Kai melihat mata Yuna yang menatapnya takut, seketika Kai bangkit dari duduknya.
Dia tidak tau harus melakukan apa, ada rasa takut dalam dirinya saat melihat kucing kecilnya yang menahan suara tangisannya
Kai mematung di posisinya, ingin rasanya langsung merengkuh tubuh itu, tapi diurungkannya karena tatapan Yuna yang takut melihatnya
"Hey, maaf mengganggu tidurmu. Kau bisa menangis, tolong jangan sakiti dirimu seperti itu. Aku akan pergi, sungguh" Kai segera berajalan mundur kearah pintu kamar
Dilihatnya wanita itu mencoba meraih sesuatu untuk dijadikan senjata
Kai terhenti tepat di depan pintu kamarnya, otaknya menyuruhnya untuk lari, mengingat perban masih terlilit di kepalanya. Tapi hati dan tubuhnya menyuruhnya untuk diam disitu dan meyakinkan kucing kecilnya itu
"Pergi! Menjauh dariku! Jangan mendekat!" Wanita itu sedikit berteriak dengan suara bergetarnya
Kai tertegun mendengarnya, hatinya terasa remuk. Kucing kecilnya benar-benar terasa asing, akan lebih baik dia melihat wanita itu memarahinya daripada seperti ini
Yuna meraih gelas kecil di atas nakas yang berhasil membuat Kai sedikit bergetar di tempatnya
Seketika Kai merasakan kepalanya berdenyut nyeri mengingat bagaimana pecahan kaca itu menyentuh kulitnya
"Kau ingin melemparku lagi? Silahkan. Lakukanlah, jika itu bisa menghilangkan rasa takut dan sesak dalam dirimu" Kai mencoba menenangkan dirinya
Alarm peringatan ditubuhnya seolah menggoncang Kai dan menyuruhnya untuk segera berhambur ke pintu keluar
Tapi hatinya merasa yakin jika wanita itu tidak akan melemparnya lagi
Yuna terdiam mendengar penuturan pria besar itu, seketika sekelebat bayangannya melempar gelas kearah pria besar itu kembali memenuhi otaknya
Yuna melepaskan pegangannya pada gelas itu dan langsung menutup kedua telinganya, wanita itu menangis dengan suara yang cukup keras
Kai segera menghampiri tubuh wanita itu dan memeluknya erat, dapat dirasakan jika wanita itu mencoba melepaskan pelukannya dengan sesekali memukuli dada bidang Kai
"Pergi! Lepaskan aku! Tolong" Yuna menangis di dalam pelukan Kai
Pria besar itu semakin merapatkan pelukannya dan menenggelamkan wajah wanita itu pada dada bidangnya
"Hey, aku tidak akan menyakitimu. Berhenti memukul dadaku, itu terasa sesak."
Yuna seketika terdiam mendengar suara tenang pria besar itu
Kai mengeryitkan keningnya saat Yuna berhenti menangis
Eh apa secepat itu? Tapi kenapa?Yuna mengangkat kepalanya guna bersitatap dengan pria besar itu
Kai sedikit melonggarkan pelukannya dan menatap mata sembab wanita itu
Yuna mengulurkan tangannya menyentuh perban yang melilit kepala Kai
Wanita itu kembali menangis, tapi kali ini dia memeluk leher pria besar itu. Yuna menangis di ceruk leher pria besar itu
Kai mengusap sayang surai panjang Yuna yang terasa kusut ditangannya
"Maaf... aku menyakitimu... kau terluka karena aku..." Ucap Yuna terputus merasakan sesak pada dadanya karena terisak dalam tangisannya
"Hey, tidak. Ini bukan salahmu, aku baik-baik saja"
Seketika Yuna melepaskan pelukannya dan mendorong paksa tubuh besar Kai agar menjauh darinya
"Pergi! Kau terluka karena aku. Pergi!" Yuna menunduk melihat kedua tangannya yang bergetar
VOUS LISEZ
Love In The Casino || HUENINGKAI X YUNA
FanfictionSemuanya berawal dari casino mewah di daerah Macau. Yuna tidak tahu bahwa dia akan bertemu dengan salah satu bandar casino terbesar di Asia Pewaris keluarga konglomerat Jerman, keturunan ke-6 langsung dari pangeran Wilhelm huening