𝐓𝐨𝐅 vii. Fire On Fire

Mulai dari awal
                                    

"Sebelum kau bekerja dengan kami, aku akan memberi tahumu tugas masing-masing timku," Alexander mengangkat satu kakinya di atas lutut, tangan kanannya ia biarkan di atas sandaran kursi Valencia. "Azester adalah salah satu komandanku, dia bertugas memimpin legiun di perairan. Jika aku mati di medan perang, maka komando pertama legiun air Negeri Kegelapan ada di tangannya. Ia mengurus pasukan yang bertugas berperang di atas kapal. Lalu Avery, dia adalah sekertaris kerajaan. Ia bekerja di istana. Tugasnya mencatat dan mengatur seluruh pemasukan dan pengeluaran negara. Ia bekerja di bawahku secara langsung. Selain itu, Avery juga kami butuhkan ketika mengatur siasat. Sebab, melalui kemampuan meramalnya kita akan tahu apa saja yang baik dan lebih baik tidak dilakukan."

Alexander meneguk anggurnya sebelum kembali melanjutkan, "Eric adalah komandanku yang lain. Jika tadi Azester bertugas dalam legiun perairan dan kapal-kapal, maka tugas Eric adalah mengatur legiun darat dan kavaleri. Sama sulitnya dengan Azester karena legiun darat tiga kali lipat lebih banyak daripada legiun air yang jumlahnya puluhan ribu. Jika aku tidak ada, maka legiun darat ada di bawah perintahnya. Lalu Jenn adalah menteri luar negeriku. Melalui dirinya, aku bernegosiasi dengan seluruh negeri di Álfheimr. Raven, nenek moyangmu yang fisiknya terlihat lebih muda dari kami itu bertugas untuk menjaga sihir di Negeri Kegelapan tetap pada tempatnya. Tanpa dia, mungkin Negeri Kegelapan sudah porak poranda karena sihir-sihir yang dikirim Artemis. Selama aku di Vallahan, teman-temanku membantuku mengurus Negeri Kegelapan."

Eric terkekeh sebelum menyuarakan kata-kata di tenggorokannya, "kau tahu, Vale, aku dan Azester bisa mengomando seluruh legiun di Negeri Kegelapan kecuali mengurus naga. Mereka merepotkan, hewan-hewan bercakar itu hanya jinak kepada Alexander."

Valencia menganga, "aku baru tahu bahwa naga bisa bekerja sama dengan peri."

"Itu karena Alex senang memberi mereka makan. Pengeluaran negara untuk naga-naga itu sangat besar," Avery menjawab dengan nada halus yang mematahkan hati.

"Pantas saja kau tidak bisa menjinakannya, kalian musuh bebuyutan," Jenn mengorek kuku-kuku jarinya selagi mengejek Eric.

Valencia terdiam sejenak lantas bertanya dengan hati-hati, "kembali ke Negeri Kegelapan dengan kekuatanmu yang ditahan Artemis, kau mengambil alih pemerintahan?"

Mereka berlima menahan napas. Mungkin, teman-teman Alexander tersiksa dengan apa yang Artemis lakukan pada pria itu. Ketika Alexander ditahan di Vallahan, mereka hanya bisa menerima tugas yang diberikan rajanya tanpa memiliki kekuatan untuk melawan Artemis. Bahkan Raven sekali pun, seorang murni memilih diam dan menuruti perintah raja mereka. Valencia yakin jika Alexander menginginkan mereka untuk menyerang Artemis, mereka akan melakukannya. Namun Alexander tidak akan membiarkan teman-temannya. Seperti kata Zoya, Alexander berkoban sangat banyak untuk negerinya.

"Raja tetap lah raja, Alexander berhak atas kedudukannya sekalipun kesaktiannya lenyap seluruhnya," Azester menjawab, tatapannya menumbuk meja yang memisahkan mereka.

"Tapi kami tak khawatir, Vale. Sekalipun Artemis menahan kekuatan Alexander, apa yang ada di tangannya itu hanyalah seperti sebuah sisik yang dicabut dari ikan besar. Dapat dikatakan Alexander tak kehilangan kekuatannya," Eric menjelaskan dengan nada yang bersahabat.

Valencia yang mendengarnya mengerutkan kening, "jadi semuanya tipuan?" Ia memandang satu per satu netra peri yang melihat ke arahnya.

"Benar, kami melakukan permainan berbahaya dengan Artemis," jawab Alexander. "Aku tahu sihir apa yang ada di gelas anggur ketika perjamuan dagang lima belas tahun lalu dalam sekali lihat. Tapi mereka semua meminumnya; Theodore, Vartan, dan Siagren sebelum aku sempat memperingatkan. Sadar bahwa aku tidak bisa berjalan sendiri sementara tiga raja Álfheimr tidak berdaya dalam genggaman Artemis, maka aku perlu bersama mereka untuk dapat menyusun siasat. Aku memberikan sedikit kekuatanku supaya ia merasa menggenggamnya, lalu mengirim pesan ke Jenn untuk teman-temanku dan tugas mereka selama aku di Vallahan. Kami menghimpun pasukan di seluruh Álfheimr. Namun, karena Artemis penuh curiga jadi kami perlu melakukannya dengan hati-hati dan memakan waktu selama lima belas tahun. Awalnya aku merasa takut karena jika aku pergi dari Vallahan, maka Artemis akan mengendus rencana kami. Beberapa kali aku menyuruh Raven untuk mematahkan pertahanan sihirnya, namun gagal. Mengetahui Artemis semakin memorak-porandakan Álfheimr, maka aku memilih pergi dari sana. Membiarkan Artemis mengendus rencana kami."

Throne of Flames (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang