Meet

560 94 12
                                    

Seorang pria besar menuruni tangga dengan koper besar di tangannya. Pria besar itu menggeret koper dengan kasar. Perbuatannya membuat 3 orang keluar dari ruang tamu.

"Apa yang kau lakukan, Kai?" Tanya seorang pria baya

Pria itu tidak menjawab dan masih sibuk menarik kasar koper besar itu
"Taehyun, pesan tiket kembali saat ini juga, jika kau dan Chaeryeong masih ingin disini silahkan, tapi aku akan kembali"

Taehyun menatap bingung temannya itu, pria berambut merah itu melihat sekilah kearah tuan besar Huening dan mendaptkan anggukan darinya.

"Aku dan Chaer akan ikut denganmu" Chaeryeong dan Taehyun segera berlari menaiki tangga

"Terserah" pria besar itu berjalan menuju pintu utama dengan jarak yang lumayan dari ujung tangga itu, mengingat tempat tinggal kakeknya itu adalah kastil tua peninggalan generasi keluarga Huening terdahulu.

Pri baya itu menahan tangan cucunya
"Tunggulah mereka"

Kai menoleh dan menampilkan wajah kesalnya
"Kenapa tidak melarangku?"

Pria baya itu mengangkat sebelah alisnya
"Untuk apa? Aku larang pun kau tetap akan pergi karena menuruti Adette"

Kai mendecih tidak suka
"Cih, kau terlalu tua untuk memata-mataiku. Berhentilah melakukan itu, nikmati masa tuamu"

Pria baya itu mendengus dan mengangkat sebelah sudut bibirnya
"Justru dengan cara itulah aku menikmatinya"

"Kakek... kenapa? Kau tau jika Adette akan menolakku, apa yang kau lakukan? Apakah itu bagaian dari rencanamu?" Kai mendengus tidak suka dengan kakeknya itu

Pria baya itu mengeryit aneh dengan cucunya itu
"Hah? Untuk apa aku melakukan itu? Tidak ada gunanya untukku. Dia yang datang menemuiku"

"Dia? Menemuimu? Kenapa?" Kai terheran dengan perkataan kakeknya

Pria baya itu memutar bola matanya malas dan kembali ke ruang tamu, meninggalkan cucunya berdiri disana.

"Kakek... katakan padaku apa yang dia katakan?! Ayolah... kakek..." Kai mengikuti langkah kakeknya itu sambil merengek dan meninggalkan koper besarnya

Pria baya itu duduk disalah satu sofa dan diikuti Kai yang duduk di karpet dekat kakeknya. Mode merajuk Kai sedang aktif.

Kai mengguncang kaki sang kakek dan meminta penjelasannya dengan merengek seperti anak kecil.

"Ayolah... katakan... kakek... aku janji akan menurut setelah ini..." Kai mencebik saat kakeknya hanya diam dan meminum teh nya.

Kai sudah lelah merengek, pria besar itu melepaskan kaki sang kakek dan duduk diam masih di atas karpet.

Tuan besar Huening melirik sekilas cucunya itu dan tersenyum kecil. Tidak berubah ternyata

"Aku akan membawa Kai pulang. Aku bukan miliknya, dia juga bukan milikku. Aku memang melihat wujudnya disini, tapi tidak dengan jiwanya, wajahnya memang tersenyum tapi matanya redup. Hanya itu" pria baya itu kembali meminum tehnya dengan tenang

Kai terkejut mendengar penjelasan sang kakek, pria besar itu menegang di tempatnya, dia tidak berani menghadap ke arah kakeknya. Bukan karena takut, tapi dia merasa tidak sanggup saja.

"Dia mengatakan itu?" Kai bertanya tanpa membalik badannya dan masih membelakangi sang kakek

"Kembalilah pulang. Bukan karena Adette tapi karena dirimu sendiri, hatimu ingin disini bersama Adette, satu sisi dirimu ingin bersama Adette tapi sisi yang lain ingin segera kembali. 'Hati akan menuntunmu menemukan cintamu' ungkapan itu hanya omong kosong. Hati dan jiwamu menginginkan hal berbeda. Mungkin hatimu bisa tahan jika jauh dari Adette, tapi jiwamu? Jiwamu akan mati jika jauh dari Yuna"

Love In The Casino || HUENINGKAI X YUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang