"Aku akan masuk Universitas yang sama seperti Kyuhyun, apakah Eomma senang?" Tanya wanita itu dengan mata berbinar-binar.

"Benarkah?" Nyonya Cho segera menghentikan aktifitasnya dan berbalik menatap wanita itu dengan mata yang sama berbinarnya dan tak kalah antusias. "Kau diterima masuk di Kyunghee University?"

Dia mengangguk dalam kebahagiaan, "Itu benar, Eomma. Bagaimana? Apakah kau juga senang mendengarnya?"

Jelas wanita tua itu sangat senang mendengar kabar baik tersebut. Dia bahkan mendambakan wanita ini yang akan menjadi pendamping bagi anak lelakinya kelak di masa depan. Hanya wanita ini yang dapat dia andalkan, karena anak lelakinya susah sekali diatur dan hanya akan patuh pada wanita ini. Dia sudah mengenal wanita ini sejak wanita ini masih kecil, dia sangat yakin bahwa wanita ini adalah wanita yang tepat bagi anak lelakinya. Dia akan menjadi istri dan teman seumur hidup bagi anaknya. Walaupun pada kenyataannya, mereka berdua memang sudah berteman sejak mereka kecil.

Ekspresi wanita tua tersebut berubah ketika menyadari bahwa ada sesuatu yang harus dia katakan kepada wanita polos di depannya. Dia tersenyum lembut sambil membelai rambut wanita itu.

"Tapi kau tahu, Baram-ah. Kyuhyun sudah harus wisuda minggu depan, dia tidak akan berada di sana lagi." Wanita tua itu menjelaskan dengan wajah sedih.

"Apa?"

"Ada apa ini?" Seorang pria berpakaian formal, dengan jas dan celana hitam menghampiri kedua wanita yang sedang duduk di sofa tersebut.

"Kyuhyun-ah, kau sudah pulang?"

Nyonya Cho menyambut kedatangan anaknya seraya menghampiri pria itu dan memeluknya erat. Meninggalkan Baram sendirian mematung di tempatnya. Baram tidak percaya, Kyuhyun tidak pernah memberitahunya apapun tentang wisuda. Dan pria itu terus saja menyuruhnya untuk cepat lulus dan menyusulnya ke Kyunghee University. Sementara dia harus bersusah payah belajar dengan giat agar dapat lulus dengan nilai yang memuaskan tanpa tahu bahwa dia akan masuk sana sementara Kyuhyun sendiri sudah akan lulus.

Baram tahu perbedaan umur mereka, mereka berbeda 4 tahun. Namun, Kyuhyun sering berkata padanya bahwa dia tidak akan lulus secepat itu dan dia akan menunggunya di Kyunghee University agar mereka bisa berangkat ke kampus bersama, meluangkan lebih banyak waktu berdua di sana. Tapi kenyataannya... semua itu hanya trik yang pria itu gunakan agar dia menjadi semangat untuk belajar. Dia merasa seperti dibohongi, meskipun ini untuk kebaikannya sendiri.

"Kau..." Baram bangkit dari tempat duduk dan melangkah perlahan menghampiri Kyuhyun, sementara Nyonya Cho mundur beberapa langkah untuk memberikan mereka berdua beberapa privasi. "...kau bodoh, Cho Kyuhyun!" Dia berucap pelan sambil menggertakkan giginya dalam kekesalan.

"Huh?"

"Bagaimana kau bisa kau tidak memberitahuku bahwa kau akan wisuda minggu depan? Kau bahkan tidak mengatakan apapun padaku. Apakah kau pikir aku sebodoh itu?" Dia tidak sadar bahwa sejak tadi air matanya sudah menetes perlahan-lahan namun pasti membasahi pipinya, membuat Kyuhyun terperanjat melihat itu.

Kemudian... pria itu akan berteriak kencang ketika mengingat potongan-potongan kenangan yang tidak sengaja mampir di benaknya. Meskipun hanya sesaat, tapi dia sungguh menyesali semua perbuatan bodoh yang dia lakukan kepada wanita itu.

Di hari berikutnya... dia akan menemukan dirinya hanya melakukan hal yang sama di rumah yang penuh kegelapan itu. Berteriak, meraung-raung, mengurung diri, dan menyesali segalanya. Meskipun pada kenyataannya, dia tidak melakukan kesalahan apapun. Dia melakukan semua itu hanya untuk kebaikan wanita itu. Wanita yang sangat dia cintai. Dan kecelakaan itu yang telah merenggut wanita itu dari sisinya.

A Wedding Ring (Kyuhyun Fanfiction)Where stories live. Discover now