian Naruto.

Sasuke berjalan masuk ke pekarangan rumah Naruto, sambil menggenggam tangan Naruto, yang dibalas genggaman erat oleh Naruto.

"Maaf saya terlalu sore anterin Naruto pulang, Om." Ucap Sasuke setibanya di hadapan Minato.

Sasuke kira, Minato akan marah atau merespon dengan ketus karena membawa anaknya sampai larut sore tanpa izin.

Akan tetapi, Minato justru beranjak bangun dan tersenyum.

"Iya, gapapa. Om maklumin. Tapi lain kali izin atau kabarin dulu kalau mau pergi habis pulang sekolah."

"Bukannya apa-apa, Sasuke. Om cuma khawatir Naruto ada sesuatu di jalan."

Sasuke mengangguk dan tersenyum tipis mendengar ucapan Minato.

Bagaimanapun dan senakal apapun, Naruto tetap lah anak semata wayang Minato.

Yang jelas sangat disayang dan dikhawatirkan Minato.

Lalu bagaimana jika Minato tahu anak semata wayangnya telah dirusak Sasuke?

Masih bisakah Minato tersenyum pada Sasuke seperti saat ini?

Naruto melepas genggaman tangannya dari Sasuke. "Makasih udah nganterin. Kamu pulang juga gih udah sore!"

"Hn." Sasuke mengangguk, kemudian melirik Minato. "Saya pamit pulang, Om."

"Ya, salam buat keluarga Uchiha."

"Nanti saya sampaikan. Tapi sekali lagi, saya mohon maaf ya Om?"

Minato terkekeh melihat Sasuke yang terus-terusan meminta maaf. "Iya, Sasuke. Kamu tenang aja, saya gak akan marah atau suruh kamu jauhin Naruto cuma gara-gara kamu kesorean anter Naruto pulang."

Sasuke kembali tersenyum tipis, kemudian berlalu pergi.

"Andai Om tahu, saya bukan cuma sekedar kesorean anter Naruto pulang." Sesal Sasuke dalam hati.

• • •

Kini, Naruto sedang duduk di sofa ruang tv. Berkumpul bersama kedua orangtuanya dan Nagato setelah selesai makan malam.

Jemari Naruto bergerak memijat pelipis, kepalanya terasa pusing. Dan sejujurnya, perutnya juga mual.

Naruto heran, bisasanya dia hanya akan mual di pagi hari.

"Woy!" Nagato mencolek-colek kaki Naruto.

"Apasih idiot?!" Galak Naruto sambil melotot dan menendang kaki Nagato.

"Dih, galak banget!"

"Suka-suka." Jawab Naruto dengan cuek.

"Yaudah deh gak jadi. Tadinya mau suruh beliin rokok camel di indomaret."

"Ogah! Bukan babu!"

"Laga lo! Biasa juga disuruh beli rokok mau asal dikasih pringles."

"Bisa diem gak?!"

"Gak."

Ting!

Suara notifikasi whatsapp menghentikan Naruto yang sudah ingin kembali mencela Pamannya.

Naruto meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.

"Siapa tuh? Sasuke ya?" Iseng Kushina.

"Siapa tau Pak Ibiki. Mau manggil Naruto ke ruang kesiswaan." Celetuk Nagato yang langsung mendapat pelototan gratis Naruto.

"Tadinya Papa kira kamu sama Sasuke udah putus loh. Soalnya Sasuke lama gak ke sini."

Kushina langsung menatap Minato, "Emang tadi Sasuke ke sini?"

"Kesini. Nganter Naruto pulang."

"Kok aku gak tau?"

"Kamu lagi masak."

"Kenapa Sasuke gak disuruh masuk dulu?"

"Udah kesorean. Barangkali dia mau mandi atau dicari orangtuanya."

Bosan mendengar obrolan Kakak kandung dan Kakak ipar-nya, Nagato iseng memperhatikan Naruto yang sedang sibuk bermain ponsel.

"Naruto semenjak pacaran sama Sasuke jadi gendut ya? Pasti minta jajan apa aja dibeliin."

Kushina ikut memperhatikan Naruto, kemudian dahi-nya mengernyit. "Kok kalau diliat-liat perut kamu-"

"Gendut! Iya gendut!" Potong Naruto, lalu buru-buru bangkit dan berjalan keluar dari ruang tv.

[19.23] Sasuke : Aku mau otw ke rumah kamu. Mau dibeliin apa?

Naruto mengetik balasan untuk Sasuke sambil menaiki tangga menuju kamar.

[19.23] Naruto : Jus tomat sama onigiri

[19.23] Sasuke : Aku beliin susu hamil juga ya?

[19.24] Naruto : Nanti kalau bikin gimana? Ketauan.

[19.24] Sasuke : Kalau mau bikin, kamu bawa air di gelas. Terus nyeduhnya di kamar.

[19.25] Naruto : Yaudah

[19.25] Sasuke : Vitamin sama obat dari dokter tadi diminum

[19.25] Naruto : Ya

Naruto meletakan ponselnya di bantal, lalu merebahkan diri di kasur tanpa melihat balasan chat lagi dari Sasuke.

[19.27] Sasuke : Ayah otw dulu ya sayang

Chatting [SASUNARU] ✔Where stories live. Discover now