ga kerasa ya, udah dua tahun book ini ga update hihi 🙈
*
*
*
Rose menggelengkan kedua kepalanya dengan cepat saat melihat haruto yang akan membuka bajunya.
"No, Haru! ahh... hey! Stupid!"
Gagal. Haruto berhasil melepas baju rose bahkan dalamannya karena sekarang haruto telah meraup rakus kedua benda kenyal itu seperti bayi yang menyusu.
Rose meremas rambut haruto dengan kuat guna menyalurkan rasa aneh yang entah mengapa terasa begitu nikmat.
"Ahh..."
Memberhentikan kegiatannya, haruto mendongak menatap rose yang tadinya memejamkan kedua bola mata kini turut terbuka karena merasakan kegiatan yang terhenti, menatap haruto.
Haruto tersenyum manis, mengecup singkat bibir merah rose sebelum menurunkan kursi kemudinya dan membalik posisi dengan rose dibawahnya.
Menghimpit tubuh mungil itu kedalam kukungannya, haruto meringis kecil saat pergerakannya sedikit terganggu akibat kapasitas ruangan yang begitu sedikit, namun sekarang itu tidak menjadi masalah baginya.
Sedangkan rose, wanita yang sedari tadi memperhatikan kegiatan haruto adiknya itu menahan nafasnya dalam dalam terlebih lagi saat haruto dengan santainya membuka jaket juga kaos yang ia pakai sehingga haruto kini sudah dalam keadaan topless.
Haruto mendekat dan berbisik singkat
"You're so damn hot, babe"
Sadar kearah mana lirikan mata haruto terarah, rose dengan cepat menutupi area dadanya menggunakan kedua tangannya.
Haruto lantas tertawa, "haha kenapasi?"
"gausah ditutupin gitu, lebih cepet lebih baik" ucap haruto mencoba menyingkirkan tangan rose.
Rose menggeleng cepat, "engga ya to?! Lo udah jauh banget nyentuh gue, berhenti sampai sini"
Mendengar itu haruto menatapnya tak setuju, "justru itu, udah sejauh ini dan lo minta berhenti? Sesek banget gila"
Ucapnya dan beralih posisi duduk di samping kemudi yang tadi ditempati oleh rose.
Rose melirik haruto sebentar dan beralih kebawah pada kepemilikan haruto ya tampak membengkak dibalik gundukan jeans nya itu.
Melihat haruto yang memejamkan matanya seperti orang yang benar benar frustasi, rose jadi bingung.
"G-gue bantu pakai tangan mau?"
Haruto membuka kedua bola matanya, melirik rose yang menatapnya takut takut. Dalam hati haruto tersenyum, sepertinya rose takut padanya jika sedang marah.
"Terserah dah"
Sahutnya seadanya. Ia bahkan tidak merubah posisinya dan justru balik memejamkan matanya.
Rose yang melihat itu merutuk dalam hati. Sialan masa dia yang gerak?!
"ck, lo balik deh. gue ngampus aja"
haruto kembali berucap saat merasa tidak ada pergerakan sama sekali dari wanita disampingnya ini.
ia meraih tas nya dan segera keluar dari mobil tanpa mengalihkan pandanganya lagi. kalau dipikir-pikir, mereka berdua baru saja melakukan hal tidak senonoh didekat kampus haruto, yang posisi mobilnya itu tepat di dekat gerbang masuk. haruto jadi kepikiran, orang orang pada lihat ga ya kelakuan gue di mobil tadi?
persetan dengan itu semua, haruto kini harus buru buru menuju kamar mandi, guna mengeluarkan apa yang seharusnya dikeluarkan sejak tadi. kepalanya begitu pening, ini menyakitkan.
rose tak bergeming melihat haruto yang melangkah dengan cepat pergi meninggalkannya. haruskah ia merasa bersalah? walau sejujurnya didalam hati kecilnya ia merasa bahwa ia tak bersalah sama sekali. ia tak salah, yang salah disini adalah haruto. ini tak seharusnya terjadi antara mereka berdua, ini semua salah dan harus dihentikan.
setelah beberapa menit berdiam diri, rose kembali membenahi pakaiannya yang tadi dilepas oleh haruto. ia merasa kesal, kenapa juga tadi dirinya tidak memberontak dan melakukan perlawanan yang seimbang pada haruto? ah sudahlah, hanya dengan memikirkan itu saja rose jadi malu sendiri. wajahnya memerah, itu adalah hal tak senonoh yang barusaja mereka lakukan. ia sungguh tak habis fikir.
rose kemudian menyalakan mesin mobil haruto dan melajukannya dengan kecepatan rata-rata. bagaimanapun, rose harus tetap kembali kerumah, ia tak akan berdiam diri didepan kampus haruto seperti orang tak ada kerjaan begini.
***
jam kini sudah menunjukkan pukul 13.37 yang dimana menandakan bahwa kelas haruto telah berakhir 7 menit yang lalu. rose dilema, haruskah ia menjemputnya? atau ia biarkan saja? tapi kalau ia biarkan, lantas dengan siapa haruto pulang? sedangkan pergi tadi saja ia diantar olehnya.
kalau saja ada supir, rose pasti dengan senang hati akan menyuruh supir saja yang menjemput haruto. namun karena dirumah ini seluruhnya pandai menyetir jadi mereka tidak mempekerjakan supir.
"males banget, mana mama papa lagi pergi"
dan dengan berat hati, rose mengambil kunci mobil haruto diatas meja dan akan berangkat menjemput pemilik mobil tersebut. namun baru saja ia menuruni anak tangga, pintu rumah sudah terbuka duluan. itu haruto.
langkah rose terhenti, haruto hanya menatapnya sekilas dan berlalu menuju dapur. ia sangat haus, diluar begitu panas.
rose menghembuskan nafasnya pelan sebelum kembali melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga. ia akan menghampiri haruto.
setelah sampai didapur, langkah rose lagi lagi terhenti. netranya menatap kagum sosok lelaki didepannya ini. ya tuhan, bagaimana bisa seseorang dapat terlihat begitu tampan hanya karena sedang menegak minuman saja?!
"awas tar mata lo copot"
rose tersentak. ia melihat haruto yang telah selesai minum dan akan segera pergi.
"lo pulang naik apa?" tanyanya.
haruto berhenti menatap rose sebentar, "kepo" ucapnya dan kembali melangkah pergi menuju kamarnya.
"gausah ngikut, mending lo masak aja sana, gue laper, lagi pengen makan pasta"
sialan. masih tetep ngeselin ternyata.
tbc>>
hope u guys enjoyed it🫶
see u!!
