33. Delapan Minggu

1.8K 282 112
                                    

Naruto duduk merosot di ubin koridor klinik.

Tangan kanannya menjambak rambut frustasi, sementara tangan kirinya meremat kuat kertas hasil pemeriksaan.

Uzumaki Naruto, 16 Tahun, Positif Hamil Delapan Minggu.

Naruto berharap hasil pemeriksaannya tertukar. Tapi bahkan dirinya dan Sasuke sudah periksa tiga kali, di tiga kilinik berbeda, juga tiga orang Dokter kandungan yang berdeda.

Naruto berharap hari ini tanggal 1 April, agar dirinya bisa mengira korban april mop. Tapi sayangnya bukan.

Andai Dokter yang memeriksanya berteriak 'asHiapP..', Mungkin Naruto juga bisa mengira dirinya terkena konten prank.

Sayangnya semua cuma perandaian. Mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, Naruto harus bisa menerima fakta bahwa dirinya hamil duluan di usia yang masih terbilang sangat muda, karena pacaran suka main kuda-kudaan.

"Udah sore, ayo pulang!" Ajak Sasuke selaku Bapak dari jabang bayi.

"Tsk!" Naruto melirik tajam, lalu menepis kasar tangan Sasuke yang terulur padanya.

"Huft!" Sasuke menghela nafas berat, kemudian berjongkok di hadapan Naruto.

"Mau sampai kapan kamu duduk lesehan di koridor klinik? Dari tadi orang-orang yang lewat ngeliatin kamu."

"Biarin aja semua orang liat! Kamu kalau mau pulang, ya pulang aja sana!"

Netra onyx Sasuke menatap lurus sapphire Naruto. Sasuke tahu, Naruto kalut dan frustasi karena hamil.

Tapi mau bagaimana lagi? Semua sudah kejadian.

Seperti kata teman-temannya, kalau siap berhubungan badan harus siap menanggung resiko.

Naruto hamil bukan kecelakaan. Mereka sama-sama sadar saat melakukannya.

Hanya saja awalnya mereka tak tahu Naruto bisa hamil. Jadi tanpa memikirkan resiko, mereka berkali-kali hubungan badan tanpa pengaman.

Kalau saja waktu bisa diputar ulang, Sasuke mungkin pilih pakai kondom. Atau sekalian tak melakukannya. Biar saja saat dirinya horny melampiaskan pada sabun.

Sebab sejujurnya, Sasuke juga belum siap jadi Ayah. Sasuke masih duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah atas, yang usianya saja baru akan menginjak 18 Tahun di bulan Juli mendatang.

Kendati demikian, Sasuke tetap harus bertanggungjawab pada benihnya yang jadi.

Terlebih yang hamil adalah orang yang teramat Sasuke cintai.

"Naruto.. kita harus pulang, terus kasih tau orangtua kita."

Naruto menggeleng, "Takut.. mereka pasti marah. Aku juga gak sanggup liat ekspresi kecewa mereka."

Sasuke menggenggam tangan Naruto yang terasa dingin, "Jangan takut. Kita hadepin bareng-bareng. Ya?"

"Bisa gak jangan dikasih tau dulu? Aku mau nyiapin mental.."

"Gimana kalau Om Minato atau Tante Kushina tau duluan kamu hamil?"

"Aku bakal berusaha nutup-nutupin sampe aku siap cerita."

Sasuke mengusap wajahnya gusar.

Apakah Naruto bisa menutupi kehamilan dari orangtuanya?

Sasuke merasa jujur secepatnya lebih baik ketimbang diundur lalu jadi makin runyam.

Naruto juga suka muntah-muntah di kamar mandi sekolah saat pagi, tidak kah akan tambah gawat kalau diketahui pihak sekolah atau teman-temannya dulu?

"Sasuke, please. Biarin ini jadi rahasia kita berdua dulu sampe nanti aku siap buat jujur." Pinta Naruto pada pemuda di hadapannya.

Chatting [SASUNARU] ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant